Kemendagri Perkuat Komitmen Pemda Kelola Sampah DAS Citarum
Merdeka.com - Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terus berupaya memperkuat komitmen pemerintah daerah (Pemda) dalam mengelola sampah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Upaya ini dilakukan salah satunya dengan menggelar Rapat Koordinasi Penandatanganan Komitmen Bersama dan Rencana Aksi Pengelolaan Persampahan di Wilayah DAS Citarum Tahun 2022-2025 di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Jumat (18/11)
Dalam arahannya, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) John Wempi Wetipo menegaskan pentingnya pengelolaan sampah di DAS Citarum. Saat ini, kata dia, DAS Citarum mengalami pencemaran dan berakibat terhadap rusaknya lingkungan. Kondisi ini memberi dampak kerugian terhadap kualitas kesehatan, ekonomi, sosial, ekosistem, sumber daya lingkungan, serta dapat menghambat tercapainya tujuan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
©2022 Merdeka.comTingginya aktivitas domestik dan industri di pinggiran sungai dinilai menjadi penyebab utama tercemarnya sungai Citarum. Pencemaran dan kerusakan ini meliputi pencemaran industri, limbah pertanian, limbah peternakan, limbah perikanan, air limbah domestik dan sampah domestik.
-
Apa yang dilakukan Pemkab Bantul untuk mengatasi sampah? “Mohon kerja sama kabupaten/kota untuk mengambil langkah-langkah penanganan sampah secara mandiri di wilayah masing-masing. Penutupan itu juga hasil kesepakatan rapat Sekda DIY dengan Sekda Kabupaten Sleman, Sekda Kabupaten Bantul, dan Sekda Kota Yogyakarta,“ katanya melalui sebuah surat edaran.
-
Bagaimana Pemkab Sleman atasi masalah sampah? Pemkab Sleman menetapkan beberapa kebijakan dalam pengelolaan sampah rumah tangga agar semakin dapat terkelola dengan baik.
-
Kapan DKI Jakarta menyaring sampah kiriman? Pada hujan yang terjadi awal bulan November, DKI Jakarta menyaring lebih dari 70 ton sampah kiriman di Kali Ciliwung.
-
Bagaimana cara mengatasi masalah sampah di Bantargebang? Demi menghindari longsor, maka dilakukan teknik terasering. "Jadi langkah itu yang kita terapkan sembari menunggu dibangunnya ITF di Jakarta.," kata Kepala Satuan Pelaksana TPST Bantargebang UPST DKI Jakarta, Handoko Raitno Solusi Lain Tahun ini, pabrik pengolah sampah atau refuse-derived fuel (RDF) plant akan dibangun di Bantargebang.
-
Bagaimana cara desa mengatasi masalah sampah? Masyarakat mau tidak mau harus mempunyai tingkat partisipasi untuk memilah dari dapur pindah ke depan pintu masing-masing rumah,“ Menurut Kuncoro, warga yang tinggal di 10 desa percontohan itu akan dibantu penyaluran sampahnya menuju Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R) aktif.
-
Bagaimana Desa Kemudo kelola limbah? 'Kami mencoba melihat potensi yang ada di Desa Kemudo, yakni dengan adanya limbah kering dari industri,' kata Kepala Desa Kemudo, Hermawan Kristanto, kepada Merdeka.com baru-baru ini.
"Saya merasa gembira berada di tengah-tengah Bapak/Ibu sekalian, dalam kegiatan yang penting ini, di mana kegiatan ini merupakan komitmen kita bersama dalam menangani permasalahan sampah di daerah khususnya di wilayah DAS Citarum," ujar Wempi.
Dia menjelaskan, Kemendagri memberikan perhatian dalam pengelolaan sampah di DAS Citarum. Perhatian ini misalnya dilakukan Kemendagri terhadap Rencana Aksi Pengelolaan Persampahan DAS Citarum yang diawali dengan penandatangan komitmen bersama dengan Gubernur Jawa Barat dan bupati dan wali kota di delapan kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat sepanjang DAS Citarum pada 25 November 2021 di Bandung. Sebagai wujud komitmen tersebut, Kemendagri telah menggelar beberapa kali rapat untuk memantapkan rencana aksi pengelolaan persampahan di wilayah DAS Citarum.
©2022 Merdeka.comRencana aksi pengelolaan persampahan di wilayah DAS Citarum ini menjadi best practise yang dapat direplikasikan untuk wilayah di luar DAS Citarum. Dengan demikian, nantinya rencana aksi ini menjadi acuan dan masukan bagi kepala daerah untuk merumuskan kebijakan dalam bidang perencanaan dan penganggaran dalam kegiatan pengelolaan sampah daerah.
Di lain sisi, Wempi juga mengapresiasi dukungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang telah mendukung penanganan sampah di wilayah DAS Citarum.
Dalam kesempatan itu, Wempi hadir didampingi Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Bangda Teguh Setyabudi. Hadir pula sejumlah pejabat dari kementerian/lembaga lainnya. Selain itu, turut hadir Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan sejumlah bupati/wali kota Provinsi Jawa Barat. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi Sungai Citarum semakin membaik. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta pemerintah pusat tetap berperan menanggulangi pencemaran di sungai itu.
Baca SelengkapnyaPembangunan daerah sebagai bagian integral yang tidak terpisahkan atau terpadu dari pembangunan nasional.
Baca SelengkapnyaPerlu ada integrasi yang serius dalam pengelolaan sampah di daerah
Baca SelengkapnyaJaya Negara mengatakan saat ini Pemkot Denpasar telah memiliki 3 TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) yang didukung oleh pemerintah pusat.
Baca SelengkapnyaGaya Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengecek program Citarum Harum bersama Kasad Jenderal Maruli Simanjuntak mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaDaerah aliran sungai (DAS) Citarum Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, kini menjadi lautan sampah.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan mewajibkan pasangan calon kepala daerah yang diusung, memasukkan isu lingkungan ke dalam visi misi.
Baca SelengkapnyaPengelolaan sampah menjadi tindakan darurat yang harus segera dilakukan
Baca SelengkapnyaPemkot Bandung membuka peluang pemanfaatan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Cibeureum.
Baca SelengkapnyaPupuk Kaltim berkomitmen untuk terus meningkatkan kontribusi dalam pemulihan ekosistem laut yang rusak.
Baca SelengkapnyaAmran mengatakan, ada berbagai macam isu pengelolaan perkotaan yang saat ini muncul, mulai dari kepadatan penduduk, kemacetan, hingga sampah.
Baca SelengkapnyaMayoritas sampah di Kaltim adalah sisa makanan sebanyak 51,11%, diikuti oleh plastik 19,5%, dan sampah kertas/karton 12,37%.
Baca Selengkapnya