Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini cara 'Kanjeng' Fuad Amin mencengkeram Bangkalan

Ini cara 'Kanjeng' Fuad Amin mencengkeram Bangkalan Fuad Amin Imron. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Kemarin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Ketua DPRD Bangkalan, Jawa Timur, KH Fuad Amin Imron, dan anak buahnya Rauf, serta Direktur PT Media Karya Sentosa, Antonio Bambang Djatmiko sebagai tersangka kasus suap dan gratifikasi. Mereka diciduk KPK dalam operasi yang digelar Senin hingga Selasa lalu.

LSM Madura Corruption Watch (MCW), membeberkan dugaan korupsi yang dilakukan oleh Fuad Amin Imron. Menurut salah satu pendiri MCW, Sukur, Fuad termasuk orang yang ditakuti di kabupaten paling barat Pulau Madura tersebut.

Sejak menjadi ketua DPRD Bangkalan, Fuad dikabarkan membagi-bagikan jabatan penting kepada anggota keluarganya untuk memperluas kekuasaannya di Bangkalan. Sukur menceritakan, setelah lengser dari jabatan bupati Bangkalan selama dua periode (2003-2008 dan 2008-2013) dia mewariskan tahta bupati kepada anaknya bernama Maimun Ibnu Fuad.

Menurut Sukur, sudah lama Fuad Amin 'mencengkeram' Kabupaten Bangkalan. Dia menggunakan cara-cara tak patut untuk mempertahankan posisinya. Berikut ini cara-cara Fuad Amin 'mencengkeram' Bangkalan seperti dirangkum merdeka.com:

Pakai kekuatan preman

Direktur Madura Corruption Watch (MCW) Sukur, mengatakan ada beberapa kekuatan yang digunakan Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin, termasuk ketika menjabat sebagai bupati Bangkalan selama dua periode. Salah satunya adalah kekuatan preman."Dia menggunakan preman untuk mengamankan. Dia pun merasa kuat dengan melakukan hal seperti itu, membuat orang lain takut, mikir. Misalnya kalau mau demo atau protes, bisa bahaya," ujarnya kepada merdeka.com, Kamis (4/12).Dia mencontohkan aksi demo warga atau LSM di Bangkalan. Sering beberapa aksi warga diintimidasi karena penjaga keamanannya justru preman-preman. "Jadinya warga takut, sehingga tidak berani bersuara," ujarnya.

Dinasti kekuatan politik Fuad menggurita

Selain itu, kata Sukur, dinasti kekuasaan politik Fuad Amin juga menggurita. Misalnya di DPRD ada setidaknya beberapa orang yang masih kerabat dekatnya. Misalnya nama Abdul Latif Imron yang merupakan adik kandung Fuad. Dia ketua DPC PPP Bangkalan yang kini menjabat wakil ketua DPRD Bangkalan. Kemudian ada nama Bir Ali yang juga kerabat dekat Fuad Amin. Kemudian nama Bupati Bangkalan Makmun Ibnu Fuad, yang masih anak kandung sang 'Kanjeng'. Cengkeraman politisi Gerindra ini sudah berlangsung lama, sejak menjabat sebagai kepala daerah dua periode lalu.Pada periode 2008-2013 misalnya, Fuad Amin berpasangan dengan kerabat dekatnya Syafik Rofii. Keduanya masih keturunan kiai karismatik Kholil Bangkalan. "Dia (Fuad) menggandeng sepupunya (Syafik Rofii). Kemudian sekarang anaknya (Makmun) berpasangan dengan adik kandung Syafik Rofii," kata Sukur.Jadi, bupati dan wakil bupati Bangkalan periode 2013-2019 bisa dibilang penerus trah Fuad Amin. Makmun adalah anaknya Fuad Amin, sementara Mondir adalah adik kandung Syafik Rofii, mantan wakilnya Fuad Amin.

Jaringan kepala desa

Selain itu, hegemoni kekuasaan Fuad Amin juga menggurita sampai ke pejabat-pejabat desa. Banyak kepala desa di Bangkalan merupakan orang-orang dekat yang loyal kepada sang 'kanjeng'. Maka wajar bila kemudian keluarganya selalu menang saat pemilu."Kepala desa itu bayar kepada orang-orang dekatnya (Fuad). Mereka loyal kepadanya," terang Sukur saat dihubungi lewat telepon pribadinya.Kedekatan itu dimanfaatkan ketika Fuad menjabat. Misalnya ketika menggarap proyek-proyek pemerintahan. Dana proyek untuk masyarakat dibagi-bagi dengan orang-orang dekatnya itu. "Misalnya saya orang dekatnya, ketika menang proyek harus bayar berapa persen," tuturnya.

Memanfaatkan trah kiai khos

Cara lain adalah memanfaatkan kharisma leluhurnya. Menurut Sukur, orang Madura, khususnya warga Bangkalan sangat menghormati Syaikhona Kholil Bangkalan, kiai karismatik di Madura. Fuad Amin masih keturunan kiai 'khos' yang pernah menjadi guru dari Kiai Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) itu."Memang hampir sebagian besar orang-orang, terutama kiai mendukung Fuad. Jadi orang-orang itu takut kalau melawan, takut kualat. Karena memang Fuad Amin masih keturunan Kiai Kholil," terang Sukur.

(mdk/mtf)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah Monumen Simpang Tinju, Simbol Perjuangan Bagindo Aziz Chan di Kota Padang
Sejarah Monumen Simpang Tinju, Simbol Perjuangan Bagindo Aziz Chan di Kota Padang

Kepalan tangan tersebut menjadi simbol perjuangan Bagindo Aziz Chan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Padang.

Baca Selengkapnya
Belajar dari Tradisi Panah Kasumedangan, Olahraga Tradisional Khas Sumedang Sarat Makna
Belajar dari Tradisi Panah Kasumedangan, Olahraga Tradisional Khas Sumedang Sarat Makna

Keunikan lain dari tradisi panahan ini adalah cara membidiknya yang tidak menggunakan mata, melainkan menggunakan hati.

Baca Selengkapnya
Mengenal Kecamatan Gegesik Cirebon yang Kaya Kearifan Lokal, Ada Tradisi Berburu Tikus
Mengenal Kecamatan Gegesik Cirebon yang Kaya Kearifan Lokal, Ada Tradisi Berburu Tikus

Selain identik dengan kuliner Gayamnya, ternyata Gegesik juga dikenal sebagai pelestari budaya lokal, salah satunya berburu tikus.

Baca Selengkapnya
Potret Caluk Trantang, Senjata Tradisional Asal Tuban yang Berjasa Bebaskan Warga dari Kekejaman Penjajah
Potret Caluk Trantang, Senjata Tradisional Asal Tuban yang Berjasa Bebaskan Warga dari Kekejaman Penjajah

Masyarakat tak gentar hadapi para tentara Belanda walaupun senjata mereka lebih canggih.

Baca Selengkapnya
Sosok Hang Nadim Laksamana Perang Pencentus Gerilya Air dan Perjuangannya Lindungi Bintan dari Jajahan Portugis
Sosok Hang Nadim Laksamana Perang Pencentus Gerilya Air dan Perjuangannya Lindungi Bintan dari Jajahan Portugis

Salah satu figur pahlawan legendaris dari Pulau Bintan yang berjasa melindungi tanah kelahirannya dari jajahan bangsa Portugis.

Baca Selengkapnya
Mengenal Kampung Heritage Sukadiri di Serang, Napak Tilas Jejak Pemerintahan Keraton Surosoan di Abad ke-17
Mengenal Kampung Heritage Sukadiri di Serang, Napak Tilas Jejak Pemerintahan Keraton Surosoan di Abad ke-17

Pengunjung seolah diajak napak tilas kejayaan Banten Lama, melalui sejumlah peninggalannya di kampung wisata tersebut.

Baca Selengkapnya
Mengenal Permainan Tradisional Sunda Ngadu Muncang, Dulu Pemenangnya Dapat Satu Set Gamelan
Mengenal Permainan Tradisional Sunda Ngadu Muncang, Dulu Pemenangnya Dapat Satu Set Gamelan

Permainan tradisional ini dulu sangat populer, sampai dijadikan perlombaan antar kerajaan

Baca Selengkapnya