Firasat keluarga sebelum Sani jadi korban kebakaran gudang kembang api
Merdeka.com - Pihak keluarga dan sanak saudara 47 korban tewas ledakan dan kebakaran gudang kembang api terus berdatangan ke Posko Antemortem Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Sejauh ini sudah hampir 32 keluarga mendatangi RS Polri.
Joko (49) salah seorang pemimpin keluarga asal Salembaran, Tangerang Kabupaten, yang istrinya menjadi korban menjadi salah satu orang yang menyambangi RS Polri. Sebelum istrinya menjadi korban ledakan, Joko mengaku tak mempunyai firasat sama sekali.
"Saya ke sini (RS Polri) bawa KTP sama KK aja sih, ini rahang gigi itu aja sih. Saya enggak ada firasat sama sekali, seperti biasa kalau mau berangkat pamitan dulu," kata Joko kepada merdeka.com dengan nada lemas di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (27/10).
-
Siapa korban kebakaran? Atas kejadian itu, mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Cornelius Agung Dewabrata (59).
-
Siapa yang menjadi korban kebakaran? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan. Namun, saat itu Mufid belum menyadari bahwa pamannya terjebak di tengah api yang berkobar.
-
Dimana peristiwa kebakaran terjadi? Peristiwa tersebut terjadi di ibu kota Kerajaan K'anwitznal dekat lokasi pemakaman.
-
Siapa yang terkejut saat rumahnya terbakar? Namun, saat ini pedangdut cantik tersebut telah menyediakan tempat tinggal baru untuk sang ayah tercinta yang sangat terkejut ketika rumahnya terbakar.
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Siapa korban tewas terbakar? Nasib tragis menimpa Anton (40), warga Dusun Darungan, Desa Kandangan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, yang tewas dalam kebakaran rumahnya.
Bapak dari tiga orang anak ini menuturkan, jika istrinya yang bernama Sani itu baru saja kerja di tempat tersebut. Istrinya pun bekerja di lokasi ledakan karena diajak oleh seseorang dengan gaji Rp 40 ribu per hari.
"Iya baru tiga minggu kerja dan dia (istri) kerja di situ (pabrik petasan) diajak. Gajinya Rp 40 ribu per harinya. Saya juga pas kejadian ada di rumah yang enggak jauh jaraknya sekitar 500 meter," ujarnya.
Sementara itu, cerita lain datang dari bocah kelas 6 Sekolah Dasar (SD) Seno (10) yang memang anak dari Sani. Sudah dari pukul 09.00 WIB, dia bersama dengan bapak dan kakak perempuannya sudah berada di RS Polri.
"Jam 09.30 WIB, ke sini (RS Polri) sama bapak dan kakak naek mobil grab, dari Salembaran, Tangerang Kabupaten. Yang di sini ibu, tapi belum tau kepastiannya sih di sini (RS Polri) apa di sana. Soalnya belum dapet kabar," kata Seno dengan nada sedih.
Seno pun mengucapkan yang serupa dengan sang bapak, kalau ibunya itu baru saja bekerja tiga minggu di gudang tersebut. Bocah kelas 6 SD itu mengaku panik, ketika mendengar kabar adanya ledakan di pabrik petasan.
"Kalau kerja di pabrik petasan baru tiga minggu. Pas baru pertama ngedenger dari kabar langsung panik. Tahu kabarnya juga pas lagi sekolah, ibu-ibu pada ngomong ada kebakaran di deket SMP, langsung buru-buru pulang. Soalnya kalau jarak dari sekolah enggak kedengeran, tapi kalau dari rumah mah kedengeran," ucapnya.
Mengetahui adanya ledakan di pabrik petasan tempat ibunya bekerja, dia pun langsung bergegas sendiri untuk pergi menuju lokasi terjadinya kebakaran untuk mencari ibunya itu bersama sang bapak. Tapi terlebih dahulu dirinya pulang untuk menaruh tas dan sepatu yang ia kenakan untuk sekolah.
Sesampainya di lokasi dirinya merasa terkejut, karena dirinya masih sempat menyaksikan ledakan petasan yang begitu dahsyat yang juga membakar pabrik yang berukuran cukup besar sehingga menewaskan 47 orang meninggal dunia.
"Pas di sana ngeliat apinya gede, pas ada ledakan yang gede. Itu ledakan sekitar jam 09.00 WIB atau jam 09.30 WIB," ujarnya.
Setibanya di lokasi ledakan pabrik petasan, dirinya pun sempat menanyakan keberadaan ibunya itu kepada bapaknya (Joko). Tapi, sang bapak tak mengetahui hal itu, karena mereka pun tak boleh memasuki kawasan itu oleh polisi. "Iya, tapi mah yang nyari itu polisi. Soalnya enggak boleh masuk," ucapnya.
Dirinya pun sangat berharap jika ibunya itu masih bisa berkumpul dengannya. Karena mereka saat ini hanya tinggal dengan Bapak dan kakak perempuannya itu.
Seno pun mengungkapkan jika ibu tersayangnya itu ternyata tak bekerja secara sendiri, tapi juga kakak dari ibunya itu juga bekerja di pabrik petasan tersebut yang kini juga menjadi korban.
"Ibu sama mpoknya ibu saya. Itu ibu berdua, masuknya juga bareng ibu sama mpok ibu saya," ujarnya.
Ternyata baru awal-awal Sani (Ibu dari Seno) kerja di pabrik petasan itu, Seno sempat dipesankan oleh ibunya itu yang dia panggil Ummi. 'Seno, Ummi kerja di situ dulu, pulang pergi jemput Ummi'. "Pas kerja disitu juga sempet ngomong ke saya. 'Seno ummi kerja disitu dulu, pulang pergi jemput ummi'," cerita Seno sambil meneteskan air mata saat mengingat ibunya.
Yang membuat Seno semakin sedih, karena dirinya waktu semalam sempat didatangkan oleh ibunya melalui mimpi saat dirinya sedang tidur. Dan mimpi itulah yang Seno sempat ingat kembali sehingga dirinya pun langsung meneteskan air mata.
"Udah enggak ada pesen lagi, tapi waktu pas lagi semalem saya sempet mimpiin ibu masih ada di sono (pabrik petasan)," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rumah sekaligus gudang pembuatan sanggah atau tempat pemujaan di Badung, Bali, terbakar, Senin (31/7) pagi. Seorang anak tewas dalam peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaApi muncul dari atap rumah lalu cepat membesar karena seluruh rumah terbuat dari kayu yang sudah lapuk.
Baca SelengkapnyaKorban yakni Nadila (13 tahun), dan dua anak kembar laki-laki berusia 10 tahun bernama Balki dan Balkia.
Baca SelengkapnyaApi yang awalnya dinyalakan untuk membakar daun bambu kering, tiba-tiba menyebar dengan cepat dan melahap ranting-ranting di sekitarnya.
Baca SelengkapnyaSebanyak lima orang tewas akibat kebakaran gudang perabotan di Bekasi.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban melaporkan adanya dugaan tindak pembunuhan berencana dalam kebakaran itu.
Baca SelengkapnyaIbu Hamil Korban Tewas Kebakaran Gudang Perabotan di Bekasi Sempat Teriak Minta Tolong
Baca SelengkapnyaPolisi menjebol tembok ruko di sebelah lokasi kejadian, tetapi korban sudah dalam kondisi pingsan.
Baca SelengkapnyaRumah seorang jurnalis bernama Rico Sempurna Pasaribu di Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara terbakar.
Baca SelengkapnyaSaat kebakaran terjadi, pemilik rumah bersama orang tua kedua korban berangkat ke desa lain untuk mengikuti acara adat Tarik Batu.
Baca SelengkapnyaKedua korban diketahui tinggal di lantai atas rumah. Wanita hamil itu diketahui hendak menyelamatkan adiknya, namun mereka terjebak di kamar mandi.
Baca SelengkapnyaSejumlah barang bukti diamankan dari pelaku yang diduga melakukan penganiayaan terhadap keponakannya
Baca Selengkapnya