Gunung Merapi Semburkan Awan Panas Karena Ada Akumulasi Gas
Merdeka.com - Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida menerangkan akumulasi gas di Gunung Merapi menjadi penyebab terjadinya awan panas letusan. Adanya akumulasi gas ini bisa menyebabkan sewaktu-waktu terjadinya awan panas letusan.
"Penyebabnya akumulasi gas karena saat ini Merapi masih proses terus ya masih hidup. Merapi ini masih hidup jadi proses terus terjadi akumulasi gas bisa terjadi dan sewaktu-waktu bisa meletus seperti itu," ujar Hanik di BPPTKG Yogyakarta, Senin (14/10).
Hanik menjabarkan awanpanas letusan masih berpotensi kembali terjadi. Hal ini disebabkan karena aktivitas Gunung Merapi masih terus terjadi.
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang terjadi di puncak Merapi? Puncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat. Jam masih menunjukkan pukul 05.30 pagi saat pemilik kanal YouTube KBS Vlog menerbangkan drone dari Pos Pengamatan Gunung Api Babadan menuju puncak Gunung Merapi pada 27 Februari 2024 lalu.
-
Mengapa Semeru erupsi lagi? Gunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III, sehingga pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
-
Apa yang berubah di Gunung Merapi? Perubahan bentuk kubah lava itu teramati berdasarkan analisis morfologi pada periode 30 Juni-6 Juli 2023 BPPTKG menyebut morfologi kubah lava di sebelah barat daya Gunung Merapi mengalami perubahan.
-
Dimana awan panas guguran Merapi terjadi? Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan adanya luncuran awam panas guguran sejauh 2.700 meter yang keluar dari kawah Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
-
Mengapa Gunung Merapi mengeluarkan lava? Morfologi kubah lava di puncak Gunung Merapi juga mengalami perubahan.
Hanik menambahkan awan panas letusan Gunung Merapi ini menyebabkan material abu vulkanik terbang terbawa angin hingga ke daerah Magelang, Jawa Tengah.
"Sisi barat lebih banyak ya (abunya). Jadi kaya di daerah Magelang, Muntilan sisi barat, barat daya barat laut. Arah ke timur ada tapi kecil dan jaraknya dekat merapi. Abu yang perlu diingat karena tergantung kecepatan dan arah angin. Selatan tidak (ada sebaran abu)," papar Hanik.
Hanik menerangkan awan panas yang terjadi 14 Oktober 2019 memiliki karakteristik yang sama dengan awan panas yang terjadi pada 22 September 2019 yang lalu. Hanya saja saat 22 September 2019, tinggi kolom awan panas letusan hanya 800 meter dari puncak Gunung Merapi.
"Rekomendasi dari kami masih sama jarak 3 Km tidak ada aktivitas Merapi. Dimohon masyarakat tidak panik tidak mengikuti berita-berita yang kurang tepat tolong ikuti berita dari kami. Kami akan memberikan informasi secara menerus kepada masyarakat," pungkas Hanik.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi kembali menunjukkan keaktifannya, Jumat (28/7) malam. Gunung di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu meluncurkan awan panas guguran sejauh 1,5 Km.
Baca SelengkapnyaGuguran lava pijar itu meluncur ke arah barat daya atau Kali Bebeng.
Baca SelengkapnyaDentuman Terdengar saat Erupsi Gunung Marapi, Ini Penjelasan Badan Geologi
Baca SelengkapnyaGunung Merapi kembali mengeluarkan rentetan awan panas guguran pada Senin (4/2) sore.
Baca SelengkapnyaRangkaian letusan dan rupsi Gunung Marapi secara tidak kontinyu telah terjadi sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaDua kali awan panas guguran ini terjadi pada pukul 19.56 WIB dan 20.03 WIB.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru memuntahkan letusan disertai Awan Panas Guguran (APG) pada Senin (25/12) sekitar pukul 05.12 WIB.
Baca SelengkapnyaJarak luncur awan panas guguran maksimum 3,5 kilometer ke arah Kali Krasak.
Baca SelengkapnyaAwan panas guguran itu telah menyebabkan hujan abu tipis yang turun pukul 21.24 WIB di sekitar Dukuh Plalang hingga Desa Lencoh.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi yang berada di DIY dan Jawa Tengah kembali mengeluarkan awan panas guguran.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik serta mewaspadai bahaya lahar.
Baca Selengkapnya