Gugus Tugas Covid-19: 55 Tenaga Medis Meninggal Karena Pasien Tak Jujur
Merdeka.com - Ketua Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut sudah 55 tenaga medis yang meninggal selama masa pandemi virus corona. Mereka terdiri dari 38 dokter dan 17 perawat.
Menurut dia, ada sejumlah faktor yang menyebabkan kematian tenaga medis di Indonesia cukup tinggi. Salah satunya yakni, para pasien positif corona yang tidak terbuka kepada tenaga medis.
"Ketidaktahuan petugas layanan kesehatan bahwa pasien mereka yang dirawat ternyata positif Covid-19. Sebagian besar diperparah oleh pasien dengan tidak jujur untuk menceritakan tentang riwayat penyakit juga riwayat perjalanan dan riwayat kontak," ujar Wiku dalam video conference, Rabu (6/5).
-
Kenapa tenaga medis juga berisiko mengalami duka berkomplikasi? Mereka yang terlibat dalam perawatan paliatif, misalnya, menghadapi risiko duka berkomplikasi karena sering kali terlibat secara emosional dengan pasiennya.
-
Apa penyebab alami kematian manusia? Kematian karena penyebab alami sangat umum terjadi. Penyebab alami yang dimaksud dalam hal ini adalah segala sesuatu yang bukan merupakan kecelakaan atau hal lain yang dipengaruhi oleh suatu kekuatan eksternal, seperti kecelakaan atau pembunuhan.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kenapa kasus kanker di Indonesia meningkat? Meningkatnya Jumlah Kanker di Indonesia Terjadi Akibat Gaya Hidup Kebaratan Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penerapan gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung mengikuti negara barat menjadi penyebab meningkatnya kasus kanker.
-
Siapa yang berisiko tinggi penyakit jantung di kantor? Para pria yang mengalami tekanan pekerjaan atau ketidakseimbangan antara usaha dan penghargaan mereka menghadapi lonjakan risiko penyakit jantung sebesar 49 persen.
"Ini mengakibatkan protokol kesehatan tidak bisa diterapkan dengan baik," sambungnya.
Selain itu, banyak masyarakat yang masih meremehkan situasi pandemi corona. Kemudian, kurangnya alat pelindung diri (APD) dan faktor kelelahan karena jam kerja yang panjang.
Wiku memastikan bahwa peristiwa tersebut akan dijadikan sebagai evaluasi bagi Gugus Tugas Covid-19. Sehingga, kedepannya tidak ada lagi tenaga medis yang meninggal karena terpapar corona.
"Saya menganggap ini adalah pekerjaan rumah yang harus diperbaiki dan diperkuat oleh masyarakat," ucap dia.
Tenaga Medis Meninggal
Sebelumnya dikabarkan seorang perawat bernama Hery Susilo di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta meninggal dunia karena virus corona (Covid-19). Syahril mengatakan perawat tersebut telah berjuang selama 20 hari dalam perawatan di RSPI bersama para pasien lainnya.
Dia menyebut ada empat tenaga medis di RSPI Sulianti Saroso saat ini terpapar corona. Adapun dua orang di antaranya dirawat di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso.
"Dan sudah sembuh (pulang) 2 orang, diisolasi mandiri di rumah," jelas Syahril, Minggu (3/5/2020).
Reporter: Lizsa EgehamSumber: Liputan6.com
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi merinci data petugas pemilu yang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaDari data terbarunya, ada 84 petugas pemilu yang meninggal dunia dengan rincian 71 dari unsur KPU dan 13 dari Bawaslu
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan juga menyatakan bahwa ada 13.675 petugas pemilu yang tengah dirawat.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.
Baca SelengkapnyaKemenkes mencatat 27 kasus kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti jam kerja para petugas Pemilu 2024 yang sangat berat.
Baca Selengkapnya40 jemaah Indonesia tersebut tidak meninggal di satu tempat.
Baca SelengkapnyaLebih dari 50 persen jemaah haji asal Jateng dan DIY yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPetugas yang menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan juga akan mendapat santunan lain sebagaimana porsinya.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat 12 petugas Pemilu Sumbar meninggal dunia dan 50 orang jatuh sakit pada pelaksanaan Pemilu.
Baca SelengkapnyaPSC 119 merupakan layanan cepat tanggap darurat untuk masyarakat, termasuk anggota KPPS.
Baca Selengkapnya