Jelang Putusan MK, Ratusan Warga Solo Bakar Kemenyan di Depan Rumah Dinas Gibran
Mereka membakar lima wadah kemenyan dan melakukan aksi bisu.
Beberapa jam menjelang sidang putusan gugatan usia minimum calon presiden dan calon wakil presiden oleh Mahkamah Konstitusi (MK), Senin (16/10) ratusan orang yang tergabung dalam Komunitas Pelestari Budaya Nusantara mendatangi rumah dinas Wali Kota Solo, Loji Gandrung. Mereka melakukan tapa bisu dan membakar kemenyan.
Jelang Putusan MK, Ratusan Warga Solo Bakar Kemenyan di Depan Rumah Dinas Gibran
Pantauan merdeka.com, massa yang mengenakan pakaian serba hitam tiba di depan Loji Gandrung sekitar pukul 9.00 WIB. Mereka melakukan aksinya di area City Walk.
Sejumlah spanduk dan poster mereka bentangkan, di antaranya bertuliskan "Komunitas Pegiat Budaya Topo Bisu", "Ojo Dumeh", "Kami Muak Dengan Politik Dinasti", dan lainnya.
Mereka kemudian membakar lima wadah kemenyan dan aksi bisu selama 5 menit. Tak ada sepatah kata pun yang diucapkan. Seusai menggelar aksi tapa bisu, mereka kembali ke depan Gedung Wayang Orang Sriwedari.
"Acaranya sudah selesai, monggo kita jalan kembali ke Joglo Sriwedari," ucap koordinator aksi Joko P.
Sesuai temanya tapa bisu, Joko mengatakan tidak memberikan arahan apapun kepada para peserta aksi. Ia juga enggan memberikan komentar terkait tujuan aksi tersebut.
"Terima kasih pimpinan Kota Solo. Jadi sesuai tema tadi, jadi kami nggak bisa memberikan apa-apa. Kita tidak ada tendensi apa-apa. Istilahnya orang Jawa lah, biar pemimpin pemimpin kita yang tahu yang menjawab. Jadi tidak ada yang lain kecuali tapa mbisu," katanya.
Joko membantah jika aksi tersebut ada kaitannya dengan sidang MK.
Sedikit banyak kita mengingatkan kepada pimpinan yang ada di Solo. Supaya kita, Kota Solo ini tetap damai, tenteram. Masyarakat nggak butuh apa-apa, butuhnya tenteram. Orang Jawa dulu bilang, yen kowe tak elingke ora gelem yo aku tak meneng wae (kalau diingatkan tidak mau saya diam)."
Koordinator aksi Joko P.
Seusai melakukan aksi para pendemo meninggalkan lokasi, namun beberapa saat kemudian Gibran datang. Ia bersama sopir langsung memacu mobil dinasnya menuju Sriwedari. Putra sulung Presiden Joko Widodo itu menemui para pendemo. Gibran pun berdialog dengan para peserta aksi.
"Keluhamu apa? Masalahmu apa to? " kata Gibran.
Para peserta pun mengaku tidak mengetahui tujuan kegiatan tersebut. "Mboten ngertos mas," ucap salah satu peserta.
Gibran mengaku awalnya akan menerima para peserta aksi seusai mengetahui ada demo di rumah dinas. Namun sebelum datang, para pendemo sudah membubarkan diri.