Jajanan Chiki Ngebul Dilarang Dijual di Garut
Merdeka.com - Pemerintah Kabupaten Garut akan mengeluarkan surat pelarangan konsumsi chiki ngebul (cikibul). Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya keracunan akibat makanan yang dicampuri nitrogen itu.
"Pemerintah Kabupaten Garut akan mengeluarkan (surat) larangan kepada masyarakat, terutama anak-anak mengkonsumsi makanan atau jajanan yang membahayakan kesehatan, salah satunya cikibul," kata Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, Sabtu (14/1).
Pelarangan tersebut karena cikibul mengandung zat berbahaya untuk kesehatan, yaitu nitrogen yang digunakan untuk menimbulkan sensasi asap pada ciki.
-
Mengapa ngupil bisa bahaya? Kebiasaan yang sering dianggap sepele ini ternyata dapat memungkinkan patogen tersebut menjangkau sistem saraf pusat. Lebih mengkhawatirkan lagi, para peneliti menemukan bahwa bakteri dan patogen ini tidak hanya terjebak di hidung.
-
Bagaimana briket bisa berbahaya? Pembakaran briket dapat menghasilkan emisi gas beracun, partikel udara berbahaya, serta senyawa kimia beracun seperti benzene dan formaldehida.
-
Kenapa bahan-bahan itu dilarang? Mengutip Indy100, Selasa (5/11), badan yang berbasis di Helsinki ini menjelaskan bahwa bahan-bahan tersebut dilarang dalam kosmetik karena telah diidentifikasi sebagai polutan organik persisten atau 'sangat persisten, (sangat) bioakumulatif dan beracun (PBT/vPvB)' yang berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
-
Mengapa CO berbahaya bagi tubuh? Dengan demikian, CO mencegah oksigen mencapai jaringan dan sel yang membutuhkannya untuk bertahan hidup.
-
Kenapa limbah cair berbahaya? Berbagai bahan polutan ini jika tidak dikelola dengan baik, hanya akan terbuang ke sungai dan menyebabkan pencemaran.
-
Kenapa racun berbahaya? Penumpukan racun dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, mulai dari kelelahan kronis, masalah pencernaan, hingga penyakit serius seperti kanker.
"Bahan cikinya aman dikonsumsi, yang bahaya itu zat nitrogen cair yang dicampurkannya. Nitrogen tidak boleh dicampurkan pada makanan dan dikonsumsi karena bisa berdampak negatif dan membahayakan kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kebocoran lambung," jelasnya.
Selain itu juga, Wakil Bupati yang juga berprofesi sebagai dokter ini menyebut bahwa orang yang mengkonsumsi nitrogen bisa terseranh radang hingga luka dan infeksi tenggorokan, batuk, dan juga demam.
Oleh karena itu, Helmi meminta masyarakat ikut mengawasi dan memberitahun anak-anaknya untuk tidak mengkonsumsinya.
"Masyarakat juga harus ikut mengawasi adanya perdagangan jajanan yang bisa membahayakan kesehatan anak-anaknya. Sekolah juya harus melakukan hal serua, karena cikibul banyak dijual di lingkungan sekolah," pungkasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua dari tiga produk yang ditarik peredarannya dinyatakan tidak berbahaya bagi kesehatan.
Baca SelengkapnyaDeretan makanan ini bikin kentut jadi bau. Apa saja makanan yang dimaksud?
Baca SelengkapnyaMengonsumsi makanan yang mengandung natrium dehidroasetat berlebihan bisa memicu kanker sampai gangguan ginjal.
Baca SelengkapnyaAdapun bahaya yang ditimbulkan ke tubuh manusia bersifat akumulatif atau tidak langsung terasa.
Baca SelengkapnyaPecinta petualangan kuliner, hati-hati! Eksplorasi hidangan eksotis dan sehari-hari dapat membawa risiko bahaya kesehatan.
Baca Selengkapnyanatrium dehidrosetat dalam dosis tinggi dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
Baca SelengkapnyaDalam kasus camilan 'Hot Spicy Latiru' dan 'Latiao Stripes', belasan siswa keracunan.
Baca SelengkapnyaKonsumsi sejumlah makanan yang mengandung formalin terutama yang terkandung pada tahu dan bakso bisa sebabkan masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaPolda Kalimantan Selatan menyatakan tidak bisa menjerat warga yang mengonsumsi kecubung.
Baca SelengkapnyaPenarikan mi ini tidak hanya di Denmark, pemerintah Meksiko juga pernah melakukan hal yang sama karena rasa pedas ekstrem.
Baca SelengkapnyaApa Itu Natrium Dehidroasetat, Pengawet yang Terkandung di Roti Okko
Baca SelengkapnyaMi yang telah beredar di pasaran ditarik kembali. Konsumen diminta membuang produk yang sudah dibeli.
Baca Selengkapnya