Gelar FGD, Grace Natalie Ingin Obat Penting untuk Kanker Anak Bisa Masuk Fornas
Jenis kanker yang paling banyak menyerang anak di Indonesia adalah retinoblastoma dan kanker darah atau leukemia.
Bertepatan dengan Bulan Kesadaran Kanker Anak Sedunia, Staf Khusus Presiden RI, Grace Natalie menggelar focus group discussion bertema “Mencermati Fenomena Kanker Anak di Indonesia” di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
September merupakan Bulan Kesadaran Kanker Anak Sedunia. Berbagai kalangan di seluruh dunia menggelar aneka kegiatan yang bertujuan membangun pemahaman dan kepedulian atas pasien kanker anak.
“Hasil FGD ini akan digunakan sebagai rekomendasi strategis bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan. Karena itu, kami undang para stakeholders yang kompeten, yang mampu memberikan informasi, wawasan, dan saran terkait fenomena kanker anak di Indonesia,” kata Grace dalam keterangannya, Kamis (12/9).
Ada beberapa catatan penting dari FGD ini. Pertama, jenis kanker yang paling banyak menyerang anak di Indonesia adalah retinoblastoma dan kanker darah atau leukemia.
“Kemudian, kedua, terkait keberadaan obat. Bagaimana caranya agar obat-obat penting untuk kanker anak bisa masuk Fornas,” jelas Grace.
Formularium Nasional atau Fornas adalah daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan digunakan sebagai acuan penulisan resep dokter pada program Jaminan Kesehatan Nasional.
Hadir sebagai nara sumber adalah Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi; Direktur Perencanaan, Pengembangan, dan Manajemen Risiko BPJS Kesehatan Mahlil Ruby.
Selanjutnya ada Pendiri Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) Ira Soelistyo, Pendiri Rumah Anyo Pinta Manullang-Panggabean, dokter spesialis anak dan hematolog dr. Fita Moeslichan, SpA., serta dua orang tua penyintas kanker: Andre Ani dan Denada Tambunan.
Dalam diskusi, Denada mengatakan penting para orang tua di Indonesia diberi pemahaman tentang gejala-gejala awal kanker anak supaya bisa lebih cepat diobati.
“Juga bagaimana kita bisa meng-encourage para orang tua di Indonesia saat anak mereka didiagnosis terkena kanker untuk mengurangi mencari pengobatan alternatif. Karena, seperti yang sudah disebutkan, semakin cepat ditangani secara medis, kemungkinan keberhasilan pengobatan akan lebih tinggi,” tutupnya.