Keluarga Korban Minta Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Dihukum Mati
Merdeka.com - Seorang pengusaha asal Palembang, Mulyadi (47), menjadi satu dari 12 korban pembunuhan dukun pengganda uang Slamet Tohari alias Mbah Slamet. Keluarga sudah menuju Banjarnegara, Jawa Tengah untuk proses identifikasi jenazah.
Kuasa hukum keluarga korban, Rizky Wahyu Pratama mengatakan, keluarga terkejut mendapat informasi kematian Mulyadi. Mereka berharap pelaku dapat dihukum mati.
"Keluarga sangat terpukul dengan kabar itu, keluarga sudah berangkat ke Banjarnegara dan jenazah bisa dimakamkan," ungkap Rizky, Kamis (6/4).
-
Kenapa keluarga korban minta pelaku dipenjara? 'Kalau misal ada undang-undangnya saya minta untuk dipenjarakan saja. Biar ada efek jera. Karena itu anak telah melakukan kejadian yang sangat brutal,'
-
Bagaimana putra korban menyelamatkan uang ayahnya dari penipu? Ia mengatakan kepada penipu itu bahwa dua orang temannya, yang terkesan dengan keuntungan yang diduga diperolehnya, sangat ingin berinvestasi masing-masing sebesar Rp247 juta. Dia juga bertanya kapan mereka bisa datang untuk mengambil uang dari rumahnya.
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Siapa pelaku pembunuhan itu? 'Diduga korban ditusuk ketika dalam keadaan sedang tidur. Ini masih kita dalami,' ujar dia kepada wartawan, Sabtu (30/11).Gogo menjelaskan, terduga pelaku awalnya menikam ayahnya.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Selain ditimpa musibah, keluarga juga dihantam isu tak sedap terkait rumah tangga Mulyadi. Beredar kabar Mulyadi menelantarkan anak istrinya dan memilih hidup dengan orang lain.
Tuduhan itu muncul setelah ditemukan secarik kertas di bekas kediaman Mulyadi tentang formulir konseling yang dibuat istri Mulyadi, DK, di Polda Sumsel pada Juni 2022 lalu tentang dugaan penelantaran. Alasan yang tercantum di surat tersebut, Mulyadi tidak bisa dihubungi sejak November 2021.
"Tidak ada penelantaran oleh almarhum, tidak benar itu," ujarnya.
Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Sumsel Kompol Tri Wahyudi membenarkan adanya surat tersebut sebagai hak yang diberikan penyidik untuk mengajukan konseling terhadap kasus yang dihadapinya. Namun, Tri tidak mengetahui nasib laporan tersebut sekarang.
"Suratnya sudah lama, nanti kami cari periksa lagi apakah sudah naik ke laporan polisi atau belum," kata dia.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu disampaikan perwakilan keluarga usai menemani pemeriksaan Ibunda Imam Masykur, Fauziah di Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaDua hakim agung mengatakan Ferdy Sambo layak dihukum mati, namun tiga hakim agung lainnya menyatakan seumur hidup.
Baca SelengkapnyaDukun pengganda uang Slamet Tohari terancam hukuman mati
Baca SelengkapnyaKorban sendiri sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya, sebelum akhirnya ditemukan jasadnya.
Baca SelengkapnyaAyah Yudha Arfandi meluapkan kekecewaan usai sidang karena JPU menuntut hukuman mati. Ia menuding jaksa lebay. Tamara Tyasmara bereaksi santai.
Baca SelengkapnyaKorban disebut pedagang obat-obatan ilegal di Ciputat, Tanggerang Selatan.
Baca SelengkapnyaAnggota tim Hotman 911 Thomas mengatakan tim Hotman 911 segera mendalami perkara tersebut setelah orangtua korban meminta bantuan mengawal kasus ini.
Baca SelengkapnyaYuni berharap keadilan memihak kepada sang kekasih. Keinginannya tak muluk, gadis cantik ini ingin pelaku dihukum yang setimpal.
Baca SelengkapnyaKeluarga meminta pihak kepolisian mengusut tuntas tragedi tewasnya korban yang secara tak wajar.
Baca SelengkapnyaSaat tersangka A tiba di lokasi, mereka bersorak dan berteriak.
Baca SelengkapnyaImam Masykur merupakan target ke-15 dari komplotan tersebut.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban mendapat kabar duka dari saudara di Jakarta.
Baca Selengkapnya