Jajaki Kerja Sama, Swiss Akan Bawa Investor ke IKN
Merdeka.com - Duta Besar Swiss untuk Indonesia Olivier Zehnder beserta Head of Asia Pacific Kementerian Luar Negeri Swiss Heinrich Schallenberg berkunjung ke kantor Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) di Kalimantan Timur, Rabu (8/2). Mereka menyatakan akan mengajak para pengusahanya ke IKN untuk menjajaki berbagai peluang kerja sama.
Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono menerima kunjungan itu di kantor OIKN yang berada di area hunian pekerja konstruksi di IKN.
Kedatangan Duta Besar Swiss ke IKN juga didampingi Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Indonesia Umar Hadi. Menurut Umar Hadi, pemerintah Swiss ingin datang langsung ke lokasi serta melihat pembangunan IKN.
-
Siapa yang melakukan kunjungan ke Menko Perekonomian? Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket, Selasa (15/8).
-
Kapan Harsono menjadi duta besar RI untuk Swiss? Pada tahun 1972-1975, Harsono ditunjuk sebagai duta besar RI untuk Swiss.
-
Siapa yang memimpin delegasi Indonesia di pertemuan Konsultasi? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Kenapa Airlangga Hartarto undang duta besar OECD? Pertemuan ini untuk mendiseminasikan perkembangan terkini perekonomian Indonesia dan menjaring dukungan bagi proses aksesi Indonesia pada OECD.
-
Dimana Swiss berlokasi? Swiss memiliki luas 41.285 km persegi, secara geografis negara ini didominasi banyak pegunungan, salah satunya yang paling terkenal yakni pegunungan Alpen.
-
Siapa yang diajak Jokowi saat kunjungan kerja? Menariknya saat kunjungan kerja di Bone, Jokowi ditemani pengusaha sekaligus Wakil Ketua DPR dari Partai NasDem Rachmat Gobel.
"Pemerintah Swiss merupakan mitra baik kami, mereka juga ingin melihat kerja sama apa yang bisa dilakukan terkait pembangunan IKN," kata Umar Hadi, melalui keterangan tertulis diterima merdeka.com, Kamis (9/2).
Kepala OIKN Bambang Susantono menyambut baik kedatangan pemerintah Swiss ke IKN. "Tentu kami sangat senang, seeing is believing," kata Bambang didampingi para pejabat OIKN, di antaranya Wakil Kepala OIKN Dhony Rahajoe, Sekretaris OIKN Jaka Santos, Deputi Bidang Pengendalian Lingkungan Hidup dan SDA Myrna A Safitiri dan Juru Bicara OIKN Diani Sadiawati.
Bambang menjelaskan, posisi IKN nantinya akan menjadi pendorong ekonomi dua kota besar terdekat, yakni Balikpapan dan Samarinda. "Jadi seperti segitiga ekonomi, Nusantara akan berkembang bersama dua kota tersebut," ujarnya.
Tujuannya, lanjut Bambang, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan naik dan pada 2045 Indonesia akan menjadi negara dengan penduduk yang memiliki penghasilan tinggi (high income countries).
Bambang mengatakan ada sembilan penggerak ekonomi Nusantara, di antaranya kawasan inti pemerintahan (6,671 ha), Pusat Ekonomi dan Finansial (IKN Barat 17,206 ha), Kawasan Energi Baru Terbarukan (IKN Selatan 6,753 ha), Kawasan Wisata (IKN Timur - 9,671 ha, Kawasan Pendidikan (IKN Utara 12,607 ha), Pusat Penelitian dan Inovasi (IKN Timur 3,720 ha).
Menurut Bambang, IKN dibangun dengan konsep Forest City. Ini merupakan langkah Indonesia untuk melakukan mitigasi perubahan iklim. Sebesar 65% wilayah IKN Nusantara akan menjadi hutan tropis melalui reforestasi, sebesar 10% menjadi area taman dan produksi pangan dan 25% untuk area kota. "Tujuannya Nusantara akan menjadi carbon-neutral city pada 2045," terang Bambang.
Bambang juga menyampaikan ada banyak peluang investasi di IKN, seperti jalan tol, ekosistem kota pintar, low carbon energy, pengembangan Bandara Sepinggan serta ekowisata.
"Saat ini sudah ada tiga investor yang siap masuk untuk membangun hunian bagi aparat sipil negara, dan ada 90 investor yang sudah menandatangani LOI (Letter of Intent)," katanya.
Duta Besar Swiss untuk Indonesia Olivier Zehnder mengatakan kekagumannya dengan rencana dan visi serta misi IKN. Mereka juga sangat antusias dengan konsep IKN terutama sebagai Forest City. Zehnder juga mengungkapkan ketertarikan untuk menjajaki kerja sama di berbagai bidang, terutama kerja sama ekonomi terkait pembangunan IKN.
"Saya akan membantu untuk membawa pengusaha kami ke IKN," kata Zehnder.
Selain itu, menurut Zehnder, Pemerintah Swiss juga siap melakukan transfer pengalaman untuk penguatan di bidang pendidikan termasuk di sektor wisata.
"Kami punya banyak akademisi, peneliti juga korporasi yang memiliki keahlian untuk membantu IKN. Setelah kunjungan ini tentu kami akan segera menindaklanjuti," tutup Zehnder.
Dalam kunjungannya ke IKN, rombongan Duta Besar Swiss juga berkeliling melihat berbagai perkembangan pembangunan di IKN. Seperti diketahui, hunian pekerja konstruksi (HPK) sebanyak 9 tower dari 22 tower sudah siap digunakan. Di area ini juga dilengkapi berbagai fasilitas seperti masjid, klinik hingga tempat makan. (mdk/yan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Langkah ini untuk menarik investor baik dari negara anggota ASEAN maupun negara lainnya untuk masuk ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Baca SelengkapnyaBanyaknya investor menunjukkan bahwa IKN memang tempat menarik bagi pengusaha lokal maupun asing untuk berinvestasi.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, semua akan dikumpulkan dalam satu waktu saat perjanjian kerja sama (PKS) sudah siap untuk ditandatangani.
Baca SelengkapnyaJokowi mengangkat Bambang Susantono sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Kerja Sama Internasional Pembangunan IKN.
Baca SelengkapnyaPemerintah melakukan verifikasi dan penyaringan investor sesuai kebutuhan di IKN.
Baca SelengkapnyaMenteri investasi bahlil Lahadalia mengklaim sejumlah perusahaan asing siap berinvestasi di IKN.
Baca SelengkapnyaAda dua alasan secara individu investor asing belum masuk ke IKN.
Baca SelengkapnyaJokowi juga akan menghadiri resepsi pernikahan Pangeran Mateen di Brunei Darussalam
Baca SelengkapnyaJokowi pun mempersilakan investor dari berbagai sektor untuk menanamkan modalnya di IKN.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, investasi yang sudah masuk dalam pembangunan IKN Nusantara mencapai Rp47,5 triliun.
Baca SelengkapnyaNantinya, skema penjaminan infrastruktur di IKN diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tersendiri.
Baca SelengkapnyaEstimasi investasi dari 2 negara tersebut diperkirakan mencapai Rp7 triliun.
Baca Selengkapnya