Jokowi Siap Jadi 'Endorse' Agar Penderita TBC Minum Obat
Presiden Jokowi siap jadi 'endorser' kepada masyarakat yang menderita TBC agar tidak lupa minum obat.
Presiden Jokowi siap jadi 'endorser' kepada masyarakat yang menderita TBC agar tidak lupa minum obat
Jokowi Siap Jadi 'Endorse' Agar Penderita TBC Minum Obat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) siap menjadi 'endorser' kepada masyarakat yang menderita penyakit tuberkulosis atau TBC agar tidak lupa minum obat. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkit cara Jokowi ketika mengajak masyarakat untuk vaksinasi Covid-19.
"Pak Presiden juga membantu kami, kami bilang 'Pak dulu vaksinasi nggak akan bisa sukses loh, itu selesai gara-gara Bapak jadi influencer', jadi endorser disuntik dulu. 'Bapak itu pakai jaket, orang pakai jaket, Bapak pakai sepatu apa semua orang ikut Bapak pakai sepatu. Bapak divaksinasi semua orang ingin ikut divaksinasi. Bapak bilang stunting itu harus makan telur setiap hari semua orang ikut'" kata Budi dalam di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (18/7).
Menurutnya, endorsement dari Jokowi bisa membuat warga terpengaruh untuk minum obat agar segera sehat. Sebab, Budi menerangkan, warga yang terkena TBC sulit untuk minum obat.
"Jadi saya bilang 'Pak kalau bisa TBC itu minum obatnya susah, kalau bisa Bapak jadi ini dong', ya beliau nggak kena TBC, tapi bisa memberikan endorsement, endorser bahwa ayo yang sakit TBC jangan sampai lupa minum obat TBC dan minumnya sampai selesai karena butuh minimal enam bulan," kata Menteri Budi.
Budi mengungkapkan, bahwa Presiden Jokowi mau berkeliling daerah agar masyarakat yang terkena TBC mau minum obat. Menurutnya, respons dari kepala negara sangat positif. "Dan beliau ketawa, beliau bilang 'Ya sudah lah Pak Menkes aku mau kalau perlu aku datang ke daerah-daerah nanti endorse masyarakatnya untuk yang kena TBC mau minum obat'," tutup Budi.
Presiden Jokowi meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyiapkan tempat karantina khusus penderita tuberculosis (TBC). Upaya ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.
“Arahan Presiden coba disiapkan tempat karantina khusus, tetapi kalau bisa dekat dengan masing-masing lokasi di mana terjadi tuberculosis ini. Jadi, selama dua bulan dia tidak menulari keluarganya, dimasukkan ke karantina khusus,”
kata Menteri Budi.
Dia menjelaskan, karantina diperlukan karena obat untuk penderita TBC baru bereaksi dalam dua bulan. Budi mengaku diminta Jokowi untuk bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam menyiapkan tempat karantina itu.
Vaksin Mencegah TBC
Budi juga menyampaikan akan ada vaksinasi bagi masyarakat untuk mencegah TBC. Dia menyebut, Indonesia sebetulnya sudah menyebarkan vaksin BCG yang selama ini diberikan kepada anak-anak. Namun, efektivitasnya hanya 50 persen.