Duka Awal Tahun di Manado Sulawesi Utara
Merdeka.com - Sulawesi Utara berduka. Banjir dan longsor menerjang sejumlah wilayah di sana. Banjir setinggi 80 sampai 300 meter merendam Kota Manado. Hal ini memaksa warga di sejumlah kelurahan, seperti Tingkulu, Banjer, Mahawu, Sumompo, Bailang mengungsi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, banjir di Kota Manado terjadi pada Jumat (27/1), merendam kurang lebih 400 rumah di 34 desa kelurahan dan sembilan kecamatan.
Banjir berdampak pada 3.013 kepala keluarga (KK) atau 9.382 jiwa. Bahkan satu orang meninggal dunia.
-
Bagaimana warga Pesisir Selatan terdampak banjir dan longsor? 'Warga sudah kembali ke rumah mereka, namun terkendala air bersih. Untuk bantuan cukup banyak, hari ini juga akan kita distribusikan kepada warga,' tuturnya.
-
Siapa yang terdampak banjir dan longsor di Pesisir Selatan? Data sementara hingga Senin (11/3), 21.000 keluarga (KK) terdampak dengan kerusakan rumah, fasilitas umum, lahan pertanian dan peternakan, yang ditimbulkan bencana itu.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
Sementara tanah longsor telah berdampak pada 63 KK dan terbagi di beberapa titik di 22 desa kelurahan dan tujuh kecamatan. Petaka tersebut juga menelan empat korban jiwa, satu luka berat dan dua lainnya luka ringan. 53 rumah rusak termasuk satu tempat ibadah.
Di samping itu, banjir dan longsor juga memaksa 1.021 jiwa mengungsi. Adapun pengungsian di Kecamatan Tikala sebanyak 209 jiwa, Kecamatan Paal 2 ada 261 jiwa, Kecamatan Tuminting ada 50 jiwa, Kecamatan Singkil sebanyak 460 jiwa dan Kecamatan Wanang ada 41 jiwa.
Penyebab Banjir
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, banjir terjadi karena meluapnya debit air Sungai Tondano.
Menurut data BNPB, banjir menyebabkan permukiman warga tergenang setinggi 80 cm hingga tiga meter di bagian wilayah Kecamatan Paal Dua, Tuminting, Sario, Wenang, dan Singkil di Kota Manado.
"Titik-titik longsor teridentifikasi di Kecamatan Paal Dua, Singkil, Tikala, Bunaken, Wanea, dan Tuminting," kata Abdul.
BPBD dan instansi terkait lain melakukan upaya penanganan darurat di daerah yang terdampak banjir, termasuk mengevakuasi warga yang kebanjiran serta mendata dampak bencana dan kebutuhan warga terdampak.
"Sebanyak 33 unit rumah warga terdampak tanah longsor. Namun pihak BPBD belum memerinci tingkat dampak, kerusakan," katanya.
Menurut dia, warga yang terdampak banjir dan tanah longsor saat ini sangat memerlukan bantuan matras, selimut, pakaian, perlengkapan keluarga, dan makanan siap saji.
Berdasarkan analisis potensi gerakan tanah bulan Januari 2023 dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, bagian wilayah Kota Manado memiliki potensi gerakan tanah kategori menengah hingga tinggi.
Kecamatan Paal Dua, Singkul, Wanea dan Tumiting termasuk wilayah dengan potensi gerakan tanah kategori menengah, sedangkan Bunaken termasuk wilayah dengan potensi gerakan tanah menengah hingga tinggi.
Menurut inaRISK, ada tujuh kecamatan di wilayah Kota Manado yang teridentifikasi memiliki potensi tanah longsor kategori sedang hingga tinggi.
Selain itu, Kota Manado diprakirakan menghadapi hujan pada Jumat hingga Sabtu (28/1). Oleh karena itu, BNPB menyarankan pemerintah dan warga kota siap siaga menghadapi kemungkinan terjadi bencana hidrometeorologi basah.
Warga yang tinggal di dekat tebing atau bukit diimbau bersiap melakukan evakuasi mandiri apabila wilayahnya diguyur hujan lebat dalam waktu lama.
Lapas Ikut Terendam Banjir
Selain rumah warga dan tempat ibadah, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Manado juga terendam banjir.
"Dari hasil pantauan yang dilakukan, kami segera meminta petugas untuk mengedepankan keamanan dan keselamatan para warga binaan," kata Kakanwil Kemenkum HAM Sulawesi Utara Ronald Lumbuun. Dikutip dari Antara.
Saat melihat kondisi kamar hunian, ia berpesan kepada penghuni untuk menjaga ketertiban dan keamanan di dalam lapas, terutama mengantisipasi gangguan kesehatan pasca-banjir.
Proses Evakuasi Korban Banjir
Prajurit Kodam XIII/Merdeka yang tergabung dalam Tim Terpadu Bencana Alam tanggap dan segera turun ke lokasi bencana untuk mengevakuasi korban banjir di Kota Manado. Dalam mengevakuasi korban banjir, tim dilengkapi dengan perahu LCR.
Kodam XIII/Merdeka telah menyiagakan personel tanggap bencana sebagai langkah antisipatif menghadapi kondisi darurat. dalam rangka membantu upaya penanggulangan bencana alam.
"Fasilitas pendukung dalam rangka darurat bencana juga telah disiapkan antara lain peralatan dapur umum, posyandu, posko, penampungan sementara dan fasilitas pendukung lainnya yang tersebar di seluruh satuan Kodam XIII/Merdeka, terutama yang berlokasi di wilayah kota Manado dan sekitarnya," kata Pangdam XIII/Merdeka TNI Mayjen TNI Denny Tuejeh.
Sementara dalam evakuasi, prioritas penyelamatan utama adalah lansia dan bayi. Salah satunya adalah Oma Hamida Djama yang sudah berusia 73 tahun, Reyhan Modanggu, bayi berusia 27 hari serta Arshaka Abian Usman yang berusia 1 bulan.
Satuan Brimob Polda Sulut juga menurunkan personel untuk penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor.
Dansat Brimob Polda Sulut Kombes Pol Brury Soekotjo Adhyakso Putro mengatakan, ada sembilan tim yang disebar ke berbagai titik lokasi bencana.
"Kita menurunkan sebanyak sembilan tim, di mana masing-masing tim beranggotakan 10 hingga 20 orang beserta perlengkapan peralatan SAR untuk membantu mengevakuasi korban bencana," katanya.
Beberapa lokasi itu adalah Kelurahan Paniki Dua, Kelurahan Dendengan Luar, Jalan Ringroad, Kelurahan Kairagi, Kelurahan Paniki Satu, Kelurahan Kombos, Kecamatan Tuminting, Kelurahan Wawonasa, Kelurahan Paal 4.
"Tim SAR Detasemen Gegana melaksanakan evakuasi ibu dan bayi yang terjebak banjir di lorong Bosowa Kairagi, kondisi ibu dan bayi dalam keadaan sehat. Personel juga melaksanakan evakuasi masyarakat dan kendaraan yang terjebak banjir akibat luapan air sungai di Jembatan Kilu Jalan A. A. Maramis Paniki Dua dan di Dendengan Luar," katanya.
Ia menambahkan, tim juga melakukan evakuasi pohon tumbang di sejumlah lokasi di Kota Manado.
"Personel juga melakukan evakuasi sejumlah pohon tumbang yang terjadi di beberapa lokasi di Kota Manado, yaitu di Jalan Kairagi, di Paal 4 dan di Jalan Pandu-Adipura," katanya.
Basarnas Manado juga mengerahkan enam perahu karet untuk melakukan evakuasi korban banjir.
"Personel yang diturunkan sebanyak 40 orang dengan enam perahu karet, sehingga bisa membantu warga yang terdampak banjir untuk dilakukan evakuasi," kata Kepala Basarnas Manado Monce Brury.
Dia mengatakan, dalam melakukan penanganan banjir, tim SAR gabungan seperti Basarnas, RAPI, BPBD, TNI, Polri, serta unsur SAR di wilayah Manado bersama-sama melakukan evakuasi kepada warga yang terdampak.
Menurut dia, rata-rata yang dievakuasi warga lanjut usia, anak-anak, ibu-ibu, serta orang sakit yang tidak bisa evakuasi mandiri.
"Sampai malam ini, Basarnas telah melakukan evakuasi kurang lebih 129 orang yang terdampak banjir di berbagai titik," katanya.
Menurut dia, warga yang rumahnya diterjang banjir dan rusak dievakuasi di pos darurat yang didirikan TNI dan Polri.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga yang rumahnya terseret arus sungai sampai saat ini masih mengungsi di rumah ibadah di Desa Tayawa.
Baca SelengkapnyaSebanyak 8 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara dikepung banjir, sejak Selasa (5/9) pagi. Akibat bencana ini, seribu lebih warga memilih mengungsi.
Baca Selengkapnya13 kecamatan di Luwu terdampak banjir bandang dan tanah longsor.
Baca SelengkapnyaDilanda hujan dengan intensitas tinggi, bencana banjir dan tanah longsor melanda beberapa daerah di Kota Padang
Baca SelengkapnyaLebih dari 320 KK menjadi korban banjir setelah sebuah tanggul di kawasan Perumahan Taman Mangu, Tangerang Selatan tak kuat menahan debit air hujan.
Baca SelengkapnyaTerjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaPihak BPBD Sulawesi Tengah menyatakan banjir bandang telah menerjang dua desa yang menyebabkan satu korban jiwa dan dua lainnya hilang.
Baca SelengkapnyaBanjir tersebut terjadi akibat hujan deras yang masih mengguyur wilayah Kota Gorontalo sejak pukul 14.00 WITA.
Baca SelengkapnyaBanjir parah melanda Halmahera Tengah setelah hujan deras menyebabkan Sungai Kobe meluap, ppada Senin (12/7).
Baca SelengkapnyaBanjir terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Wulan sehingga mengakibatkan jalan nasional jalur Demak-Semarang lumpuh total.
Baca SelengkapnyaBanjir yang merendam sejumlah wilayah di kabupaten setempat akibat hujan deras.
Baca SelengkapnyaBanjir terparah menggenangi wilayah Kecamatan Dumbo Raya dan Kota Barat
Baca Selengkapnya