Kecanggihan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Solo, Begini Cara Kerjanya
Pengoperasian PLTSa Putri Cempo tidak hanya berfungsi untuk mengolah sampah menjadi listrik melainkan sarana pengembangan riset dan penelitian.
PLTSa Putri Cempo resmi beroperasi hari ini.
Kecanggihan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Solo, Begini Cara Kerjanya
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka didampingi sejumlah kepala daerah Solo Raya meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo, Mojosongo, Senin (30/10). PLTSa Putri Cempo resmi beroperasi hari ini setelah Sertiikat Laik Operasi (SLO) keluar.
PLTSa Putri Cempo bisa mengolah sampah menjadi gas dan dikonversi menjadi listrik. PLTSa Putri Cempo diperkirakan memproduksi sekitar 8 megawatt (MW).
Gibran mengatakan, Pemkot Solo akan melibatkan daerah sekitar untuk pasokan sampah PLTSa Solo. Pasalnya, dalam lima tahun ke depan gunungan sampah Putri Cempo akan habis.
"Kita sudah berkomitmen setelah lima tahun ke depan untuk mengirim sampah ke sini. Kita habiskan dulu gunung sampah kita sendiri baru nanti menerima sampah dari luar kota."
Putra sulung Presiden Joko Widodo tidak mempersoalkan gunungan sampah TPA Putri Cempo lama hanya sekitar 30 persen yang dapat diolah. Ia berharap kerjasama pemasokan
sampah segera ditindaklanjuti.
"Tidak masalah, pokoknya prioritas kita sekarang menghabiskan gunung-gunung (sampah) yang ada di sini lalu kita datangkan sampah dari luar kota," katanya.
Direktur Utama PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) selaku operator PLTSa Putri Cempo, Elan Suherlan menyampaikan dibutuhkan waktu sekitar 7 tahun PLTSa Solo bisa beroperasi.
"Alhamdulillah hari ini, sampailah kita pada hari yang sangat membahagiakan ini infrastruktur pengolahan sampah Kota Solo untuk memproses sampah menjadi energi listrik ramah lingkungan telah resmi mendapatkan sertifikat laik operasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral," ucap dia.
Dia berharap perjuangan panjang dan melelahkan lebih dari 7 tahun ini akan memberikan manfaat besar bagi Pemkot Solo, masyarakat Solo, penduduk sekitar TPA Putri Cempo, Provinsi Jawa Tengah maupun rakyat dan bangsa Indonesia pada umumnya.
Dikatakannya, PLTSa Solo nantinya dapat menjadi solusi bagi permasalahan sampah di Solo maupun daerah lain di Indonesia.
"PLTSa Solo ini mampu mengolah sampah mentah perhari sebesar 545 ton dan menghasilkan produksi energi listrik sekitar 8 megawatt," terangnya.
Sebagian energi listrik ini l, lanjut dia, akan dimanfaatkan untuk kalangan sendiri. Dan sebagian lagi sekitar 5 megawatt akan dijual ke PLN untuk disalurkan kepada para pelanggan.
Menurut Elan, gunungan sampah PTA Putri Cempo akan habis dalam kurun waktu 5 sampai 7 tahun ke depan.
"Setelah beroperasi diperkirakan pegunungan sampah di belakang kita ini yang ada di TPA Putri Cempo akan habis sehingga kedepannya kerja sama pengelolaan sampah akan diperluas ke wilayah Soloraya melalui program mendatangkan sampah dari luar daerah," katanya lagi.
Pengoperasian PLTSa Putri Cempo tidak hanya berfungsi untuk mengolah sampah menjadi listrik melainkan sarana pengembangan riset dan penelitian.
“Ini bisa menjadi center of excellence, fasilitas bersama menuju pengembangan energi ramah lingkungan dan terbarukan,” urainya.
Pembangunan PLTSa Putri Cempo merupakan salah satu program strategis nasional (PSN). Kota Solo ditunjuk sebagai salah satu dari 12 kota dalam pengembangan PLTSa.
Pengoperasian PLTSa Putri Cempo diharapkan membawa Kota Solo selangkah lebih maju dalam penanganan masalah sampah dan mendukung ketersediaan energi ramah lingkungan.