FOTO: Nestapa Warga Bogor Dilanda Krisis Air Bersih, Sudah Dua Bulan Mengandalkan Sumber Air Mirip Kubangan di Tengah Sawah
Warga Kampung Rawa Bogo Kaler, Weninggalih, Bogor memanfaatkan sumber air tersisa yang mirip kubangan di tengah sawah.
Sudah lebih dari dua bulan ratusan warga di Kampung Rawa Bogo Kaler mengandalkan sumber air yang tak layak untuk dikonsumsi.
FOTO: Nestapa Warga Bogor Dilanda Krisis Air Bersih, Sudah Dua Bulan Mengandalkan Sumber Air Mirip Kubangan di Tengah Sawah
Sejumlah warga di Bogor merasakan dampak dari musim kemarau yang mulai mengeringkan aliran sungai dan sumber air di wilayah tempat tinggalnya di Kampung Rawa Bogo Kaler, Weninggalih, Bogor, Senin (21/08/2023).
Sudah dua bulan lebih, warga di kampung ini mengalami kesulitan air bersih.
Mereka mengambil air pada sumber air tersisa di tengah sawah. Meski tak layak untuk dikonsumsi mereka terpaksa mengambilnya agar bisa bertahan dan tak kehausan di tengah kekeringan yang melanda wilayahnya.
Mereka mengaku sudah lebih dari dua bulan ratusan warga di kampung ini hanya mengandalkan sumber air yang mirip kubangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan air minum.
Tak hanya untuk di konsumsi, sumber air yang mirip kubangan itu juga digabung sebagai tempat untuk mencuci baju masyarakat di sana.
Bahkan mereka sampai rela mengantre dari malam hingga pagi hari demi mengambil seember air dari sumber air di tempat itu.
Musim kemarau telah membuat sumber air di wilayah itu menjadi terbatas.
Akibatnya lahan pertanian warga di Kampung Rawa Bogo Kaler, Weninggalih, Bogor juga terkena dampaknya.
Kondisinya pun terlihat kering dan sangat memprihatinkan. Lahan pertanian yang hijau itu berubah menjadi gersang.
Bantuan air dari dinas terkait masih terbatas.
Menurut pengakuan warga, bantuan air bersih hanya datang sepekan sekali dan langsung habis pada hari pembagian.
Warga Kampung Rawa Bogo Kaler hanya bisa pasrah dengan keadaan ini. Mereka berharap bantuan air bersih dari dinas setempat bisa ditambah agar dapat meringankan kesulitan bagi warga yang terdampak.
Bahkan ada warga yang harus rela berjalan jauh demi mendapat air hingga ke tempat ini.
Di tengah cuaca panas yang menyengat, mereka berjalan kaki tanpa alas, memikul beban dua ember berisi air yang baru mereka ambil dari sumber air tersebut.
