Duka mendalam orangtua anak jadi korban vaksin palsu
Merdeka.com - Kasus vaksin palsu merupakan salah satu kasus yang cukup heboh di dunia medis Indonesia, mengingat betapa pentingnya pemberian vaksin kepada anak-anak dan balita. Hal ini dikhawatirkan dapat berdampak langsung kepada para anak korban pemberian vaksin palsu tersebut, yang sebenarnya belum dapat dibilang imun dari penyakit-penyakit yang harusnya dicegah dengan vaksin tersebut.
Arthur (29) yang anaknya diduga sempat divaksinasi dengan vaksin palsu di RS Harapan Bunda Jakarta Timur, mengaku sangat kecewa dengan kenyataan ini. Dirinya tak menyangka, rumah sakit mahal yang sudah dipercayanya sejak persalinan anaknya itu memberikan vaksin palsu.
"Kecewa, kaget. Ini RS mahal, vaksin di sini termasuk di atas Rp 500 ribu, enggak pernah di bawah. Kurang lebih di angka Rp 800 ribu sampai Rp 1 jutaan," kata Arthur di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Jumat (15/7).
-
Siapa yang memberikan santunan? 'Hari ini saya sudah berikan santunan kepada ahli waris dan kami juga memberikan kepada korban yang suaminya meningal dunia untuk dimasukkan ke dalam daftar nama penerima bantuan sosial,' tuturnya saat meninjau langsung lokasi kejadian pada Kamis, (14/3) malam.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
Arthur mengaku tidak tahu apa efek samping vaksin palsu yang diduga telah diberikan kepada anaknya itu. Namun, sepengetahuannya, selama ini anak pertamanya itu sering terlihat lemas saat sedang bermain, sementara daya tahan tubuhnya pun cenderung lemah ketimbang anak-anak lainnya.
"Seperti tidak kuat daya tahan tubuhnya. Fisiknya seperti tidak kuat," kata pria yang tinggal di Kramatjati ini.
Bersama Arthur, ratusan warga lain yang anaknya diduga menjadi korban vaksin palsu di RS Harapan Bunda, juga ikut menggeruduk rumah sakit tersebut untuk meminta pertanggungjawaban. Warga yang tidak terima menjadi korban datang ke rumah sakit sekitar pukul 07.00 WIB, pada Jumat (15/7) pagi tadi.
Saat pertama kali datang, awalnya warga diminta untuk melapor di pos pengaduan sementara, yang berada di ruangan sebelah kiri gedung RS Harapan Bunda. Kemudian, mereka disuruh menunggu di ruang radiologi, dan dijanjikan akan ditemui oleh petinggi rumah sakit.
Hingga pukul 10.00 WIB tidak ada kejelasan, warga pun akhirnya merasa kesal dan beramai-ramai menyambangi gedung bagian belakang rumah sakit tersebut, yakni di dekat rumah duka. Sebab, sepengetahuan mereka bahwa petinggi rumah sakit itu memang berkumpul di lantai 4 gedung tersebut.
Nyatanya, gedung itu terkunci dan mereka diadang oleh aparat kepolisian dan sekuriti. Warga pun terus mendesak agar bisa masuk dengan aksi dorong-dorongan dengan aparat yang berjaga. Akhirnya, perwakilan warga diperbolehkan naik ke lantai 4 dan berdiskusi dengan petinggi rumah sakit, hingga pada pukul 13.30 WIB mereka pun menemui warga dan membacakan surat pernyataan atas masalah vaksin palsu ini.
Namun, karena merasa tidak puas atas pernyataan dari pihak rumah sakit, para warga itu pun akhirnya tetap bertahan, dan menyatakan 7 poin tuntutan kepada pihak RS Harapan Bunda. Tuntutan ini disampaikan berdasarkan hasil rembukan atas pernyataan pihak Komite Medis Rumah Sakit Harapan Bunda terkait vaksin palsu.
Salah satu perwakilan pasien, August Siregar mengatakan, 7 poin tuntutan mereka adalah, pertama, bahwa pihak RS harus membeberkan daftar pasien yang divaksinasi sejak tahun 2003 hingga 2016. Kedua, meminta agar pihak RS melakukan tes medis kepada anak-anak mereka, untuk mengecek apakah terindikasi vaksin palsu atau tidak.
"Ketiga, vaksin ulang harus dilakukan apabila hasil medical check up ternyata pasien terindikasi palsu dan semua biaya harus ditanggung RS Harapan Bunda," kata August.
Keempat, harus ada jaminan kesehatan secara utuh dari RS Harapan Bunda atas dampak yang ditimbulkan dari vaksin palsu. Kelima, bagi anak yang sudah lewat usia vaksinasi, RS Harapan Bunda berkewajiban memberikan asuransi kesehatan untuk para pasien, sampai batas waktu yang tak ditentukan.
"Keenam, manajemen RS Harapan Bunda harus memberikan informasi terkini pada orangtua korban, tak terbatas pada informasi pemerintah saja, tapi juga dari instansi lainnya yang sifatnya proaktif," ujar August.
Terakhir, adapun hal lain yang belum tercantum pada poin-poin di atas akan disampaikan selanjutnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak-anak penderita gagal ginjal akut karena cemaran obat sirup beracun sedang berjuang untuk hidup.
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPara orang tua sepakat untuk menarik anak-anak dari Wensen School imbas kasus penganiayaan balita di daycare Depok itu.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaSang ibu sempat curiga dengan perbedaan rambut anak diberi ASI dengan dibawa pulang.
Baca SelengkapnyaBunga Zainal baru saja membagikan cerita yang menggetarkan hati di akun Instagram-nya.
Baca SelengkapnyaSetelah dilakukan imunisasi oleh pihak puskesmas tampak sehat seperti biasa.
Baca SelengkapnyaSingkat cerita, pada saat bayi LAH dirawat di RS tersebut pihak nakes sempat meminta biaya menebus obat dan alat medis kepada Chintia.
Baca SelengkapnyaPadahal harapan awal Arief, dengan anaknya dititipkan di sana bisa mendapatkan pendidikan yang baik.
Baca SelengkapnyaRSAB Harapan Kita juga berjanji akan memberikan perkembangan penanganan anak dari Chintia Suciati (29) tersebut secara terbuka kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaPihak Dinkes Kabupaten Bogor akan mempertemukan kedua keluarga dan mengecek dugaan kelalaian rumah sakit.
Baca Selengkapnya