Fakta Mengejutkan Penemuan 21 Tulang Manusia Tercecer di Surabaya
Tulang-tulang itu diketahui ditemukan saat rumah pompa setempat dalam kondisi tidak ada air
Sebanyak 21 tulang manusia ditemukan berceceran di area rumah pompa Wonorejo 1, Kelurahan Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya. 21 tulang kerangka manusia itu diidentifikasi sebagai tulang paha, tulang selangka, dan satu tengkorak kepala sisi belakang, rahang, tulang panggul dan tulang lengan.
Tulang-tulang itu diketahui ditemukan saat rumah pompa setempat dalam kondisi tidak ada air karena cuaca panas. Sehingga, genangan air yang awalnya tinggi, membuat tulang-tulang itu menyembul terlihat di pinggiran sungai yang mulai mengering.
Kabiddokes Polda Jawa Timur Kombes Pol M Khusnan mengatakan, kondisi tulang yang ditemukan saat ini sudah dalam kondisi yang tidak utuh dan rapuh. Dia menengarai, bahwa tulang-tulang tersebut sudah berumur cukup lama saat ditemukan di perairan atau sungai.
"Kondisi tulang sebagian besar sudah tidak utuh, rapuh dan sudah lama sekali," ujarnya.
"21 tulang manusia yang ditemukan itu, terdiri dari tujuh tulang paha, dua tulang klavikula atau selangka kiri, dan satu tengkorak kepala sisi belakang. Kemudian satu tengkorak kepala sisi kanan, satu rahang bawah dengan enam gigi menempel, satu tulang panggul, enam tulang lengan bawah tiga pasang dan dua tulang lengan bawah," tambahnya.
Khusnan menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan forensik hingga tes DNA untuk menelusuri identitas tulang, namun hasilnya belum keluar.
"Kami melibatkan beberapa tim di antaranya ahli forensik, dokter gigi forensik, kita juga lakukan tes DNA, dan sudah dilakukan itu semuanya. Nanti kami menunggu hasil," ujar dia.
Dugaan sementara menurut polisi, penemuan tulang belulang manusia itu berasal dari pemakaman yang berada di pinggir sungai.
"Bisa jadi karena (makam) di tepian sungai jadi kemungkinan ada bekas-bekas kuburan atau apa yang keikut aliran sungai sehingga terjadi pengumpulan di (lokasi penemuan) situ," tuturnya.
Sementara itu, Ahli Forensik RS Bhayangkara Polda Jatim dr Marifatul Ula mengaku kesulitan mengidentifikasi karena tulang belulang yang diperkirakan sudah berusia lebih dari 20 tahun lalu itu.
Selain itu, struktur tulang lainnya sudah hilang dan menyisakan beberapa potongan kerangka yang kondisinya juga tidak utuh.
"Kondisi tulangnya itu sangat rapuh. Jadi kalau misalnya kita bilang utuh tidak bisa. Jadi tinggal sisa rangka berupa puing-puing dari tulang," ujarnya.
Ahli forensik itu memperkirakan potongan tulang manusia yang ditemukan berjumlah lebih dari tiga orang. Meski begitu, ia belum bisa membuktikan jenis kelamin kerangka itu.
"Kami perkirakan lebih dari dua, tiga individu. Kita hitung berdasar tulangnya," pungkasnya.