Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

'Kepulangan' Bu Patmi tumbuhkan bunga perlawanan petani Kendeng

'Kepulangan' Bu Patmi tumbuhkan bunga perlawanan petani Kendeng Petani Kendeng meninggal dunia usai aksi cor kaki. ©2017 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Duka mendalam terpancar di raut wajah para petani Kendeng, peserta aksi cor kaki menolak pembangunan pabrik semen. Kepulangan Bu Patmi meninggalkan kesedihan, tapi tidak menyurutkan api perlawanan mereka.

Bu Patmi menghembuskan napas terakhir Selasa (21/3) sekitar pukul 02.55 WIB. Semangat perlawanan Bu Patmi menolak berdirinya pabrik semen telah menginspirasi warga lainnya. Termasuk Koko, salah satu anggota Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK). Di matanya, Bu Patmi contoh orang yang konsisten dengan pilihan hidupnya.

"Kita pasti mati. Tapi kita yang memilih jalannya. Kita yang memilih apakah (mati) dengan mencintai ibu bumi atau dengan mendurhakainya, " ungkap Koko di kantor LBH, jakarta, Selasa (21/3).

petani kendeng meninggal dunia usai aksi cor kaki

Koko menyamakan nama Patmi dengan Padma yang berati bunga. Kepulangan Bu Patmi akan memunculkan bunga-bunga perlawanan.

Siti mengagumi sosok Bu Patmi sebagai wanita yang peka dan gigih terhadap persoalan yang dialami warga.

"Bu Patmi itu sangat gigih. Ketika dia cium (persoalan seputar pabrik semen), dia langsung ikut gerakan. Dia ikut jalan kaki dari Pati-Semarang. Dia juga ikut aksi jalan kaki dari Rembang-Semarang," ungkap Siti.

Siti masih ingat betul, setelah aksi kemarin, dia sempat mengajak Bu Patmi untuk pulang ke Pati. Sebab saat itu telah diputuskan bahwa hanya akan ada sembilan orang saja yang akan melanjutkan aksi. Yang lain diperbolehkan pulang.

"Tapi ketika diajak pulang, Bu Patmi tidak mau. Dia bilang, 'saya mau di sini'," tambah Siti.

petani kendeng meninggal dunia usai aksi cor kaki

Bu Patmi mengikuti aksi tolak pabrik semen di Kendeng sejak kamis (16/3). Sejak hari itu kakinya dicor. Muhammad Isnur, advokat dan pengacara publik LBH, menceritakan, setelah bertemu Kepala Staf Presiden, diputuskan bahwa peserta aksi yang lain boleh pulang karena sudah dipilih sembilan orang untuk melanjutkan aksi. Bu Patmi termasuk peserta yang diperbolehkan pulang.

"Bu Patmi kemudian mandi. Setelah mandi, Bu Patmi teriak sakit, dan dia sempat muntah," jelas Isnur.

petani kendeng meninggal dunia usai aksi cor kaki

Bu Patmi langsung diantar ke rumah sakit St. Carolus. Dokter yang memeriksa mengatakan kematian Bu Patmi termasuk sudden death (kematian tiba-tiba). Namun, Isnur menduga Bu Patmi meninggal akibat serangan jantung. Isnur mengatakan, Bu Patmi termasuk salah satu peserta yang kesehatannya tidak mengkhawatirkan.

"Kita punya beberapa dokter untuk melihat kondisi kesehatan peserta. Bu Patmi adalah satu peserta yang tidak dikhawatirkan kondisinya," kata Isnur.

Kini, jenazah Bu Patmi telah diantar ke Pati untuk selanjutnya dimakamkan di Desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Viral Video Seorang Ibu di Rantau Prapat Berpelukan dengan Anaknya Terhalang Jeruji Besi
Viral Video Seorang Ibu di Rantau Prapat Berpelukan dengan Anaknya Terhalang Jeruji Besi

Agus Rambe yang merupakan ayah kandung dari Tina mengatakan anaknya ditangkap pada 20 Mei 2024 lantaran dituding melakukan perlawanan terhadap polisi.

Baca Selengkapnya
Aroma Kesuksesan Mulai Tercium, Begini Kerja Keras Petani Transmigrasi
Aroma Kesuksesan Mulai Tercium, Begini Kerja Keras Petani Transmigrasi

Sebuah video memperlihatkan seorang petani transmigran yang bekerja keras demi sukses di kemudian hari.

Baca Selengkapnya
Sosok Nyi Mas Gamparan, Panglima Muslimah Asal Serang yang Tolak Keberadaan Belanda di Banten
Sosok Nyi Mas Gamparan, Panglima Muslimah Asal Serang yang Tolak Keberadaan Belanda di Banten

Wanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.

Baca Selengkapnya
Cerita Nyi Mas Melati Si Singa Betina dari Tangerang, Teriakannya Bikin Belanda Ketar Ketir
Cerita Nyi Mas Melati Si Singa Betina dari Tangerang, Teriakannya Bikin Belanda Ketar Ketir

Kabarnya, julukan ini melekat karena teriakannya amat mengerikan dan bikin penjajah ketar-ketir.

Baca Selengkapnya
Kisah Pemberontakan Batipuh 1841, Dampak Sistem Tanam Paksa Terhadap Rakyat Pantai Barat Sumatera
Kisah Pemberontakan Batipuh 1841, Dampak Sistem Tanam Paksa Terhadap Rakyat Pantai Barat Sumatera

Pemberontakan ini sebagai bentuk reaksi rakyat terhadap sistem tanam paksa oleh Belanda.

Baca Selengkapnya
Berawal dari Sepedaan Bareng, Ibu-Ibu di Wonogiri Ini Sulap Lahan Tidur jadi Kebun Sayur
Berawal dari Sepedaan Bareng, Ibu-Ibu di Wonogiri Ini Sulap Lahan Tidur jadi Kebun Sayur

Terbentuknya kelompok itu berawal dari para ibu-ibu yang ingin punya kebun sayur sendiri

Baca Selengkapnya
Cerita Petani Kendeng dan Dilema yang Dihadapi, Sering Kena Apes Walau Sudah Gelar Sedekah Bumi
Cerita Petani Kendeng dan Dilema yang Dihadapi, Sering Kena Apes Walau Sudah Gelar Sedekah Bumi

Berbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus

Baca Selengkapnya
Begini Pentingnya Peran Perempuan di Industri Pertanian, Termasuk untuk Jaga Ketahanan Pangan
Begini Pentingnya Peran Perempuan di Industri Pertanian, Termasuk untuk Jaga Ketahanan Pangan

Progam ini dirancang untuk memberdayakan keterlibatan perempuan dalam aktivitas pertanian, baik dalam aspek on-farm maupun off-farm.

Baca Selengkapnya
Gadis Blitar Ini Bangga Banget Jadi Petani, Bisa Sulap Kotoran Sapi Tidak Bau Busuk
Gadis Blitar Ini Bangga Banget Jadi Petani, Bisa Sulap Kotoran Sapi Tidak Bau Busuk

Ia pun heran mengapa banyak anak muda tidak mau jadi petani

Baca Selengkapnya
Pernah Melawan Penjajah Belanda Sampai 50 Tahun, Begini Sejarah Suku Basemah di Sumatera Selatan
Pernah Melawan Penjajah Belanda Sampai 50 Tahun, Begini Sejarah Suku Basemah di Sumatera Selatan

Suku asli dari kota Pagaralam, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Muara Enim ini melakukan perlawanan terlama dalam sejarah.

Baca Selengkapnya
Tiga Hari Tak Digubris Mahyeldi, Ratusan Pendemo di Padang Teriak
Tiga Hari Tak Digubris Mahyeldi, Ratusan Pendemo di Padang Teriak "Gubernur Jahat"

Ratusan warga Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, melanjutkan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumbar, Jalan Sudirman, Padang, Rabu (2/8).

Baca Selengkapnya
Petani Muda Fakatoto Bisa Raup Jutaan Rupiah dari Budidaya Cabai, Begini Caranya
Petani Muda Fakatoto Bisa Raup Jutaan Rupiah dari Budidaya Cabai, Begini Caranya

Petani muda yang tergabung dalam kelompok tani muda Fakatoto telah meraup jutaan rupiah dari budidaya cabai.

Baca Selengkapnya