Fadli Zon Tuding Hasil Survei LSI Denny JA Banyak Kegagalan
Merdeka.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbaru Pilpres 2019 beberapa hari lalu. Berdasarkan hasil survei ini, pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf masih unggul, dibandingkan pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi. Survei pada bulan November menunjukkan elektoral Jokowi sebesar 53,2 persen sedangkan Prabowo 31,2 persen.
Kubu Prabowo-Sandi tak mempercayai hasil survei LSI Denny JA tersebut. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan survei LSI tidak bisa diandalkan karena tidak transparan mengungkapkan siapa yang membiayai survei tersebut.
"Sehingga patut diduga bahwa survei ini adalah alat kampanye saja," ujarnya ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/12).
-
Kenapa LSI prediksi Prabowo-Gibran pasti maju? Dengan posisi pasangan nomor urut dua Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dipastikan melaju ke putaran kedua. Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menyampaikan alasan tersebut, karena melihat elektabilitas tiga pasangan calon capres- cawapres yang saat ini belum ada melebihi 50 persen.
-
Bagaimana LSI melakukan survei? Adapun survei ini dilakukan pada awal Desember 2023, memakai metode random digit dialing (RDD) dengan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
-
Siapa yang salah sebut Prabowo-Sandi? Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Ahmad Riza Patria keselip lidah dengan menyebut nama pasangan Prabowo-Sandi.
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Bagaimana Indikator Politik melakukan survei ini? Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 sampel responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.
-
Siapa yang membantah informasi tentang magang Prabowo dalam pemerintahan? 'Bukan magang lah istilahnya. Udah tune in,' ujar Budi.
Survei sebelumnya yang juga dilakukan LSI Denny JA menurutnya tak akurat. Fadli menuding lembaga-lembaga survei yang ada diperalat sebagai alat kampanye. Walaupun hasil survei tersebut menunjukkan elektabilitas Prabowo-Sandi di bawah Jokowi-Ma'ruf, pihaknya yakin akan bisa memenangkan Pilpres 2019.
"Kalau merasa sudah kuat jangan panik dong, tenang-tenang saja, santai-santai saja. Kalau kami yakin bahwa Prabowo-Sandi akan menang dan bulan Januari kita akan mulai mengatasi dari sisi elektabilitas. Ini akan steady, unstoppable sampai bulan April," jelasnya.
Survei LSI Denny JA juga menyatakan reuni 212 tak mendongkrak elektabilitas Prabowo-Sandi. Fadli mengatakan hasil survei itu juga tak perlu ditanggapi.
"Denny JA sudah selesai menurut saya. Banyak sekali kegagalan-kegagalan di dalam surveinya," jelasnya.
Dia menambahkan, hasil survei itu juga tidak riil karena responden hanya 1.200 untuk menggambarkan 263 juta jumlah pemilih. Metodologi survei harus dievaluasi. Kegagalan survei juga terjadi saat Pilkada DKI Jakarta. Hasil survei menunjukkan yang akan menang adalah pasangan Ahok-Djarot tapi kenyataannya dimenangkan Anies-Sandi. Sedangkan di Pilkada Jawa Barat, pasangan Sudrajat-Syaikhu yang diusung Gerindra berdasarkan hasil survei elektabilitasnya hanya sekitar 6-8 persen. Tapi pada saat Pilkada berlangsung, mendapat suara 29 persen.
"Itu kan deviasinya ratusan persen. Survei abal-abal namanya kalau begitu. Harusnya mereka membubarkan diri. Kalau mereka gagal di luar itu mereka seharusnya mereka malu dan membubarkan diri surveyor-surveyor itu," jelasnya.
"Kecuali mereka men-declare baru kita hormati. Mereka mendeklarasikan bahwa kami adalah survei yang dibiayai oleh kandidat A, kami adalah lembaga survei yang dibiayai oleh kandidat B. Di Amerika biasa begitu. Sehingga mereka tidak menyebut dirinya seolah-olah survei independen, mereka sudah terafiliasi. Sekarang ini mereka sebenarnya dibayar salah satu kandidat tapi berpura-pura independen. Ini menurut saya penipuan," pungkasnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
LSI Denny JA merilis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berada di urutan teratas dengan 42,9%.
Baca SelengkapnyaSaidiman Ahmad menilai dugaan publikasi hasil survei lembaga survei mempengaruhi pilihan publik soal calon presiden, salah total.
Baca SelengkapnyaAdjie menjelaskan faktor merosotnya suara Ganjar-Mahfud lantaran blunder kubu Ganjar yang kerap menyerang Jokowi belakangan ini.
Baca SelengkapnyaTKN Fanta Prabowo-Gibran, menilai sah-sah saja bila ada pihak beda pandangan atau tidak percaya survei
Baca SelengkapnyaRekam Elektabilitas Ganjar-Mahfud di Dua Survei Pilpres Terbaru: 22,9% dan 24,5%
Baca SelengkapnyaHal ini menanggapi perbedaan hasil survei Poltracking Pilgub Jakarta hingga memutuskan keluar dari Persepi. Poltracking juga diberi sanksi oleh Persepi.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan dua alasan utama elektabilitas Gerindra naik mengalahkan PDIP.
Baca SelengkapnyaHarusnya jika linier pasangan Ahmad Lutfi-Taj Yasin mendapat 72 persen, tetapi pasangan yang didukung KIM Plus ini (elektabilitas) mendapatkan 47,19 persen.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan elektabilitas PDIP disalip Gerindra pada November 2023.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkap 3 hal yang bisa menggagalkan kemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024,
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA menemukan 34,6 persen pemilih PDIP memilih Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaSementara pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengalami juga peningkatan.
Baca Selengkapnya