Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hilang Senyum Keisha, 12 Tahun Trauma Saksikan Ibu Dibunuh dan Ayah Dipenjara

Hilang Senyum Keisha, 12 Tahun Trauma Saksikan Ibu Dibunuh dan Ayah Dipenjara ilustrasi pencabulan. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Keceriaan Keisha Tampubolon hilang seketika. Anak gadis itu kini menjadi pemurung. Akibat kenangan pahit 12 tahun lalu ketika melihat ibunya Putri Megah Umboh tewas dibunuh di depan mata.

Perkembangan Keisha pun disampaikan sang nenek Getwin Mosse yang kini mengurusnya. Mereka tengah berjuang mendapatkan keadilan atas rentetan 'badai' yang menimpa keluarganya.

"Rentetan itu kan jatuh ke psikis Keisha, kebetulan Keisha ikut saya semenjak kasus itu. Jadi tumbuh berkembangnya keisha sama oma ya, tahu banget," kata Getwin saat dihubungi merdeka.com, Rabu (28/6).

Orang lain juga bertanya?

Getwin bercerita Keisha mengalami trauma karena melihat ibunya dibunuh. Oleh Rosma alias Ros pembantunya dan Gugun Gunawan alias Ujang pada 24 Juni 2011, silam ketika usia Keisha 3 tahun.

"Dia itu traumatik luka batin mendalam karena Keisha jadinya lemah fisiknya. Dia apa-apa tidak bisa dicepat-cepat kalau dia dengar sesuatu dengar suara keras dia takut. Itu kelihatan banget," ucapnya.

"Jadi dampaknya semua itu ke Keisha, kenapa oma bilang begitu. Karena saat dibunuh dia benar-benar melihat. Jadi Oma kalau berdoa itu dia suka bertanya 'kenapa mama dibunuh', dia bisa bercerita," tambah dia.

Sebelum kasus pembunuhan Putri terkuak, Keisha yang menjadi saksi mata sampai sekarang sangat mengingat bagaimana sang ibu dihabisi oleh Ujang. Karena ingatan itulah membuatnya trauma mendalam. Menyisakan luka yang sangat sulit tersembuhkan.

"Cuma Kok cucuku seperti apa ya dia mengalami bener itu kejadian karena dia yang dibunuh anak itu (Putri) anak saya. Wajar dong (ingin tahu) siapa sih pembunuhnya. 'Kie lihat enggak siapa yang bunuh mamah, (kata Kei) 'Rosma sama temannya oma'," ucap Getwin sambil tirukan percakapan dengan Keisha.

Ingatan Kelam Keisha

Kei ingat betul detail pembunuhan sang ibu. Mulai dari awal ketika Putri, Kei dan Rosma mengantarkan Mindo Tampubolon, mantan perwira menengah Polda Kepri ke kantornya.

"Kei tau dari mana kok tau dari mana bisa temukan Papa (Mindo). 'Bukan oma'. 'Kan waktu itu Kei sama Papa ke kantor yang nyetir mobil Papa, sampai di kantor ciumlah Papa ke Kei sama Mama (Putri) lalu yang nyupir mama," ujarnya.

"Di dalam ada Rosma, pulang dari kantor sampai rumah. Dikunci pintu pas gedor-gedor pintu. Ini ucapan Kei, 'begitu mama gedor-gedor pintu buka pintu dari luar ternyata dari dalam terbuka itulah si Ujang," sambungnya.

Ujang yang memegang teflon penggorengan langsung memukul kepala Putri sampai berdarah. Dibantu dengan Rosma, Putri dan Keisha pun ditarik ke lantai atas.

"Kok tahu (dipukul pakai) penggorengan, kamu lihat Oma kalau masak pakai teflon. Dipukul pala mamanya kemudian digeret, anak saya digeret dari lantai bawah ke lantai dua. Dipukul di kamar mandi disiram air," ujarnya.

Sampai akhirnya Keisha dan Putri pun dibawa oleh Ujang dan Rosma ke sebuah hotel di kawasan Batam. Awal kasus ini diduga penculikan, namun setelah dua hari ditelisik berkembang menjadi kasus pembunuhan.

Putri ditemukan tewas dengan lima luka tusukan pada tubuh dan luka bekas digorok pada bagian leher. Jasadnya ditemukan di dalam sebuah jurang. 15 meter dari jalan utama Tanjung Punggur-Batam Centre.

Kasus kembali berkembang ketika ayah Kei, mantan Anggota Polisi AKBP Mindo Tampubolon ditetapkan sebagai tersangka otak pembunuhan di balik tewasnya sang istri.

Ketika disidik, penyidik Polda Kepri menemukan fakta baru setelah membuat BAP kedua terhadap seluruh tersangka. Kepada penyidik, Ujang dan Ros selaku pelaku utama mengaku ada perencanaan dari orang yang mengorder pembunuhan sebelum eksekusi bahwa Hotel Bali ditetapkan sebagai tempat persembunyian.

"Oma sampai yakin tidak benar (kasus yang menyeret Mindo). Cucu saya (bercerita). Apa motivasi mantu saya bunuh anak saya apa motivasinya. Bagaimana Oma bisa menuduh anak mantu Oma otak pembunuh. Hidupmu begitu harmonis, motif apa yang bisa mengarah anak saya tega membunuh anak saya," ungkap Getwin.

Trauma Ganggu Tumbuh Kembang

Sederet ingatan kelam yang dialami Keisha mempengaruhi tumbuh kembangnya. Anak gadis yang kini menginjak usia 14 tahun dan duduk di kelas 2 SMP takut terhadap beberapa hal.

"Mas tahu kalau shower mandi. Jadi kalau oma mandiin dia itu kalau oma shower dia, dia spontan tidak sadar tampar muka saya. Waktu itu kaget kenapa dia tidak mau lihat alat itu," ujarnya

"Kenapa Kei tampar oma, 'Itu oma (shower). Baru oma tahu mamanya diguyur berdarah-darah pakai alat itu. Terus tidur tidak bisa sendiri itu Keisha, kemudian kalau lagi bangun tidak bisa segera," lanjut dia.

Bahkan, Getwin mengatakan Keisha tidak bisa lihat adegan kekerasan sampai mendengar bunyi kencang. Serentetan trauma itu mengganggu pendidikan Keisha di sekolah.

"Tapi kok tidak ada keadilan di negeri ini, nilai ulangannya merosot banyak. Yang Oma lihat kadang dia suka kei sakit dada, Oma kam bingung," kata dia.

Ingin Dekat Sang Ayah

Saat ini, Keisha telah tinggal di Pekanbaru. Hal itu sesuai permintaanya agar lebih dekat dengan sang ayah Mindo yang kini ditahan di Lapas Pekanbaru setelah vonis berkekuatan tetap.

"Seorang anak yang notabene, katanya papahnya bunuh mamahnya kok dia mau dekat papahnya. Gak masuk akal kan mas, karena kalau dipenjara tidak bisa seenaknya nelpon, makanya oma antar tinggal dekat besan saya," ujarnya.

Getwin lantas menyinggung kejadian Keisha yang ada di dekapan sang ayah ketika Mindo ditangkap oleh pihak kejaksaan untuk menjalani eksekusi tahanan pada 27 Juni 2019. Untuk jalani vonis seumur hidup yang dijatuhkan Mahkamah Agung (MA).

Pada 24 Mei 2012, Pengadilan Negeri Batam menyatakan mantan Kasubdit II Ditreskrimsus Polda Kepri itu memvonis Bebas Mindo. Begitu juga dengan Pengadilan Tinggi Pekanbaru. Namun palu hakim MA berbeda dan membatalkan putusan PN Batam dan PT Pekanbaru karena ada kekeliruan

"Pada saat papanya ditahan, dia lihat sendiri papanya digerebek digeret. Keisha sampai ikut masuk ruang tahanan," ungkap Getwin.

"Palanya ditahan masuk dalam tahanan jaksa dia tidak mau lepas sama papanya. Segitunya anak itu alami traumatik dalam arti rentetan dari mamanya belum selesai," tambahnya.

Getwinberencana untuk mengajukan peninjauan kembali (PK) atas vonis MA yang kedua kalinya. Usai PK pertama ditolak, dan tetap dengan putusan vonis seumur hidup.

"Oma akan terus berjuang, sampai ditemukan ada bukti kuat menunjuk menantu Oma Mindo pembunuhnya," ucapnya.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Suara Hati Pembunuh Ibu Kandung di Depok: Setiap Hari Menangis Tapi Harus Pura-Pura Kuat
Suara Hati Pembunuh Ibu Kandung di Depok: Setiap Hari Menangis Tapi Harus Pura-Pura Kuat

Dimarahi sejak kecil, RA mengaku selalu berusaha kuat di depan orang tuanya. Dia tidak mengungkapkan kekesalan isi hatinya pada orang tua.

Baca Selengkapnya
Kronologi Kasus Anak Dibunuh Ibu Tiri di Pontianak, Jasad Dimasukan ke Karung
Kronologi Kasus Anak Dibunuh Ibu Tiri di Pontianak, Jasad Dimasukan ke Karung

Kasus ini terungkap setelah ayah kandung korban mencari anaknya.

Baca Selengkapnya
Viral Momen Pilu Bocah Jualan dari Palembang ke Lampung, Numpang Naik Bus Dengar Nenek Meninggal
Viral Momen Pilu Bocah Jualan dari Palembang ke Lampung, Numpang Naik Bus Dengar Nenek Meninggal

Momen pilu bocah jualan dari Palembang ke Lampung. Numpang naik bus lantaran dengar neneknya meninggal.

Baca Selengkapnya
Mengalami Perundungan Selama 3 Tahun Sekolah, Siswi SMK Depresi hingga Meninggal Dunia
Mengalami Perundungan Selama 3 Tahun Sekolah, Siswi SMK Depresi hingga Meninggal Dunia

Sebelum meninggal dunia, anaknya sempat merasa bahagia setelah kelulusan.

Baca Selengkapnya
Anaknya Patah Hati karena Putus Cinta, Ibu Ini Ikut Gagal Move On
Anaknya Patah Hati karena Putus Cinta, Ibu Ini Ikut Gagal Move On

Ia tampak merenung panjang sambil meraba foto-foto kenangan anaknya bersama kekasihnya itu.

Baca Selengkapnya
Setahun Brigadir J Wafat, Tangis Pilu Kekasih di Makam Almarhum: Hancurnya Hatiku
Setahun Brigadir J Wafat, Tangis Pilu Kekasih di Makam Almarhum: Hancurnya Hatiku

Kekasih Brigadir J terlihat mengunjungi makam sang pujaan hati.

Baca Selengkapnya
Viral Siswi SD di Ogan Ilir Kerap Disiksa Ibu Kandung, Terbongkar Setelah Guru Curiga
Viral Siswi SD di Ogan Ilir Kerap Disiksa Ibu Kandung, Terbongkar Setelah Guru Curiga

Pengakuan korban dan luka-luka di tubuhnya direkam guru menggunakan kamera ponsel. Videonya pun viral di media sosial.

Baca Selengkapnya
Adik Kandung Korban Pembunuhan Ibu di Bekasi Diserahkan Ke Ayahnya
Adik Kandung Korban Pembunuhan Ibu di Bekasi Diserahkan Ke Ayahnya

Pada saat kejadian tragis itu berlangsung, adik AAMS berada di lokasi juga.

Baca Selengkapnya
FOTO: Tangis Ibu Pecah Peluk Boneka Saat Antar Empat Jenazah Anaknya yang Dibunuh Sadis Ayahnya di Jagakarsa ke Pemakaman TPU Perigi
FOTO: Tangis Ibu Pecah Peluk Boneka Saat Antar Empat Jenazah Anaknya yang Dibunuh Sadis Ayahnya di Jagakarsa ke Pemakaman TPU Perigi

Ibu korban menangis tiada henti saat mengantarkan empat peti jenazah anaknya ke TPU Perigi, Sawangan, Depok.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kronologi Ibu Muda Bunuh Anaknya Usia 5 Tahun, Ditemukan 20 Tusukan Sajam
VIDEO: Kronologi Ibu Muda Bunuh Anaknya Usia 5 Tahun, Ditemukan 20 Tusukan Sajam

Seorang anak berusia 5 tahun ditemukan tewas dengan bersimbah darah di sebuah rumah kawasan Bekasi,

Baca Selengkapnya
Duduk Perkara Anak di Batam Dianiaya Ibu Kandung, Leher Dirantai hingga Muka Lebam Gara-Gara Sembunyikan Handphone
Duduk Perkara Anak di Batam Dianiaya Ibu Kandung, Leher Dirantai hingga Muka Lebam Gara-Gara Sembunyikan Handphone

Video anak perempuan diikat rantai pada bagian leher dengan luka lebam di wajah itu viral di media sosial.

Baca Selengkapnya
Dibacok Ibu Kandung sampai Tewas, Anak 8 Tahun Ucapkan Kalimat Terakhir: Perut Aku Sakit
Dibacok Ibu Kandung sampai Tewas, Anak 8 Tahun Ucapkan Kalimat Terakhir: Perut Aku Sakit

Istrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.

Baca Selengkapnya