Haramkan Duit Korupsi, Jaksa Agung Ini Pilih Buka Rental PlayStation
Meski cuma sebentar menjabat Jaksa Agung, tetapi cukup membuat koruptor ketar-ketir.
Jaksa Agung ini terkenal tega dengan koruptor.
Haramkan Duit Korupsi, Jaksa Agung Ini Pilih Buka Rental PlayStation
Jika di Polri ada Hoegeng, aparat yang dikenal dengan kejujurannya, maka di Kejaksaan, ada Baharuddin Lopa. Baharuddin Lopa merupakan Jaksa Agung RI pada tahun 2001 setelah ditunjuk oleh Presiden Abdurrahman Wahid.
Sebentar dia menjabat Jaksa Agung dan sekaligus Menteri Kehakiman dan Perundang-undangan, satu tahun. Karena pria kelahiran Mandar, Sulawesi Selatan, 27 Agustus 1935 itu wafat pada 3 Juli 2001 saat melakukan perjalanan dinas ke Arab Saudi karena serangan jantung dan kelelahan.
Meski cuma sebentar menjabat Jaksa Agung, tetapi cukup membuat koruptor ketar-ketir. Jangan pernah mencoba menyuap atau sekadar memberi hadiah ke Baharuddin Lopa, haram baginya.
merdeka.com
Baharuddin Lopa juga melarang keras keluarganya menggunakan fasilitas yang diberikan oleh negara untuk digunakan pribadi. Bahkan telepon dinas di rumahnya dikunci, istri dan anaknya dilarang menggunakannya.
Dia lebih memilih memasang telepon koin di rumah dinasnya agar jelas peruntukannya.
merdeka.com
Ada kabar datang ke Lopa bahwa rumahnya di Makassar, kampung halamannya mesti direnovasi. Dia bisa saja menggunakan 'kekuatan'nya untuk membereskan hal itu, namun tidak dengan Lopa. Dia memilih mengumpulkan uang dari gajinya tiap bulan.
Karena masih kurang, Lopa membuka rental PlayStation dan warung telekomunikasi (Wartel) di Pondok Bambu, Jakarta Timur, untuk menambah uang renovasi rumah. Ditambah honor Lopa dari menulis kolom di surat kabar.
Selain dikenal sebagai penegak hukum yang berani, Lopa juga dikenal pribadi yang aktif dalam kegiatan amal dan sosial.
Lopa diketahui sering menyisihkan uang untuk disumbangkan ke fakir-miskin hingga anak yatim, pada tahun 1990 hingga akhir hayatnya.
Mantan anggota Komnas HAM ini juga menyempatkan mengunjungi beberapa panti yatim/piatu atau panti sosial di daerah Jonggol, setiap akhir pekan. Dia datang tak sendiri, tetapi mengajak keluarga hingga cucunya.