Jokowi dan Iriana Kunjungi Lokasi Banjir Lahar Dingin di Kabupaten Agam Sumbar
Selain korban meninggal, 20 orang lainnya masih hilang dan dalam proses pencarian.
Banjir Lahar Dingin disusul banjir bandang di Sumbar menyebabkan puluhan orang tewas.
Jokowi dan Iriana Kunjungi Lokasi Banjir Lahar Dingin di Kabupaten Agam Sumbar
Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ibu Negara Iriana mendatangi lokasi banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (21/5). Jokowi melihat langsung kondisi terkini pascabencana yang terjadi akhir pekan lalu.
Pantauan Liputan6.com, Jokowi dam Iriana tiba di lokasi pukul 10.22 WIB. Dia langsung mendengar penjelasan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait penanganan bencana banjir di sana.
Jokowi juga melihat kondisi aliran Sungai Batang Kasiak usai banjir bandang. Tampak bebatuan dan pohon besar di lokasi bencana.
Alat berat sudah dikerahkan ke lokasi bencana untuk memindahkan batu dan pohon-pohon besar.
Beberapa rumah warga juga mengalami kerusakan akibat bencana banjir.
Dia juga mengunjungi posko penanganan bencana dan berbincang dengan pengungsi.
Setelah itu, Jokowi, para menteri dan pejabat daerah melakukan rapat terkait penanganan banjir di Nagari Batabuah.
Seperti diketahui, sebanyak 67 orang dinyatakan meninggal dunia dalam bencana banjir lahar dingin dan longsor yang terjadi di Sumatera Barat pada Sabtu (11/5/2024) malam. Selain korban meninggal, 20 orang lainnya masih hilang dan dalam proses pencarian.
Data tersebut tercatat hingga Kamis (16/5/2024). Dari 67 korban meninggal, 3 korban di RS Sijunjung belum teridentifikasi.
"Untuk warga terdampak ada 989 KK,dan 40 orang mengalami luka-luka," kata Kepala BNPB, Suharyanto, Jumat (17/5/2024).
Ia menyebut, pencarian sudah berjalan lima hari sejak kejadian banjir lahar dingin, pihaknya mulai melakukan dialog dengan keluarga korban yang masih hilang.
"Korban hilang sebanyak 20 orang ini sudah diikhlaskan atau belum oleh keluarga, kalau sudah, kita bisa hentikan pencarian dan evakuasi tapi kalau minta tetap dicari kita harus masih cari," ujarnya.
Ia menyebut negara memberikan anggaran pencarian itu batasnya enam hari, setelah itu ditanggung BNPB, sehingga ia meminta masyarakat untuk tidak khawatir.
Di samping itu, ia meminta pemerintah daerah lebih bijak dalam mengatur pendistribusian bantuan permakanan dan kebutuhan dasar kepada masyarakat, mengingat proses penanganan tanggap darurat hingga masa transisi diperkirakan masih berlangsung beberapa hari ke depan.
"Sembako melimpah, tolong dilihat kebutuhan yang lain seperti kebutuhan wanita, anak-anak, dan alat kebersihan, harus diadakan kalau kekurangan harus segera laporkan ke BNPB," ujarnya.