Guru SMA di Jember Berkata Rasis ke Siswa, Gubernur Jatim Beri Sanksi Tak Mengajar
Merdeka.com - Dunia pendidikan di Jember dihebohkan dengan kasus seorang guru SMA Negeri diduga berbuat rasis kepada peserta didiknya. Korban dugaan rasisme adalah seorang pelajar pria asal Papua yang menjadi peserta program afirmasi untuk bersekolah di Jawa.
"Guru tersebut memang sudah meminta maaf dan siswa tersebut juga sudah menerima permintaan maaf dan menganggap selesai. Tetapi karena sekolah tersebut berada di bawah Pemprov Jatim, kita beri penugasan ke tempat lain bagi oknum guru ini," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, saat dikonfirmasi, Senin (31/1).
Kasus dugaan rasisme itu terjadi pada Rabu (26/1) pekan lalu. Begitu mendengar kabar itu, Khofifah langsung bertindak cepat dengan mengunjungi SMAN Pakusari, tempat guru dan siswa asal Papua itu belajar, pada Sabtu (29/1).
-
Siapa guru yang mencabuli murid? Kasat Reskrim Polres Kota Pariaman, Iptu Rinto Alwi mengatakan, peristiwa itu terjadi beberapa bulan yang lalu dan pelaku sudah berhasil diamankan. 'Kejadian tahun ini, beberapa bulan yang lalu. Pelaku berhasil ditangkap pada 15 Mei 2024. Pada 29 Mei 2024 perkaranya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan,' tuturnya.
-
Bagaimana guru itu mencabuli murid? 'Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Apa yang dilakukan guru terhadap murid? Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Kenapa guru itu mencabuli murid? 'Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Di mana guru itu mencabuli murid? 'Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Apa yang dilakukan guru ini? Pada 2 November 2023, dalam video tersebut, sang guru musik menggambarkan perbedaan drastis antara murid-muridnya yang dapat bersekolah dengan bahagia dan anak-anak Palestina yang mengalami penderitaan yang tak terbayangkan.Gedung sekolah di Palestina telah dihancurkan, guru-serta teman mereka hilang, bahkan keluarga mereka juga tidak selamat dari serangan.
Meski sudah meminta maaf dan dimaafkan, EBP, guru fisika yang diduga berbuat rasis itu tetap mendapat sanksi dengan dilarang mengajar untuk sementara waktu. Dia dipindah menjadi staf di Dinas Pendidikan Jatim kantor cabang Jember.
Khofifah berharap, tindakan pemindahan sebagai bentuk pemberian sanksi ini bisa memulihkan suasana kondusif di SMAN Pakusari. "Mohon dibangun suasana yang baik, memberi semangat belajar yang baik bagi para siswa. Pada dasarnya, ini adalah proses penanganan yang maksimal yang bisa kami lakukan," kata mantan Menteri Sosial (Mensos) ini.
Dalam kunjungan ke SMAN Pakusari itu, Khofifah didampingi Bupati Jember Hendy Siswanto dan Kapolres Jember, AKBP Herry Purnomo. Bersama kepala sekolah dan para guru, Khofifah juga lalu mengajak para siswa asal Papua untuk mengibarkan bendera merah putih.
Selain menyanyikan lagu Indonesia Raya, seluruh peserta juga diajak menyanyikan lagu daerah asal Papua. Para pemuda asal Papua itu juga diajak makan bersama, seolah ingin menciptakan suasana keakraban.
Khofifah juga membelikan seragam Timnas Indonesia kepada para siswa asal Papua yang bersekolah di SMAN Pakusari. Total, ada 10 siswa-siswi asal Papua penerima beasiswa afirmasi yang sedang menempuh pendidikan di sekolah tersebut.
Guru Rasis Mendapat Sanksi Administratif 1 Bulan
Informasi yang dihimpun, kasus dugaan rasis itu dilakukan oknum guru berinisiap EBP, saat ia sedang mengajar di kelas pada hari Rabu (26/1). Ia kemudian memanggil salah satu anak didiknya, pelajar putra asal Papua berinisial AW, untuk maju mengerjakan soal di papan kelas.
Guru EBP kesal kepada murid AW karena masalah tugas sekolah, hingga terlontar ucapan berbau rasis. Ucapan yang melukai hati siswa asal Papua ini kemudian terdeteksi oleh apara intelejen TNI-Polri.
Keesokan harinya, aparat bersama kepala sekolah memediasi masalah ini. EBP meminta maaf atas ucapannya yang berpotensi memicu masalah sosial.
"Sudah kita selesaikan secara internal, dan meminta maaf. Gurunya mengaku khilaf Siswanya juga sudah memberi maaf,” tutur Muhamad Chotib, Kasi SMK/SMA, Cabang Dinas Pendidikan Jatim wilayah Jember, saat dikonfirmasi terpisah.
Meski sudah dimaafkan, Dinas Pendidikan Jatim tetap menilai perbuatan sang guru pria itu sangat fatal. “Karena itu, gubernur sampai datang hari Sabtu. Kami sudah mengambil tindakan tegas, karena itu adalah kesalahan fatal," papar Chotib.
Sanksi yang diberikan atas kesalahan fatal tersebut adalah dengan memindahkan EBP dari SMAN Pakusari ke kantor Dinas Pendidikan Jatim Cabang Jember. “Kita stafkan, selama 1 bulan. Tidak mengajar. Nanti setelah 1 bulan, kita akan adakan evaluasi. Semoga ini tidak terjadi lagi,” pungkas Chotib.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Disdik Sukabumi berkoordinasi dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan pengawas terkait permasalahan ini.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan pengancaman itu terungkap setelah pesan percakapan siswa bocor.
Baca SelengkapnyaInstruksi telah disampaikan kepada Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta. Menurutnya, kasus semacam ini tak bisa ditolerir.
Baca SelengkapnyaPungutan atau infak pembangunan musala itu dilakukan pada tahun 2022. Dari total 534 siswa, 460 di antaranya sudah membayar.
Baca SelengkapnyaGuru yang diduga melakukan pencabulan diketahui merupakan seorang laki-laki berusia 36 tahun.
Baca SelengkapnyaSeorang siswa SD viral di media sosial karena berkata kotor dan mencoba memukul gurunya. Namun, belakangan justru sang guru yang meminta maaf.
Baca SelengkapnyaPakai pita bertuliskan #saveAkbar, ini momen rekan seprofersi Pak Akbar beri dukungan.
Baca SelengkapnyaGuru tersebut mengakui telah memotong rambut JS dengan bentuk tidak wajar dengan dalih mendisiplinkan siswa.
Baca SelengkapnyaVideo berdurasi 52 detik itu menampilkan guru dan sejumlah siswa baik perempuan hingga laki-laki duduk di lantai bersama beberapa botol miras.
Baca SelengkapnyaOrang tua tersebut tidak setuju dengan hukuman yang diterima anaknya
Baca SelengkapnyaDampak kejadian itu, aktivitas belajar mengajar di sekolah untuk sementara waktu diliburkan.
Baca SelengkapnyaSiswi tersebut dianggap melanggar tata tertib sekolah.
Baca Selengkapnya