El Nino
Fenomena Pembawa Kemarau
Fenomena Pembawa Kemarau
Antisipasi El Nino
Kebalikan La Nina
El Nino merupakan kebalikan dari La Nina, yang merupakan fase dari fenomena siklus iklim global yang dikenal sebagai El Niño-Southern Oscillation (ENSO). Jika La Nina umumnya membawa hujan, El Nino justru membawa musim kemarau di berbagai kawasan, termasuh sebagian wilayah Indonesia.. El Niño terjadi ketika suhu permukaan laut di kawasan Pasifik timur dan tengah mengalami peningkatan signifikan, sebaliknya La Niña terjadi ketika suhu permukaan laut di kawasan Pasifik timur mengalami penurunan signifikan.
"Pada semester kedua, terdapat peluang sebesar 50-60 persen bahwa kondisi netral akan beralih menuju fase El Nino,"
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Gefisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Minggu (26/3).
El Niño kuat dalam sejarah tercatat pernah terjadi pada tahun 1997. Curah hujan tiga bulanan di Indonesia mengalami pengurangan yang sangat drastis sebagai dampak dari kejadian ini dan umumnya jauh lebih rendah dibandingkan rata-ratanya.
Beberapa wilayah Indonesia terutama di Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara, sebagian Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua bahkan mengalami curah hujan yang sangat rendah (extremely low rainfall) sepanjang tahun.
Ancaman Cuaca Panas
Kebakaran Hutan
Kekurangan Air Bersih
BMKG menyatakan, Juli, Agustus dan September (JAS) 2023 diprediksi sebagai periode puncak musim kemarau. Peluang kejadian curah hujan bawah normal masih terus berlangsung terutama untuk wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Bali, sebagian NTB, sebagian NTT, sebagian besar Kalimantan kecuali Kalimantan Utara, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian Papua.
"Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih. Perlu aksi mitigasi secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak musim kemarau yang diperkirakan akan jauh lebih kering dari tiga tahun terakhir,"
Dwikorita Karnawati
This is source 2
BMKG mengimbau kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau, terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal atau lebih kering dibanding biasanya.
Salah satu kementerian, yakni Kementerian Pertanian (Kementan) berencana membentuk gugus tugas dalam menghadapi El Nino. ”Saya meminta untuk dibentuk gugus tugas di setiap wilayah. Kita semua harus duduk bersama untuk merumuskan semuanya, dimulai dari pemetaan wilayah, konsep kelembagaan, hingga rencana aksinya,” ungkap Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo saat melakukan rapat koordinasi bersama pejabat Kementerian Pertanian dan aparatur pemerintah daerah melalui teleconference, Senin (22/5).