Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Edelweis, Bunga Abadi yang Jadi Suvenir Khas Bromo

Edelweis, Bunga Abadi yang Jadi Suvenir Khas Bromo Pemandangan Gunung Bromo. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Bunga Edelweis yang dikenal dengan sebutan 'bunga abadi' begitu kesohor di Bromo. Tamanan yang bernama latin Leontopodium Alpinum disebut 'abadi' karena memiliki kandungan hormon etilen yang dapat berperan agar bunganya tidak mudah gugur. Bunga ini biasa tumbuh pada tempat bebatuan dengan ketinggian 1.800 sampai 3.000 meter di atas permukaan laut.

Nah Bunga Edelweis ini menjadi salah satu suvenir yang banyak dijajakan masyarakat di area Gunung Bromo. Memanfaatkan keramaian wisatawan, masyarakat bisa berburu untung melalui 'produk' yang disediakan alam. Harganya pun ramah di kantong karena masih bisa ditawar.

Moment Upacara Yadnya Kasada yang dikemas dalam event Eksotika Bromo kali ini benar-benar memberi berkah tersendiri bagi masyarakat sekitar. Hampir semua homestay full booked. Warung-warung makanan kebanjiran tamu, penyewa Jeep ramai order, begitupun tukang ojek yang tak pernah sepi pelanggan.

Suhu udara di sekitar Gunung Bromo yang bisa mencapai 6 derajat celcius, memaksa wisatawan untuk mengenakan berbagai perlengkapan pakaian penangkal dingin. Kondisi ini juga memberi peluang bagi masyarakat untuk menjual shal, penutup kepala, dan sarung tangan rajutan. Mereka bisa ditemui di berbagai tempat. Bahkan, tak jarang menghampiri wisatawan yang menginap di homestay.

Berkah serupa juga menghampiri penjual suvenir khas Gunung Bromo berupa bunga edelweis. Bunga yang konon menjadi lambang cinta abadi ini mereka jajakan dengan tampilan asli, namun ada pula yang sudah diberi pewarna. Untuk seikat edelweis ukuran kecil, biasa dijual dengan harga Rp20 ribu. Sementara untuk seikat besar edelweis biasa dibanderol Rp100 ribu. Namun, harga itu bukan harga mati. Wisatawan masih bisa menawar sedikit lebih murah.

Salah seorang penjual bunga edelweis, Yanto, mengaku pendapatan dari usahanya memang tak menentu. Namun, adanya Upacara Yadnya Kasada biasanya membantu mendongkrak penjualan. Sebab, banyak wisatawan yang turut hadir untuk menyaksikan jalannya acara.

"Ini sampingan saja, mas. Alhamdulillah, bisa buat tambah-tambah uang dapur. Apalagi kita dapat bunganya juga dari alam. Jadi tak perlu modal," ujarnya tanpa bersedia menyebut nominal pendapatan, Rabu (17/7).

Staf Khusus Menpar bidang Media dan Komunikasi Don Kardono mengatakan, Upacara Yadnya Kasada termasuk ajang budaya terbaik di Tanah Air. Bahkan, kini menjadi daya tarik di sektor pariwisata.

"Kita punya banyak event budaya. Salah satu yang terbaik adalah Yadnya Kasada. Event ini dibalut dengan alam Bromo yang sangat eksotis. Kombinasi ini menjadi sajian yang sangat menarik buat wisatawan. Termasuk wisatawan mancanegara," ucapnya.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menjelaskan, Yadnya Kasada yang menjadi bagian dari Eksotika Bromo, akan membuat kawasan wisata tersebut makin dikenal luas. Acara tersebut menjadi sangat istimewa karena digelar menyatu dengan alam. Terlebih, banyak seni budaya nusantara yang akan ditampilkan di sana.

"Ini akan menjadi perhelatan spektakuler yang bakal menarik perhatian wisatawan. Saya yakin akan banyak turis asing yang menghadiri event tersebut. Apalagi, setiap tahun upacara Yadnya Kasada selalu digelar di waktu yang sama," terangnya.

Kepala Bidang Pemasaran I Area Jawa Kemenpar Wawan Gunawan memastikan, kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru didukung aksesibilitas yang baik. Amenitas juga siap sehingga wisatawan tidak perlu khawatir terkait komponen 3A.

"Kawasan ini biasa diakses melalui Bandara Abdulrachman Saleh, Malang, dan dilanjutkan perjalanan darat ke Bromo sekitar 2,5 jam. Sementara untuk amenitas, tersedia banyak akomodasi di sekitar lokasi acara. Baik berupa hotel maupun home stay," tutur Wawan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, pariwisata selalu memberi dampak luas, khususnya bagi perekonomian warga sekitar. Bagi negara, pariwisata bahkan menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar.

"Eksotika Bromo akan terus menjadi event tahunan yang berpotensi mendatangkan banyak wisatawan. Sejak dulu, sudah banyak turis asing yang mengunjungi bromo. Perputaran uangnya cukup tinggi di sini," tandasnya. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Potret Kawasan Wisata Bromo saat Yadnya Kasada 2024, Warga Tengger Khusyuk Berdoa Tak Terganggu Wisatawan
Potret Kawasan Wisata Bromo saat Yadnya Kasada 2024, Warga Tengger Khusyuk Berdoa Tak Terganggu Wisatawan

Kawasan wisata Bromo ditutup untuk wisatawan mulai 21-24 Juni 2024.

Baca Selengkapnya
Dibuka Kembali Usai Kebakaran, Begini Potret Terbaru Gunung Bromo
Dibuka Kembali Usai Kebakaran, Begini Potret Terbaru Gunung Bromo

Geliat ekonomi sudah kembali normal di kawasan Gunung Bromo.

Baca Selengkapnya
Ada Ritual Yadnya Kasada, Kawasan Gunung Bromo Ditutup untuk Wisatawan pada 21-24 Juni
Ada Ritual Yadnya Kasada, Kawasan Gunung Bromo Ditutup untuk Wisatawan pada 21-24 Juni

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menutup total kawasan wisata Gunung Bromo, untuk aktivitas wisatawan pada periode 21-24 Juni 2024.

Baca Selengkapnya
Meriah tapi Sakral, Begini Potret Warga Banyuwangi Gelar Kenduri Massal di Sepanjang Jalan Kampung
Meriah tapi Sakral, Begini Potret Warga Banyuwangi Gelar Kenduri Massal di Sepanjang Jalan Kampung

Tradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan

Baca Selengkapnya
Gelar Banyak Festival hingga Penyambutan Para Biksu Thudong, Begini Persiapan Candi Borobudur Sambut Perayaan Waisak 2024
Gelar Banyak Festival hingga Penyambutan Para Biksu Thudong, Begini Persiapan Candi Borobudur Sambut Perayaan Waisak 2024

Rangkaian Hari Raya Waisak akan dilaksanakan pada 18-24 Bulan Mei 2024 ini.

Baca Selengkapnya
Komunitas VW Cabrio Borobudur Gunakan BRI sebagai Alat Transaksi, Pakai EDC hingga QRIS
Komunitas VW Cabrio Borobudur Gunakan BRI sebagai Alat Transaksi, Pakai EDC hingga QRIS

Di Desa BRILian Wanurejo terdapat suatu komunitas mobil VW yang dinamakan Komunitas VW Cabrio Borobudur.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Taman Edelweis di Lereng Gunung Bromo, Rasakan Sensasi Sehari Jadi Orang Tengger
Mengunjungi Taman Edelweis di Lereng Gunung Bromo, Rasakan Sensasi Sehari Jadi Orang Tengger

Alternatif wisata anti macet di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Wiwitan Kopi, Cara Warga Lereng Merbabu di Boyolali Sambut Musim Panen Raya Kopi
Mengenal Tradisi Wiwitan Kopi, Cara Warga Lereng Merbabu di Boyolali Sambut Musim Panen Raya Kopi

Dalam panen raya tahun 2024 ini potensi bijih kopi mencapai 80-120 ton kopi.

Baca Selengkapnya
Pemkab Karo Kembali Menggelar Festival Buah, Targetkan 50 Ribu Pengunjung
Pemkab Karo Kembali Menggelar Festival Buah, Targetkan 50 Ribu Pengunjung

Pemerintah Kabupaten Karo kembali menggelar festival tahunan, yaitu Festival Bunga dan Buah yang berlangsung di Taman Mejuah-Juah, Berastagi pada 7-9 Juli.

Baca Selengkapnya
Penuh Tradisi, Cara Desa Adat Kemiren Banyuwangi Rayakan Hari Jadi
Penuh Tradisi, Cara Desa Adat Kemiren Banyuwangi Rayakan Hari Jadi

Memperingati Hari Jadi ke-167 Desa Kemiren, warga setempat merayakannya dengan menggelar beragam atraksi yang kental budaya Osing.

Baca Selengkapnya
Bunga Edelweis Dilindungi Tapi di Gunung Bromo Kok Bisa Dijual Belikan? Ternyata Ini Alasannya
Bunga Edelweis Dilindungi Tapi di Gunung Bromo Kok Bisa Dijual Belikan? Ternyata Ini Alasannya

Bunga edelweis atau bunga keabadian adalah bunga yang dilindungi, akan tetapi di Bromo bunga ini dapat diperjual belikan, ternyata ini alasannya.

Baca Selengkapnya