Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Interview 500 teroris, Tito sebut mereka bunuh diri demi masuk surga

Interview 500 teroris, Tito sebut mereka bunuh diri demi masuk surga Perwira tinggi dampingi Tito Karnavian. ©2016 merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman

Merdeka.com - Komjen Tito Karnavian hari ini menjalani fit and proper test dengan Komisi III DPR. Pada kesempatan itu sejumlah anggota Komisi III menyoroti beberapa kasus yang kerapkali melibatkan penyalahgunaan tugas Kepolisian, salah satunya tindakan yang melanggar HAM dalam kasus penangkapan terorisme.

Tito mengatakan, di Indonesia sendiri sejak tahun 2000 atau semenjak iklim demokrasi sudah menggunalan sistem law invorcement. "Dengan bukti yang mengamankan polisi, lalu melakukan proses pidana kepada pelaku. Beda dengan kasus yang terjadi di Amerika yang lebih mengedapankan militer untuk menghadapi Afganistan. Sehingga tersangka yang di sana ditangkap tanpa peradilan," jelas Tito di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamus (23/6).

"Sekarang pertanyaannya kenapa ada 121 orang tewas sebelum diadili. Ini karena ada taktis di lapangan saat mereka mau ditangkap tapi membahayakan petugas atau masyarakat umum. Contoh kasus starbak, apa mungkin mereka gunakan senjata tembak-tembak lalu kita bilang tolong berhenti dulu tembak-tembaknya. Kan enggak mungkin," tuturnya.

Dalam mengahadapi situasi seperti itu, lanjut Tito, yang dipikirkan petugas hanya satu yakni bagaimana menghentikan ancaman itu.

"Hal-hal seperti ini jihas adalah wajib bagi mereka (teroris). Bagi mereka membunuh orang kafir masuk surga, dapat pahala sementara kalau mereka terbunuh langsung masuk ke surga dan dapat bidadari. Lebih dari 500 orang yang saya interview semua pemikirannya seperti itu," ungkapnya.

Selain itu, Tito mengungkapkan dinamika penanganan terorisme saat ini sudah berubah.

"Kami melihat bahwa penengakkan hukum penindakan yang menyebabkan tersangka meninggal dunia bukan terjadi saat ini saja. Dalam penindakan terorisme tersangka yang meninggal dunia sudah terjadi sejak bom Bali," ungkap Tito.

"Persoalannya dinamika kenapa sekarang jumlahnya meningkat karena yang tergetnya berbeda. Dulu target polisi karena dianggap penghalang. Sekarang sudah berbeda," tuturnya.

Sedangkan, lanjut Tito, dalam penanganan terorisme difaktori oleh ideologi harus memakai teknik soft approach atau pendekatan halus. "Penyelesaiannya melalui politik atau soft negotiation seperti kasus GAM dan Jakarta," ungkapnya.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dua Terduga Teroris Perakit Bom di Polsek Astana Anyar Ditangkap!
Dua Terduga Teroris Perakit Bom di Polsek Astana Anyar Ditangkap!

Dua Terduga Teroris Perakit Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Ditangkap

Baca Selengkapnya
5 Fakta Penangkapan Terduga Teroris di Kota Batu, Ternyata Simpatisan Kelompok yang Berafiliasi dengan ISIS
5 Fakta Penangkapan Terduga Teroris di Kota Batu, Ternyata Simpatisan Kelompok yang Berafiliasi dengan ISIS

Terduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.

Baca Selengkapnya
Sepanjang 2023, Densus 88 Tangkap 142 Teroris dan 2 Ditembak Mati
Sepanjang 2023, Densus 88 Tangkap 142 Teroris dan 2 Ditembak Mati

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar menjelaskan terkait dua tersangka yang tewas adalah teroris di Lampung, pada 12 April 2023.

Baca Selengkapnya
Pembunuh Sesama Napi di Lapas Palembang Ternyata Pecatan TNI yang Terlibat Pencabulan
Pembunuh Sesama Napi di Lapas Palembang Ternyata Pecatan TNI yang Terlibat Pencabulan

Dua pelaku merencanakan pembunuhan korban karena jengkel dengan sikapnya yang tidak mau ikut aturan tahanan senior.

Baca Selengkapnya
Jemaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Janji Akan Patuh Pada NKRI
Jemaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Janji Akan Patuh Pada NKRI

Jamaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Akan Patuh Pada NKRI

Baca Selengkapnya
Paspampres Pembunuh Imam Masykur akan Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana, Terancam Hukuman Mati?
Paspampres Pembunuh Imam Masykur akan Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana, Terancam Hukuman Mati?

Pomdam Jayakarta akan menerapkan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana kepada Paspampres dan 2 TNI pembunuh Imam Masykur

Baca Selengkapnya
5 Pelaku Pengeroyokan hingga Tewas di Bali Ditangkap, Tersangka Mengaku Salah Sasaran
5 Pelaku Pengeroyokan hingga Tewas di Bali Ditangkap, Tersangka Mengaku Salah Sasaran

Kelima pelaku berinisial RS (23), BFH (18), AM (17), OYB (21) dan AH (25)

Baca Selengkapnya
Pomdam Jaya Ungkap Sosok Paspampres & 2 TNI Penculik Pemuda Aceh, Ini Pangkat dan Kesatuannya
Pomdam Jaya Ungkap Sosok Paspampres & 2 TNI Penculik Pemuda Aceh, Ini Pangkat dan Kesatuannya

Paspampres dan dua anggota TNI mengaku sebagai anggota polisi saat menculik paksa Imam.

Baca Selengkapnya
Percakapan Terakhir Imam Masykur dan Kekasihnya Sebelum Diculik dan Dibunuh Paspampres
Percakapan Terakhir Imam Masykur dan Kekasihnya Sebelum Diculik dan Dibunuh Paspampres

Imam Masykur dibunuh usai dibawa paksa dari toko obatnya di kawasan Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya