Gus Miftah Bicara Arah Politik 2024: Saya Ikut Perintah Pak Presiden
"kalau bicara soal itu, arah politik saya sudah jelas. Saya ikut dawuh (perintah) pak presiden," kata Gus Miftah.
Gus Miftah Bicara Arah Politik 2024: Saya Ikut Perintah Pak Presiden
Miftah Maulana Habiburrahman, alias Gus Miftah bertandang ke Balai Kota Solo, Selasa (18/7). Selama sekitar satu jam, pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta ini bertemu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Dalam pertemuan dengan Gibran, Gus Miftah mengaku tidak membahas persoalan politik. Namun terkait dukungannya dalam Pilpres 2024, dia mengatakan mengikuti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Enggak, kalau bicara soal itu, arah politik saya sudah jelas. Saya ikut dawuh (perintah) pak presiden, karena saya beberapa kali ketemu beliau saya nderek dawuh (ikut perintah) bapak. Dawuh bapak kemana saya ikut,"
kata Gus Miftah
Ditambahkan Miftah, saat ini sudah saatnya fokus untuk lebih menonjolkan prestasi daripada bicara tentang pencalonan gubernur maupun wali kota.
"Katakanlah saya besok Mas Gibran calonkan gubernur atau wali kota. Kenapa nggak sibuk dengan prestasinya Mas Gibran yang kita tonjolkan, malah disibukan dengan menyerang. Saya pikir itu pola-pola yang harus ditinggalkan," tegas Gus Miftah.
Gus Miftah Bertemu GibranDoakan Gibran
Sementara itu dalam pertemuannya dengan Gibran di Balai Kota, Solo, dia mengaku hanya bersilaturahmi.
"Silaturahmi, kebetulan saya pulang haji. Katanya orang pulang haji, doanya mabrur. Saya mendoakan mas Gibran mudah-mudahan sehat panjang umur,"
kata Gus Miftah
Selain mendoakan Gibran, Gus Miftah mengaku mendapat perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Mensesneg untuk melakukan kajian kebangsaan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi serta masyarakat. "Gerakan saya namanya gerakan moderasi beragama, berbangsa. Gerakan moderasi berbangsa dan beragama yang happy dan menyenangkan," terangnya.
Miftah menambahkan, kasus intoleransi di Solo sempat mengkhawatirkan. Namun di era Gibran kasus-kasus tersebut berkurang dan masih di bawah normal. "Artinya yang masih sederhana lah, nggak sampai darurat. Makanya memang harus ada upaya bersama antara tokoh agama, sama pemerintah. Dalam hal ini harus bebarengan bagaimana kemudian isu-isu tentang intoleransi dan radikalisme ini tidak menjalar kemana-mana," kata Gus Miftah.