Hujan abu Gunung Slamet guyur Desa Kutabawa Purbalingga
Merdeka.com - Hujan abu akibat aktivitas Gunung Slamet terjadi di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat pagi (14/3). Hujan abu bercampur pasir terjadi sekitar pukul 05.00 WIB di Dusun Bambangan, yang berada di daerah paling utara Desa Kutabawa.
Seorang warga Dusun Bambangan Desa Kutabawa, Sakitem (33) mengatakan hujan abu tipis sempat terjadi di wilayah desanya. Saat hujan abu tersebut, ia mengaku sempat terasa di mata. "Tadi hujan abu bercampur pasir kecoklatan terjadi sekitar 10 menit. Tetapi, setelah itu cuaca kembali terang," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Muhammad Hendrasto mengatakan sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB tercatat terjadi 44 gempa embusan dari Gunung Slamet. Gempa embusan tersebut mengarah ke utara dan timur lereng Gunung Slamet. "Gempa embusan umumnya mengarah antara utara dan timur," katanya.
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
-
Dimana gempa bumi terjadi? Gempa tersebut persisnya berada di wilayah lautan Samudera Hindia, dengan kedalaman 10 kilometer, titik koordinat 105,9 BT dan 7,61 LS, berjarak sekitar 85,7 km barat daya Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
-
Dimana letusan gunung berapi terjadi? Pertanyaan tersebut menjadi fokus perhatian para peneliti yang mengunjungi dataran tinggi luas dan berbatu di India Barat yang terbentuk oleh lava cair, di mana mereka melakukan pengeboran batu dan mengumpulkan sampel untuk dianalisis.
-
Di mana gempa bumi sering terjadi di Indonesia? Wilayah yang rawan mengalami gempa bumi di Indonesia tersebar mulai dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Maluku Utara dan wilayah Papua.
Gempa embusan tersebut membawa material sisa dari dalam Gunung Slamet, berupa abu yang meluncur ke udara. Hendrasto mengatakan, ketinggian luncuran asap mencapai 1.200 meter ke udara bebas.
"Dibandingkan hari kemarin, mungkin ini yang agak tinggi. Selain itu, dalam catatan di pos Gambuhan, Pemalang setidaknya terjadi 44 kali gempa embusan. Jumlah itu lebih tinggi dari hari kemarin tetap masih dalam batasan normal untuk status Waspada," jelasnya. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jarak luncur awan panas guguran maksimum 3,5 kilometer ke arah Kali Krasak.
Baca SelengkapnyaDua kali awan panas guguran ini terjadi pada pukul 19.56 WIB dan 20.03 WIB.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru terpantau melontarkan abu vulkanik setinggi 500 meter di atas puncak.
Baca SelengkapnyaBukit lumpur itu sudah berkali-kali meletus dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaHal itu dijelaskan Koordinator Analisa dan Prakiraan Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jembrana, Made Dwi Wiratmaja
Baca SelengkapnyaBNPB mengimbau warga dan pihak pemerintah daerah setempat menindaklanjuti hasil analisa cuaca tersebut .
Baca SelengkapnyaDaryono menyebut, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Baca SelengkapnyaGunung Slamet yang saat ini masih berstatus waspada atau level II dipantau secara visual dan instrumental.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi mengalami erupsi. Hujan abu melanda Boyolali dan Klaten
Baca Selengkapnya