Kasus Balita Tanpa Kepala di Samarinda jadi PR Polisi di Tahun 2020
Merdeka.com - Kasus kriminal di kota Samarinda, tercatat menurun sepanjang 2019. Di 2018 tercatat 1.753 kasus, dan di 2019 ada 1.270 kasus. Namun demikian, kasus kematian balita Ahmad Yusuf Ghazali (4), yang ditemukan Minggu (8/12) lalu, dipastikan belum terungkap hingga tutup tahun ini, dan menjadi menjadi pekerjaan rumah kepolisian di 2020 mendatang.
"Penemuan bayi tanpa kepala itu, menjadi kasus menonjol tahun ini," kata Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Budiman, saat rilis akhir tahun 2019, Senin (30/12).
Kepolisian berhati-hati mengungkap kasus itu, dan tetap mengacu pada fakta hukum. Hasil DNA berikut forensik lainnya yang diteliti di Mabes Polri, sampai saat ini, belum diperoleh kepolisian.
-
Siapa yang perlu tes DNA? Tes DNA bisa dilakukan oleh pasangan suami istri yang sedang merencanakan kehamilan melalui program bayi tabuh. Tidak hanya itu, tes DNA juga bisa dilakukan oleh pasangan yang berisiko mempunyai anak dengan kelainan genetik tertentu.
-
Siapa yang mendukung tes DNA? “Saya selama ini berusaha untuk bersabar dan kuat menghadapi masalah ini meskipun terasa berat untuk saya. Tidak ada yang saya khawatirkan lagi dan justru saya mendukung suami melakukan tes DNA untuk memutus keraguan,“
-
Mengapa polisi memeriksa DNA tali? Polres Metro Jakarta Utara fokus menunggu hasil pemeriksaan DNA dari satu keluarga yang tewas bunuh diri di apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara. Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menjelaskan DNA yang dicek oleh petugas adalah tali yang dipakai mengikat tangan satu keluarga ini saat melompat. 'DNA yang ada di tali ya, yang ditemukan di TKP (tempat kejadian perkara). Satu melekat pada korban dan satu masih satunya terlepas dari korban. Itu yang kami lakukan pemeriksa intinya itu,' ucapnya, Senin (18/3).
-
Gimana alibi didukung? Saksi, catatan CCTV, atau bukti lainnya dapat menjadi elemen yang memperkuat alibi.
-
Siapa yang bisa memberikan alibi? Alibi adalah pernyataan seseorang yang kemungkinan merupakan pelaku kejahatan, tentang di mana ia berada pada saat pelanggaran atau kejahatan dilakukan.
-
Kenapa penting melakukan tes DNA? Apabila seseorang mempunyai kelainan DNA atau genetik misalnya arena penyakit turunan atau faktor lain, mereka dapat mengalami penyakit tertentu. Oleh karena itu, penting untuk melakukan tes DNA agar bisa mengetahui struktur genetik dalam tubuh seseorang. Selain itu juga bisa mendeteksi kelainan genetik.
"Kasus ini masih dalam penyelidikan kami. Sambil menunggu hasil forensik, belum keluar. Jadi, kami belum bisa tentukan tersangkanya," ujar Arif.
Arif memastikan, biaya uji forensik DNA, menjadi tanggungan Poglri. Pernyataan itu ditegaskan Arif, menepis kabar bahwa biaya tes DNA menjadi tanggungan orangtua korban.
"Nggak mungkin keluarga yang membayar, karena sudah kena musibah. Dari Polri yang biayai, termasuk kalau bersedia dilakukan autopsi," terang Arif.
"Sambil menunggu hasil Puslabfor, saksi sudah beberapa kali kita periksa, termasuk saksi tambahan untuk memperkuat. Lebih cepat lebih baik (mengetahui hasil forensik)," ungkap Arif.
Data Polresta Samarinda, sepanjang tahun 2019 ini, tercatat ada 1.270 kasus kriminal, dan yang terungkap oleh kepolisian 1.115 kasus. Angka itu turun dari tahun 2018 lalu yang tercatat 1.753 kasus, dan terselesaikan 1.320 kasus.
Dirinci lebih jauh, kasus narkoba paling banyak di tahun 2019 sebanyak 316 kasus, tidak berubah dari tahun 2018 lalu 326 kasus. Di urutan kedua, kasus Curanmor tercatat 163 kasus di 2019, turun dibanding 2018 lalu sebanyak 217 kasus.
"Modus operandi pemain narkoba ini macam-macam. Bisa menyelundupkan melalui laut, bisa darat. Kami terus bergerak mengantisipasi," demikian Arif.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Iptu Rudiana akhirnya buka suara terkait tuduhan rekayasa kasus pembunuhan Vina Cirebon.
Baca SelengkapnyaRezky Aditya dan Citra Kirana berharap agar kasus dugaan penelantaran anak yang dilaporkan oleh Wenny Ariani segera mendapatkan penyelesaian yang jelas.
Baca SelengkapnyaIptu Rudiana dituding ‘menghilang’ usai Pegi Setiawan dibebaskan berdasarkan putusan Pengadilan Negeri (PN) Bandung.
Baca SelengkapnyaJules mengungkapkan, hingga saat ini bapak dari korban Eki masih mengalami trauma pasca kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaLaporan itu karena dugaan kuat KPAI tentang adanya unsur pelanggaran undang-undang tentang perlindungan anak oleh pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaPolres Bogor akan menanggung biaya tes DNA untuk pasien B demi mengungkap dugaan bayi tertukar di RS Sentosa Kemang, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan fakta baru dari hasil sementara autopsi ayah dan balita ditemukan tewas membusuk di Koja, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaPenyidik mendapatkan keterangan lebih dari dua orang saksi yang menyatakan bahwa tersangka Pegi Setiawan berada di lokasi kejadian.
Baca SelengkapnyaPolisi baru mendapatkan laporan peristiwa itu pada 25 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaDilaporkan ke Propam Mabes Polri Terkait Kematian Afif Maulana, Kapolda Sumbar: LBH Sok Suci
Baca Selengkapnya