Fakta Itrek, Organisasi yang Undang 5 Kader NU ke Israel
Meski diundang Itrek, Zainul Maarif mengaku nombok dalam perjalanan ke Israel.
Mantan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Zainul Maarif bersama dengan empat kader NU bertemu dengan Presiden Israel. Mereka menuju Israel usai mendapatkan undangan dari organisasi Israel Trak (Itrek).
Zainul Maarif menceritakan, perjalanan menuju tanah Israel semula dari ajakan seorang kenalannya yang berasal dari Universitas Havard dengan tujuan penelitian. Zainul Maarif yang merasa tertarik alhasil mengambil kesempatan tersebut.
Namun dalam perjalanannya, dia harus menggunakan visa turis dan transit penerbangannya.
"Saya ke Dubai dulu. Ke Dubai baru ke Israel," katanya di kantor PWNU DKI Jakarta, Kamis (18/7).
Ajakan untuk melakukan penelitian itu karena berasal dari organisasi Israel Trak (Itrek). Dia kemudian mengakui kalau saat perjalanannya harus nombok.
"Biayanya dari mungkin teman-teman sudah pada tahu ya (nombok), bahwa ini organisasinya namanya Itrek ya," ungkap Zainul Maarif.
Sebelumnya, melalui unggahan Instagram @cordovamediaid, membagikan video saat Zainul Maarif memberikan sambutan ketika berada di Israel.
Dalam sambutannya, Zainul menyebut jika perjalanannya ke Israel itu merupakan undangan dari Itrek. Dia bahkan memuji program-program yang dilakukan Itrek.
"Untuk teman-teman dari Itrek saya ingin mengucapkan terima kasih sudah mengundang kami untuk menjadi bagian dari program luar biasa ini," kata Zainul dikutip dari @cordovamediaid.
"Itrek artinya (Indonesia) Israel Treck (perjalanan). Itu artinya kami warga Indonesia datang ke tanah suci ini karena cinta kami kepada tanah ini dan penghuninya," tambahnya.
Apa itu Itrek?
Seperti disebutkan di atas, jika Itrek merupakan kepanjangan dari Israel Trek sebuah organisasi yang berbasis di AS.
Organisasi ini memiliki program untuk mengirimkan mahasiswa pascasarjana juga tokoh-tokoh muda di berbagai negara untuk melakukan perjalanan ke Israel selama satu minggu.
Dilansir dari laman resmi itrek.org, tujuan dari program perjalanan tersebut ialah untuk meningkatkan citra Israel di kalangan publik.
“Jika Anda ingin memahami kawasan ini, bagaimana politik internasional bekerja, bagi setiap pembuat kebijakan di masa depan, Pemahaman tentang Israel mutlak diperlukan dan krusial," tulis salah satu keterangan pada website.
Kelompok pro-Israel itu disebut mengatur perjalanan propaganda dan dikatakan menerima dana langsung dari pemerintah Israel.
Berbeda dari lima kader NU yang memuji Itrek, mahasiswa-mahasiswa dari kebanyakan universitas di AS justru menunjukkan sikap berbeda.
Mahasiswa di Universitas Georgetown justru memblokir pendanaan untuk perjalanan ke Israel dan memutus semua hubungan kelembagaan dengan kelompok yang disebut Itrek.
Melansir dari laman middleeastmonitor, pada 2022 lalu pihak Universita Georgetown awalnya akan mengalokasikan dana sebesar $30.000 untuk ikut membiayai perjalanan ke Israel.
Namun, para mahasiswa melakukan intervensi dan berhasil memblokir gerakan tersebut. Para mahasiswa mengaku menolak narasi yang diusung itrek.
Program ini sebagian besar dibiayai oleh Itrek dan dikatakan menelan biaya $250.000 per perjalanan satu minggu.
"Ekspansi pemukiman Israel terus berlanjut, yang secara paksa mengusir warga Palestina, merampas tanah mereka, dan menghancurkan rumah mereka," jelas para mahasiswa dilansir middleeastmonitor pada 14 Maret 2022 lalu.
Tak hanya itu, beberapa asosiasi pelajar di AS juga resmi melarang siswa untuk berpartisipasi dalam Itrek.
Banyak pihak menyebut, jika kampanye Itrek dirancang untuk meningkatkan citra Israel di kalangan publik.
Tujuannya untuk mengalihkan perhatian dari pelanggaran hak asasi manusia di Palestina yang sedang berlangsung.