'IPT 65 di Belanda wujud freedom of expression sekelompok orang'
Merdeka.com - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyatakan, pengadilan rakyat atau International People's Tribunal (IPT) kejahatan kemanusiaan di Indonesia pada 1965 yang digelar di Den Haag, Belanda, bukanlah pengadilan sungguhan. Retno mengaku telah mendapatkan laporan lengkap soal pengadilan rakyat tersebut.
"IPT 65 itu bukan pengadilan beneran. Ini adalah pengadilan tanda kutip. Jadi ini bukan pengadilan beneran. Yang dilakukan adalah di satu tempat, di sebuah gereja di Den Haag dilakukan seperti ada sidang. Dan saya mendapatkan laporan bahwa mereka 50 orang hadir. Jadi itu yang perlu saya luruskan jadi tidak ada legal consequences-nya," kata Retno di Istana, Jakarta, Jumat (13/11).
Selanjutnya, jelas Retno, soal pengadilan rakyat ini banyak sekali yang kemudian mengaitkan dengan pemerintah Belanda. Retno menegaskan, bahwa kegiatan ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan pemerintah Belanda.
-
Siapa yang hadir di persidangan? Soraya Rasyid tiba di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, terlihat mengenakan pakaian serba hitam. Perhatian media dan fotografer segera tertuju pada kehadirannya, yang memang sudah datang untuk mengikuti jalannya persidangan.
-
Dimana pertemuan berlangsung? Kunjungan ini diterimanya di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad) Jakarta, Senin (22/4) kemarin.
-
Dimana Rembuk Kemerdekaan berlangsung? Kumpulkan 18 Ribuan Massa di Rembuk Kemerdekaan, Qadari: Bobby Nasution Kandidat Kuat Gubernur Bobby Nasution sukses mengumpulkan sebanyak 18 ribuan massa di acara Rembuk Kemerdekaan di Meda.
-
Siapa yang akan dikunjungi oleh Pengadilan? Kunjungan ini tentunya bertujuan untuk memastikan apakah mereka masih tinggal bersama atau tidak.
-
Dimana kejadian ini berlangsung? Sebuah video memperlihatkan prajurit TNI yang memberi kejutan di HUT Bhayangkara. Sejumlah TNI tiba-tiba datang ke kantor Polisi Tuban dengan membawa massa yang cukup banyak.
-
Dimana Tengku Dewi menghadiri persidangan? Ini adalah momen saat Tengku Dewi tiba di PA Cibinong.
"Ini adalah wujud dari freedom of expression yang dilakukan oleh sekelompok orang. Jadi itu yang saya tegaskan supaya isunya jelas dan benar. Sehingga tidak terjadi salah pengertian," tegasnya.
Lebih lanjut, Retno menambahkan, tidak ada larangan mahasiswa yang berada di Belanda untuk menghadiri pengadilan tersebut. Retno yang notabene Mantan Dubes Indonesia di Belanda itu mengaku sangat mengetahui budaya hubungan KBRI di Belanda dengan mahasiswa-mahasiswa di sana.
"Jadi itu tidak ada yang namanya intimidasi. Saya udah cek ke KBRI, KBRI mengatakan tidak ada dan saya kira kan sudah dibantah oleh Ketua PPI-nya kan," tandasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahasiswa berangka pukul 11.30 menggunakan 10 kopaja dan 20 angkot. Mereka juga membawa sejumlah spanduk dan poster.
Baca SelengkapnyaPolisi meminta pihak panitia dan UGM terbuka terkait pelarangan Anies menjadi pembicara.
Baca SelengkapnyaPerkara ini dimohonkan oleh dua mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Sandy Yudha Pratama Hulu dan Stefanie Gloria.
Baca SelengkapnyaMahasiswa menolak praktik politik dinasti dan mengkritisi putusan MK terkait batas usia capres dan cawapres.
Baca SelengkapnyaMereka menuntut Kejati Banten bertindak netral dan tegas dalam menegakkan hukum di Provinsi Banten, terutama terkait pelaksanaan Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaRocky tidak habis pikir, dirinya bertahun-tahun mengajar di sekolah Megawati Soekarnoputri mengedukasi tentang pikiran bangsa.
Baca SelengkapnyaSaat aksi nanti, diklaim akan bergabung ribuan mahasiswa dari 50 kampus di berbagai daerah.
Baca SelengkapnyaMunculnya spanduk 'Jokowi Alumnus UGM Paling Membanggakan' merupakan dinamika di lingkungan mahasiswa.
Baca SelengkapnyaMenteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) mengisi kuliah umum di Universitas Falatehan Kota Serang, Banten, Rabu (13/12).
Baca SelengkapnyaRamai Kampus Kritik Jokowi, Ini Respons Menko PMK Muhadjir Effendy
Baca Selengkapnya