Jadi Wisudawati Terbaik, Anak Buruh di Jember Sempat Ingin Putus Sekolah
Merdeka.com - Senyum dan rona bahagia senantiasa mengembang dari wajah Erwinda Viantasari. Gadis berjilbab itu, menjadi salah satu dari 900 mahasiswa Universitas Jember (Unej) yang mengikuti proses wisuda pada Sabtu (31/8) ini. Istimewanya, Winda, sapaan akrabnya, merupakan salah satu lulusan terbaik dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dengan torehan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) nyaris sempurna, 3,92.
Namun, di balik capaiannya hari ini, Winda sempat akan putus sekolah, karena keterbatasan ekonomi. Kedua orang tuanya, Pairin dan Siti Atiqah sehari-hari hanya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang tidak menentu. Karena hanya memiliki sawah yang amat terbatas, orang tua Winda hanya bekerja sebagai buruh jika dibutuhkan oleh pemilik lahan yang lebih luas.
Beruntung, Winda mendapat dorongan motivasi dari guru-gurunya semasa SMP.
-
Siapa yang berterima kasih kepada guru? 'Terima kasih Bapak dan Ibu Guru, yang selalu sabar membimbing dan membekali berjuta ilmu pada kami, untuk kami menjadi generasi bangsa yang mampu menjaga serta membangun masa depan pribadi, keluarga, maupun untuk negara kita ini.'
-
Bagaimana guru memberikan pengaruh? Guru dapat mengubah hidup hanya dengan perpaduan kapur dan tantangan yang tepat.
-
Siapa guru inspiratif di Bandung? Hendra merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Di keluarganya, Hendra jadi satu-satunya yang penyandang disabilitas. Namun Hendra justru terpacu untuk bisa memperoleh hak pendidikannya, bahkan ia menjadi satu-satunya anak di keluarganya yang menjadi sarjana.'Alhamdulillah sekarang bisa bergabung jadi guru di SMPN 4 Bandung. Saya merupakan satu-satunya anggota keluarga yang memiliki disabilitas. Namun, saya juga satu-satunya di keluarga yang bisa sekolah sampai sarjana,' katanya
-
Siapa yang memberikan kata semangat? Kita sebagai masyarakat bukannya tidak bisa ikut berpartisipasi dalam perjuangan mereka.
-
Siapa yang memberikan semangat untuk Wulan? Dalam unggahan yang dibagikan terlihat beberapa kompilasi video seorang pria yang berprofesi sebagai prajurit TNI yang tengah memberikan semangat kepada si pemilik akun sebagai pasangannya yang bernama Wulan.
-
Siapa yang bisa memberikan motivasi? Dalam hidup, kamu akan bertemu dua jenis orang, orang yang membangunmu dan orang yang menjatuhkanmu.
"Sewaktu duduk di SMPN 2 Bangorejo, Banyuwangi, saya sudah hampir putus sekolah karena orang tua tidak mampu lagi membiayai sekolah. Tapi karena prestasi saya yang baik maka guru-guru di SMPN 2 Bangorejo sepakat mendaftarkan saya ke SMAN 1 Genteng, Banyuwangi," ujar alumnus Program Studi Pendidikan Matematika ini.
SMAN 1 Genteng merupakan salah satu SMA paling favorit di Banyuwangi. Berkat prestasinya itu pula, selama sekolah, baik di tingkat SMP hingga SMA Winda kerap mendapatkan keringanan biaya karena berprestasi. Begitu pula sejak awal kuliah di Unej, sekitar 4 tahun yang lalu.
"Alhamdulillah saya sejak awal kuliah, mendapat bantuan beasiswa Bidikmisi. Kalau tidak, sepertinya saya tidak mungkin bisa kuliah," kenang Winda.
Riwayat pendidikan Winda sejak sekolah memang identik dengan prestasi. Kala duduk di SMPN 2 Bangorejo, Winda selalu menempati rangking pertama secara paralel di sekolahnya selama lima semester berturut-turut hingga lulus. Begitu pula saat belajar di SMAN 1 Genteng, Winda masuk dalam kelas unggulan dan namanya jadi langganan selalu masuk dalam deretan tiga besar siswa terbaik di SMAN 1 Genteng.
Begitu pula saat duduk di SMA, Winda juga meraih juara satu dalam ajang Olimpiade Teknologi Informasi dan Komunikasi se Kabupaten Banyuwangi.
"Tapi yang paling berkesan adalah saat saya meraih juara dua lomba desain batik khas Banyuwangi. Walau hanya dapat juara kedua tetapi desain batik karya saya menjadi batik resmi SMAN 1 Genteng hingga kini,” kenang anak bungsu dari dua bersaudara ini.
Ternyata prestasi Winda berlanjut saat dirinya menuntut ilmu di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember. Winda meraih peringkat 10 besar di ajang Olimpiade Sains Nasional 2017 di Yogyakarta. Winda juga masuk dalam tim Olimpiade Nasional MIPA Universitas Jember tahun 2019 lalu.
"Sedari kecil saya memang bercita-cita jadi guru. Oleh karena itu saya memilih kuliah di FKIP Universitas Jember. Sebab saya ingin mendidik anak-anak agar mampu meraih cita-citanya, terutama anak-anak yang kurang mampu seperti saya," tutur Winda.
Dari pengalaman hidupnya itu, Winda berharap kepada seluruh anak-anak untuk tidak mudah menyerah dalam menggapai cita-cita memperoleh akses pendidikan yang lebih baik.
"Karena jika kita mau berusaha keras dan berdoa, maka tidak ada yang tidak mungkin. Insyaallah akan selalu ada jalan,” pesan Winda mengakhiri percakapan.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ia meminta izin pada orang tuanya, mereka mengaku tidak punya uang untuk membiayai kuliah
Baca SelengkapnyaMelalui tekad dan keteguhan hati, ia berhasil mengatasi masa lalu kelamnya dan membuka lembaran baru yang penuh harapan dan prestasi.
Baca SelengkapnyaDi sela-sela waktunya bekerja, Puput berjuang mengerjakan soal dan meringkas materi untuk persiapan tes.
Baca SelengkapnyaSeorang gadis putri dari transmigran asal Wonosobo putus sekolah demi membantu orang tuanya di ladang setiap hari.
Baca SelengkapnyaViral anak SMP bantu ibunya cari rongsokan usai pulang sekolah, aksinya bikin salut.
Baca SelengkapnyaNorma masuk dalam 43 guru peraih penghargaan dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Guru dan Tenaga Kependidikan.
Baca SelengkapnyaMahfud berharap, kisah pelajar tersebut dapat menginspirasi para penyelenggara pendidikan.
Baca SelengkapnyaDia lulus dengan IPK 3,98 yang diselesaikan dalam waktu 3 tahun 6 bulan.
Baca SelengkapnyaKisah ini seakan menunjukkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk mengejar mimpi.
Baca SelengkapnyaJevelyn gadis asal Wonosobo ini berhenti sekolah dan memutuskan untuk transmigrasi.
Baca SelengkapnyaKisah pilu seorang gadis belia rela menyamar jadi pria demi bisa nafkahi 3 adiknya viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaMereka berjuang keras untuk menggapai di bangku SMA agar bisa masuk kampus favorit melalui jalur prestasi.
Baca Selengkapnya