Hari Batik Nasional, perajin ciptakan Batik Semarangan 38 meter
Merdeka.com - Hari Batik Nasional yang jatuh pada hari ini Kamis (2/10) turut diperingati para perajin di Kampung Batik Gedong Semarang dengan membentangkan kain batik sepanjang 38 meter. Saking panjangnya, kain batik tersebut menutupi beberapa rumah warga. Uniknya, dalam kain batik itu terdapat 200 motif ikon Kota Atlas.
Pantauan merdeka.com, di tengah kesibukannya membuat batik, seorang perajin batik di Kampung Batik Gedong Rejomulyo Semarang, Eko Hariyanto, mencoba membentangkan kain Batik Jagad Semarangan sejauh 38 meter.
Eko mengatakan, pembuatan kain batiknya telah melalui proses panjang. Tak tanggung-tanggung, selama 4 tahun dia harus bekerja keras menyempurnakan pembuatan kain batik berwarna cokelat dan putih itu agar tampak sempurna saat dipamerkan dalam peringatan Hari Batik Nasional pada Kamis (2/10) tadi.
-
Apa yang dikatakan tentang hasil kerja keras? Kerja keras akan membawamu ke puncak. Tapi, bakat hanya akan membawamu ke pintunya.
-
Bagaimana kerja keras bisa terbayar? Kerja keras terbayar jika kamu cukup sabar untuk menyelesaikannya.
-
Kenapa Banyuwangi perlu kerja keras? Tantangan yang dihadapi daerah saat ini semakin berat. Tuntutan masyarakat pun terus meningkat, sehingga dibutuhkan komitmen dan kerja keras bersama seluruh pihak untuk bisa mewujudkan pelayanan prima sesuai harapan publik.
-
Kenapa kerja keras terbayar? Tidak ada di dunia ini yang diberikan kepadamu. Kamu harus keluar dan mendapatkannya! Tidak ada yang mengatakan itu akan mudah, tetapi kerja keras selalu terbayar.
-
Bagaimana komitmen dilakukan? Komitmen bisa dilakukan dengan cara suka rela atau tanpa unsur paksaan.
-
Bagaimana Golkar bekerja keras? 'Kerja keras daripada tokoh-tokoh Golkar saya lihat di berbagai daerah yang saya datangi, yang saya kampanye dan saya minta maaf banyak daerah-daerah yang belum sempat saya datangi, saya kunjungi, dalam kampanye Pemilu yang baru saja lewat,' ucap Prabowo.
"Sangat sulit membuatnya, karena ini murni batik tulis khas Semarangan sehingga pembuatannya harus cermat dan teliti. Bahkan, tidak dipotong satu inci pun," kata pria berusia 41 tahun itu.
Menurut Eko, selama membuat Batik Jagad Semarangan dia telah menghabiskan bahan baku malam 1 kilogram dan pewarnaan sebanyak 1,5 kilogram. Saking banyaknya motif yang dilukis di dalam kain batik, membuatnya harus jeda beberapa kali sebelum akhirnya menuntaskan pembuatan selama 4 tahun.
"Ini akan didaftarkan dalam rekor MURI. Sebab, saya rasa baru kali ini ada Batik Jagad Semarangan yang menampilkan 200 gambar ikon kota seperti Lawang Sewu, Kapal Cheng Ho, 4 penari Gambang Semarang, Warak, Tugu Muda hingga Kilin atau binatang khas China," katanya semangat.
Lebih lanjut, Eko menguraikan, pembuatan Batik Semarangan kali ini untuk melestarikan batik lokal yang terancam punah. Padahal Batik Semarangan, kata dia, memiliki beragam keunikan karena terdapat unsur budaya China, Jawa dan Arab.
"Karena ada simbol Warak sebagai pemersatu komunitas inilah yang membuat Semarang selalu kondusif," terang dia, sembari menambahkan bila batik tulis Semarangan hanya dijual seharga Rp 125 ribu.
Sementara bagi Iin Windi Indah Tjahjani, agar Batik Semarangan tetap eksis maka dia terus berupaya memperkuat ciri khas produknya. Hasil karyanya kini diminati turis-turis asal Jakarta Bandung, Bontang, Papua, Ambon hingga Riau lantaran punya ketajaman warna yang menggoda disamping perpaduan gambar yang menonjolkan keunikan warga lokal. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Batik yang dibuat dengan cara tradisional ini masih eksis hingga sekarang
Baca SelengkapnyaLewat unggahan akun tiktok @syahrul_rahmath, tampak warga memasang bendera merah putih untuk memayungi jalanan.
Baca SelengkapnyaDengan berat bendera hampir 1 ton, bendera ini pun harus digotong banyak orang untuk memasukkannya ke dalam kotak kayu.
Baca SelengkapnyaBanjir pujian, seniman batik asal Yogyakarta buat karya batik kepulauan Indonesia untuk rayakan HUT ke-79 RI.
Baca SelengkapnyaKonon pembuatannya hanya boleh dilakukan oleh perempuan.
Baca SelengkapnyaSebuah kerajinan tradisional yang dipopulerkan oleh masyarakat Melayu di Kalbar ini menunjukkan ciri khas Nusantara yang sudah tembus pasar internasional.
Baca SelengkapnyaDari ide kreatifnya ini, Ia berhasil meraup omzet hingga Rp15 juta.
Baca SelengkapnyaMereka diajari langsung oleh Suliono pengrajin batik dan pemilik Rumah Batik Tunjung Langit khas Paser.
Baca SelengkapnyaSiami membuat kain tenun secara turun temurun. Ia belajar dari ibunya yang juga seorang penenun tradisional
Baca SelengkapnyaJika biasanya Alquran dibuat menggunakan tinta dan kertas, ada Alquran yang justru unik nan berbeda dari biasanya.
Baca SelengkapnyaMbok Mase adalah perempuan yang gigih dan ulet, ciri khas perempuan Kampung Laweyan pada masa jayanya.
Baca SelengkapnyaKeberadaan sentra IKM Batik ini bisa jadi inspirasi bagi daerah lain
Baca Selengkapnya