Kabar hoax orang gila penculik anak makin meresahkan
Merdeka.com - Belakangan ramai kabar hoax tentang penculik anak yang menyamar sebagai orang gila demi melancarkan aksinya. Bahkan di sejumlah daerah, massa main tuduh, hingga bertindak main hakim sendiri. Padahal sejauh ini, isu penculikan tidak benar terjadi.
Kabar penculikan juga sampai di Solok Sumatera Barat. Kepolisian Resor Kabupaten Solok membantah informasi yang beredar di masyarakat adanya kasus penculikan anak di daerah itu, setelah memeriksa laporan yang masuk.
"Kami sudah memeriksa semua laporan yang masuk, namun tidak terbukti kebenarannya," kata Kapolres Kabupaten Solok, AKBP Reh Ngenana di Arosuka, dikutip dari Antara, Sabtu (25/3).
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang membuat berita hoaks? Menurut NewsGuard, situs-situs ini mengklaim diri mereka sebagai sumber berita lokal yang independen, namun tidak mengungkapkan afiliasi partisan atau asing mereka.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Apa yang dilakukan pembohong patologis? Pathological liar atau pembohong patologis adalah seseorang yang cenderung berbohong secara terus-menerus, kompulsif, dan tanpa alasan yang jelas.
-
Mengapa klaim gambar hoax ini keliru? Melansir dari reuters, The Economist tidak menerbitkan sampul yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden bermain catur dengan Vladimir Putin, dengan judul yang memperingatkan tentang perang nuklir yang 'tak terelakkan' antara keduanya.
-
Apa berita hoaks yang menyebar di Amerika Serikat? Situs-situs berita hoaks atau 'berita palsu' lebih banyak daripada surat kabar harian di seluruh Amerika Serikat.
Dia menyebutkan, rumor yang beredar luas di media sosial seperti kasus di Nagari Koto Gadang Guguk, Kecamatan Gunung Talang, dimana penculik dikabarkan menyamar sebagai wanita tua dan orang gila. Setelah ditelusuri ternyata informasi itu tidak benar.
"Saya sebagai Kapolres telah turun ke lokasi bersama Kasat Intel Iptu Sosmedia, dan Kapolsek Gunung Talang guna memastikan kebenaran informasi yang meresahkan warga tersebut," kata dia.
Dia meminta masyarakat untuk tidak panik berlebihan karena hingga sekarang tidak ada satu pun laporan kasus penculikan anak itu yang terbukti kebenarannya.
Namun para orangtua tetap harus waspada dan mendidik anak-anak untuk tidak mudah dirayu orang tidak dikenal dengan iming-iming uang, makanan, atau diajak bermain atau jalan-jalan.
"Bila terjadi penculikan anak, segera lapor ke pihak kepolisian agar cepat ditindaklanjuti," ujarnya.
Dia mengatakan, masyarakat harus tetap waspada terhadap aksi kriminal yang bisa menimpa siapa saja, termasuk orang dewasa, kewaspadaan di antaranya dapat dilakukan dengan tidak membiarkan anak-anak di bawah umur bermain di tempat umum tanpa pengawasan.
Kemudian masyarakat jangan mudah terprovokasi dengan isu-isu yang tidak benar (hoax).
"Berita ini tidak benar, jangan salah nanti orang gila juga dikira orang yang akan menculik anak yang akhirnya main hakim sendiri," ujar dia.
Masyarakat harus bijak menanggapi berita di media sosial, buktinya sampai saat ini khususnya di Kabupaten Solok belum ada kejadian tersebut, namun di media sosial sangat ramai diperbincangkan.
Guna memberikan pendidikan kepada anak, Polres Solok akan mengunjungi sejumlah sekolah sebagai upaya preventif.
"Kita akan menyampaikan imbauan ke masyarakat melalui sekolah-sekolah agar tidak resah, sekaligus juga mengharapkan pihak sekolah waspada. Jika ada yang mencurigakan jangan main hakim sendiri, laporkan ke polisi," ujarnya.
Terhadap mereka yang menyebarkan informasi tidak benar akan dilakukan upaya penegakan hukum seperti pemeriksaan, dan dapat dijerat dengan tindak pidana sesuai Perundang-undangan.
Sementara itu Wati (34) warga Jorong Pasar Baru, Nagari Koto Gadang Guguk mengungkapkan kekhawatirannya akan kejadian tersebut.
"Awalnya saya mendapat telepon dari keluarga, jika ada kasus penculikan anak di Sari Manggis, kebetulan anak-anak saya masih sekolah dasar (SD) makanya saya langsung mendatangi sekolahnya," katanya.
Dia mengaku akan memperketat pengawasan terhadap anaknya. Bila biasanya hanya mengantar anak ke sekolah dan baru menjemputnya kembali saat jam pulang, namun ke depannya dia akan menunggu anak pulang sekolah.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPU mendata ODGJ yang berdasarkan rekomendasi dokter dapat menggunakan hak pilihnya.
Baca SelengkapnyaSiswa SMP korban bullying di Cilacap, Jawa Tengah, dikabarkan meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPelaku yang berboncengan kemudian mendahului korban dari kiri
Baca SelengkapnyaBenarkah WNA Mexico tembak polisi hingga tewas? Begini penelusurannya
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda mengaku sebagai pengemudi ojol viral di media sosial. Dia menyebut dirinya menjadi korban begal, namun cerita berbeda diungkap polisi.
Baca SelengkapnyaBeredar video yang mengklaim adanya penganiayaan yang dilakukan oleh tenaga kerja asing (TKA) Chi
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaSalah satu laporan dibuat oleh Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Demokrasi.
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku kesepian dan perlu teman hingga akhirnya mengajak korban keliling naik motor.
Baca SelengkapnyaWapres Ma'ruf Amin meminta masyarakat berhati-hati, dan selalu menyaring setiap informasi yang diterima saat Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya"Tidak benar Prajurit TNI ditembak mati oleh OPM di Mulia, Kab. Puncak Jaya, itu semua HOAKS," kata Letkol Inf Candra
Baca Selengkapnya