Fakta-Fakta Fenomena Semburan Api di Rest Area Cipali, Dua Hari Belum Padam
Merdeka.com - Fenomena semburan api muncul di Rest Area KM 86 B Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) di wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat. Hingga hari ini, Jumat (28/4), api masih belum padam setelah dua hari berlalu.
Adapun semburan api itu muncul dari sumur air di kawasan tempat parkir kendaraan rest area tersebut. Fenomena itu muncul pertama kali pada Rabu (26/4) sekitar pukul 08.30 WIB.
"Belum padam," kata Kapolres Subang AKBP Sumarni. Dikutip dari Antara.
-
Dimana lokasi Api Tak Kunjung Padam? Spot Wisata Api Tak KunjungPadam yang berada di Desa Brata Tinggi, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan ini membuat takjub banyak orang.
-
Mengapa api di Pamekasan tak kunjung padam? Saat digali, tanah di sini memunculkan api
-
Apa yang menyebabkan semburan api di rest area Cipali? Jadi memang ini ada dua prediksi, yang pertama ada guguran pada sumur, lalu yang kedua, memang habisnya gas.
-
Apa itu Api Tak Kunjung Padam di Pamekasan? Salah satu wisata alam di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, yang mencuri perhatian ialah kawasan Api Tak Kunjung Padam (Apoi Dhangka). Sejak ratusan tahun lalu, setiap kali tanah di kawasan ini digali, selalu muncul api.
-
Kapan api di rest area Cipali padam? Berdasarkan informasi di lapangan, api tersebut sudah tidak tampak sejak, Selasa (4/7) pagi lalu.
-
Kenapa semburan api di rest area Cipali berhenti? Informasi ini disampaikan oleh Kasie Kedaruratan BPBD Subang, Komara menyebut jika tekanan dari dalam bumi sudah hilang.
Sumarni mengatakan pihaknya bersama dinas terkait hingga pihak Pertamina telah berupaya untuk melakukan penanggulangan semburan api di sumur air rest area tersebut dengan mempertimbangkan resiko terkecil.
Rest Area Ditutup, Warga Dievakuasi
Menurut dia penanganan awal yang sudah dilakukan yakni evakuasi warga yang berada di dalam rest area, penutupan rest area KM 86B, hingga pemasangan garis polisi di seputar area semburan api.
Di samping itu, menurutnya tim tenaga kesehatan juga sudah berjaga di lokasi guna mengantisipasi kedaruratan keperluan medis selama upaya pemadaman semburan api itu.
Berdasarkan hasil rapat bersama tim terpadu, ujarnya penanggulangan fenomena itu akan dilakukan menggunakan metode capping di area semburan api.
"Dengan mengalirkan gas dari sumur air melalui pipa-pipa yang sedang didesain oleh tim ahli dan teknis dari Pertamina EP. Tim lainnya membantu pelaksanaan eksekusi pekerjaan," kata dia.
Penjelasan Badan Geologi ESDM
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan analisis geologi terkait fenomena semburan gas disertai api di rest area Subang.
"Semburan gas pada lokasi rest area KM 86B kemungkinan besar berasal dari gas biogenik Formasi Cisubuh berumur pliocene sampai pleistocene," demikian keterangan resmi Badan Geologi.
Semburan api itu berasal dari sumur bor artesis yang digunakan sebagai sumur air tanah dengan kedalaman antara 40 sampai 100 meter. Bahkan, kawasan itu berada dekat dalam radius dua kilometer dengan sumur eksplorasi gas aktif Pertamina EP.
Lokasi Semburan Dekat Sumur Gas Pertamina
Lokasi sumur itu termasuk ke dalam Peta Geologi Lembar Pamanukan, Jawa Barat.
Secara geologi, lokasi sumur berada pada satuan batuan alluvium asal vulkanik batu pasir tuffaan dan konglomerat yang berumur kuarter. Adapun batuan penyusun di bawah satuan lapisan aluvial tersebut, mengacu pada Peta Geologi Lembar Bandung adalah Formasi Citalang berumur pliosen atas, Formasi Kaliwangu berumur pliosen bawah, dan Formasi Subang berumur miosen akhir.
Satuan batuan tersebut tersingkap di daerah Subang dan sekitarnya dan menerus di bawah permukaan hingga lokasi sumur berada.
Pada sekitar lokasi semburan terdapat sumur PSJ-P1 dan PJN-P1 dengan kedalaman maksimal 1.076 meter untuk sumur PJN-P1.
Sumur PJN-P1 sampai dengan kedalaman 860 meter terdapat zona yang memiliki potensi sebagai penghasil dan penyimpan gas. Formasi itu diinterpretasikan sebagai Formasi Cisubuh yang berumur Pliosen hingga pleistosen.
Analisis Badan Geologi
Lokasi semburan berada pada antiklin berarah relatif barat sampai timur yang termasuk dalam Lapangan Pasirjadi. Sumur berada di puncak antiklin yang cukup besar dan ditutupi oleh lapisan aluvial vulkanik yang cukup tipis sekitar 200 meter.
Karakteristik puncak antiklin merupakan zona lemah dan umumnya mengalami peretakan maupun perekahan, sehingga memungkinkan gas biogenik maupun termogenik dari formasi di bawahnya (Formasi Cisubuh) untuk dapat menyusup keluar.
Formasi Cisubuh dan formasi di bawahnya memiliki zona-zona bright spot yang berpotensi mengandung gas biogenik maupun termogenik yang memiliki tekanan yang dapat berpotensi menyemburkan gas bila kestabilan batuan penutupnya (endapan kuarter dan vulkanik) terganggu, baik oleh faktor alami maupun aktivitas manusia.
Batuan kuarter dan vulkanik yang dapat menahan keluarnya gas pada daerah semburan relatif tipis sekitar 200 meter dan rentan terhadap potensi semburan.
Badan Geologi akan mengambil sampel gas untuk menentukan karakteristik gas tersebut agar bisa menentukan sumber gasnya. Hal ini perlu dilakukan terkait dengan durasi dan besarnya semburan gas yang diperlukan untuk penanganan semburan serta antisipasi resiko di kemudian hari.
Selain itu, pemetaan potensi gas biogenik di wilayah utara Jawa Barat terkait dengan risiko kebencanaan pengeboran sumur air dan aktivitas lainnya, serta pemanfaatan gas biogenik untuk kepentingan masyarakat secara lebih luas.
Badan Geologi menyarankan agar dilakukan pengamanan lokasi sampai semburan itu berhenti atau termitigasi secara teknik.
Mitigasi terkait semburan gas juga perlu dilakukan dengan fasilitas standar yang memadai baik berupa pembuatan flare maupun plugging dan sementing sesuai dengan kondisi teknis yang terbaik.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
2 bulan berkobar, kini api di titik sumur Rest Area KM 86.B, Tol Cipali, Subang padam.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa luasan lahan yang terbakar.
Baca SelengkapnyaApi berkobar sejak 1 September 2023 lalu hingga kini upaya pemadaman masih dilakukan.
Baca SelengkapnyaGudang Peluru di Ciangsana Terbakar, Kobaran Api Masih Terjadi
Baca SelengkapnyaArea lahan TPA Pemalang yang terbakar mencapai lima hektare
Baca SelengkapnyaTPA Suwung Bali Kembali Terbakar, Petugas Berjibaku Padamkan Api
Baca SelengkapnyaProses pemadaman hingga kini terus masih dilakukan
Baca SelengkapnyaKini semua jalur pendakian Gunung Sumbing ditutup hingga batas yang belum ditentukan.
Baca SelengkapnyaAsap masuk ke sekolah karena lokasi titik api kebakaran lahan sangat dekat dengan SMP Negeri 8 Tambang.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini proses pemadaman masih berlangsung
Baca SelengkapnyaJarak lokasi lahan terbakar ke rumah warga sekitar kian dekat yakni berjarak 500 meter.
Baca SelengkapnyaKebakaran melanda TPS Limo pada Minggu (22/10/2023) malam. Asap selimuti Cinere, Depok.
Baca Selengkapnya