INFOGRAFIS: Kekerasan Seksual Terjadi di Masa Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Tinggal di rumah dan tidak berinteraksi langsung dengan orang lain tak menjamin bahwa seseorang bebas dari kekerasan seksual. Pada masa pandemi COVID-19 ini, ditemukan beberapa bentuk kekerasan seksual lain yang kerap terjadi.
Kekerasan seksual sendiri adalah tindakan berbau seks yang tidak diharapkan korban dan dapat dilancarkan dalam berbagai bentuk oleh pelakunya. Tidak hanya secara fisik, kekerasan seksual dapat juga dilakukan secara verbal, psikis, bahkan finansial.
©2020 Merdeka.com (mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut penyebab KDRT yang sering menjadi pemicunya.
Baca SelengkapnyaSejumlah kondisi dan kesalahan yang kita lakukan di kamar tidur bisa menjadi penyebab munculnya masalah kehidupan seksual.
Baca SelengkapnyaIni mempertimbangkan kerugian dan dampak negatif yang dialami korban dan tidak jarang bersifat permanen.
Baca SelengkapnyaKurangnya hubungan seks dalam kehidupan pernikahan tidak hanya mempengaruhi keintiman pasangan, tapi juga dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik & mental.
Baca SelengkapnyaKondisi tersebut memunculkan ancaman baru di dunia digital berupa kekerasan digital berbasis gender.
Baca SelengkapnyaPasien yang terjangkit virus cacar monyet (Mpox) tak harus dirawat inap.
Baca SelengkapnyaTinggal sendirian memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami depresi.
Baca SelengkapnyaTujuan akhir yang ingin kita capai melalui UU TPKS ini adalah memberikan kepentingan terbaik untuk korban.
Baca SelengkapnyaKebiasaan duduk terlalu lama atau gaya hidup sedentari juga dapat memiliki dampak negatif pada hubungan seksual baik pada pria maupun wanita.
Baca SelengkapnyaPolitisi Rieke DIah Pitaloka bahas soal korban KDRT yang memutuskan kembali ke pasangannya.
Baca SelengkapnyaSetidaknya tiga perempuan di Indonesia yang menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di setiap jamnya.
Baca Selengkapnya