Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kapolri minta bantuan ulama jaga NKRI agar tak runtuh

Kapolri minta bantuan ulama jaga NKRI agar tak runtuh Kapolri di pondok pesantren Gus Mus. ©2017 Merdeka.com/parwito

Merdeka.com - Saat melakukan safari Ramadan ke Pondok Pesantren Radhlatul Thalibin, Leteh, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Selasa (6/6), Kapolri Jenderal Tito Karnavian bertemu dengan KH Mustofa Bisri, KH Maimun Zubair, dan sejumlah ulama. Pada kesempatan itu Kapolri meminta bantuan ulama untuk bersama-sama menjaga keutuhan NKRI. Upaya ini penting untuk menjauhkan negara ini dari keruntuhan akibat persoalan Suku, Agama, RAS dan Antargolongan.

"Mari jaga kesatuan. Kita jaga NKRI apapun terjadi harus sama-sama kita harus jaga NKRI. Jangan sampai bangunan runtuh. Kita akan berdoa bersama, ibadah bersama tapi semua kembali kepada Allah," ujar Kapolri Tito, Selasa (6/6).

Kapolri mengutip buku 'destructive power of religion' karangan Harold Ellens yang membawa pesan bahwa agama untuk membangun nilai kecintaan dan kedamaian. Dia menyayangkan, yang terjadi di Indonesia justru agama diinterprestasikan untuk kepentingan sendiri dan kepentingan politik. "Bom bali atas nama Tuhan ratusan meninggal," ungkapnya.

Orang lain juga bertanya?

kapolri di pondok pesantren gus mus

Tito menceritakan pengalamannya bersama Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Saat itu Presiden Afghanistan menyampaikan kekagumannya pada Indonesia. Berbeda dengan kondisi di negaranya yang terus menerus diliputi ketakutan akibat peperangan.

"Kita tersentak disebut bangsa Indonesia unik. Presiden Afghanistan menyatakan 'kita merdeka duluan, 90 persen warga Afganistan muslim, yang terjadi sekarang semua provinsi di Afghanistan terjadi perang sampai hari ini'," katanya menirukan Presiden Afghanistan.

Presiden Afghanistan membeberkan dampak buruk perang antar umat Islam yang mengakibatkan negara itu terpuruk bahkan mengalami kemunduran dan keterbelakangan dalam pembangunan.

Dari cerita itu, Indonesia seharusnya bersyukur karena setelah merdeka, negara tetap berdiri kokoh dalam bingkai NKRI meski isu kekerasan dan keagamaan muncul.

kapolri di pondok pesantren gus mus

"Tidak perlu berdiam diri anggap tantangan kesatuan bangsa tidak ada. Hadirin, disampaikan Pak Gubernur (Ganjar Pranowo) mulai muncul isu keagamaan, kekerasan. In The Name Of God, mengatasnamakan agama kita bisa hancur," ucapnya.

Mantan Kepala BNPT ini mengaku ini membuktikan bahwa Islam merupakan agama untuk mensejahterakan dan mendamaikan dunia. Ulamanya bisa memberikan kedamaian kepada umat.

"Kami ke sini mendengar dan meyakini tempat ini tempat menyejukkan bukan hanya masyarakat Rembang tapi bangsa Indonesia. Dari sini keluar tausiah ayat-ayat menggambarkan agama Islam Rahmatan Lilalamin. Memberikan keselamatan warga dunia," jelasnya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sebut Pemilu Sudah Selesai, Jusuf Kalla Ajak Umat Islam Pererat Kembali Persatuan
Sebut Pemilu Sudah Selesai, Jusuf Kalla Ajak Umat Islam Pererat Kembali Persatuan

Jusuf Kalla mengajak umat Islam menjaga persatuan dan kesatuan pascapemilihan umum (Pemilu) 2024.

Baca Selengkapnya
Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa Ingin Benturkan Masyarakat
Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa Ingin Benturkan Masyarakat

Setiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Selama Ada Saya dan PKB Tidak Usah Khawatir Radikalisme
Cak Imin: Selama Ada Saya dan PKB Tidak Usah Khawatir Radikalisme

Agama harus mejadi perekat, maka tempat ibadah bukan menjadi tempat pemecah belah.

Baca Selengkapnya
Mahfud Ajak Kiai Hingga Masyayikh se-Jabar Jaga Persatuan NKRI
Mahfud Ajak Kiai Hingga Masyayikh se-Jabar Jaga Persatuan NKRI

Mahfud mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia dengan pelbagai sikap perdamaian.

Baca Selengkapnya
MUI: Jika Ada Pihak Benturkan Agama dengan Falsafah Bangsa Jelas Keliru
MUI: Jika Ada Pihak Benturkan Agama dengan Falsafah Bangsa Jelas Keliru

Untuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya
Menag Yaqut:  Indonesia Adalah Martabat Kita
Menag Yaqut: Indonesia Adalah Martabat Kita

Yaqut menegaskan, mempertahankan Indonesia sama saja dengan mempertahankan harga diri hingga martabat.

Baca Selengkapnya
Menag Yaqut: Umat Kristiani Punya Saham Atas Republik Ini, Jadi Jangan Minder
Menag Yaqut: Umat Kristiani Punya Saham Atas Republik Ini, Jadi Jangan Minder

"Jadi nggak boleh merasa kecil, sama-sama punya saham kok, yang beda kan devidennya saja, nah pembagiannya itu dibuat harus proporsional," kata Menag Yaqut.

Baca Selengkapnya
Penangkapan Terduga Teroris Dinilai Beri Rasa Aman Bagi Masyarakat
Penangkapan Terduga Teroris Dinilai Beri Rasa Aman Bagi Masyarakat

Penangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Diingatkan Perkuat Empat Bingkai Kerukunan Agar Tak Mudah Dipecah Belah
Masyarakat Diingatkan Perkuat Empat Bingkai Kerukunan Agar Tak Mudah Dipecah Belah

Empat bingkai kerukunan sebagai pilar kekuatan bangsa adalah kunci untuk melawan radikalisme dan terorisme.

Baca Selengkapnya
Waspadai Dalil Sesat Kelompok Teror, Tak Ada Agama Ajarkan Kekerasan
Waspadai Dalil Sesat Kelompok Teror, Tak Ada Agama Ajarkan Kekerasan

Narasi intoleran dan radikal dari kelompok teror ini perlu diimbangi dengan narasi tandingan berupa moderasi beragama dan seruan toleransi.

Baca Selengkapnya
Contoh Teks Doa Upacara 17 Agustus, Singkat dan Penuh Makna
Contoh Teks Doa Upacara 17 Agustus, Singkat dan Penuh Makna

Doa ini berisi tentang ungkapan rasa syukur dan harapan baik bagi bangsa Indonesia.

Baca Selengkapnya
Waspadai Kelompok Tebar Narasi Kebencian buat Ciptakan Kegaduhan di Tanah Air
Waspadai Kelompok Tebar Narasi Kebencian buat Ciptakan Kegaduhan di Tanah Air

Pentingnya menghormati kebebasan beragama dan tanggung jawab sosial dalam menjaga kehidupan plural di Indonesia

Baca Selengkapnya