Kerja di Indonesia, pekerja asal China digaji lebih besar
Merdeka.com - Kedatangan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China ke Indonesia meresahkan sejumlah pekerja di Tanah Air. Apalagi, beberapa perusahaan dalam negeri yang seharusnya dapat dikerjakan warga Indonesia, malah diserahkan ke warga asing.
Tak hanya soal pekerjaan saja, pekerja lokal juga mendapati adanya diskriminasi soal penghasilan yang didapatkan. Salah satunya seperti yang dialami Harno (26), sopir truk di sebuah perusahaan produsen semen di Banten. Dia mengaku hanya bersabar ketika gajinya yang diterima tak sebesar yang didapatkan pekerja asal China.
"Padahal jam kerjanya dan profesinya sama. Tetapi kalau soal gaji berbeda. Mereka lebih besar daripada orang lokal," kata Harso ditemui merdeka.com di Bayah, Banten, Rabu (9/9).
-
Di mana pekerja Indonesia bekerja? Haygrove, sebuah perkebunan di Hereford yang memasok buah beri ke supermarket Inggris, memberikan surat peringatan kepada pria tersebut dan empat pekerja Indonesia lainnya tentang kecepatan mereka memetik buah sebelum memecat mereka lima dan enam pekan setelah mereka mulai bekerja.
-
Kenapa pekerja Korea Selatan di Indonesia hina warga Indonesia? Dalam pesan yang dibagikan, terlihat beberapa pekerja Korea Selatan melontarkan kata-kata kasar bernada hinaan dan merendahkan orang Indonesia.'Kulitnya hitam, paling jelek di Asia Tenggara dan punya obsesi,' tulis salah satu anggota Indosarang menggunakan bahasa Korea.
-
Apa yang menjadi alasan protes buruh? Pasalnya, mereka memandang bahwa tak sedikit perusahaan swasta berperan dalam kebangkitan perekonomian nasional saat itu.
-
Kenapa pekerja Indonesia dipecat? Pihak perkebunan yang mempekerjakan mereka mengatakan mereka dipecat karena kurang cepat memetik buah-buah yang akan dipasok ke supermarket besar.
-
Siapa yang menjadi korban diskriminasi? Contohnya, seperti diskriminasi yang ditujukan kepada orang keturunan etnis Tionghoa di Indonesia.
-
Apa yang membuat karyawan Singapura tidak bahagia? Sebanyak 52 responden karyawan di Singapura mengaku tidak bahagia karena gaji dan tunjangan yang tidak memadai. Sedangkan 36 persen mengaku mereka kurang diakui dalam pekerjaan, dan tidak ada kejelasan dalam karir.
Harno membeberkan, jam kerja yang dilakoninya tak jauh berbeda dengan pekerja asal China tersebut, yakni mulai dari pukul 07.30 sampai 17.00 WIB. Namun, perbedaan perhatian justru terlihat dari segi penghasilan.
"Gaji saya sekitar Rp 3 juta, sedangkan mereka bisa Rp 250 ribu sampai Rp 500 ribu per hari," katanya.
Lelaki asal Lampung itu, hanya bisa meratapi nasibnya sebagai sopir dengan gaji pas-pasan. Sempat beberapa kali mencari lowongan pekerjaan di beberapa daerah, namun dia hanya bisa bekerja di perusahaan tersebut meski gaji yang diterimanya belum mencukupi.
Menurutnya, perbedaan gaji tersebut terjadi karena adanya perjanjian antara kontraktor di China dengan perusahaan tempatnya bekerja. "Iya, mau bagaimana lagi, saya butuh kerja. Memang kalau bawaan dari China gajinya lebih besar," pungkasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia menantang BRIN untuk membeberkan data atas pernyataan tersebut.
Baca SelengkapnyaPendapatannya disebut bisa meningkat hingga 500 persen.
Baca SelengkapnyaPengeluaran masyarakat tentu berbeda-beda. Pengeluaran ini yang kemudian membuat kelas atau kelompok.
Baca SelengkapnyaSeorang warga Amerika yang ditanya bahkan berkomentar nilai upah minimum rata-rata pekerja Indonesia sangat tidak masuk akal.
Baca SelengkapnyaDirektur Jenderal Imigrasi Kemenkumham Silmy Karim mengatakan, baru-baru ini, banyak pelajar Indonesia yang memutuskan pindah kewarganegaraan ke Singapura.
Baca SelengkapnyaAda 775 warga negara asing (WNA) yang telah berstatus Tenaga Kerja Asing (TKA) di Kabupaten Tangerang, Banten.
Baca SelengkapnyaKorlap Aksi May Day, Ida I Dewa Made Rai Budi Darsana mengatakan, ada 10 tuntutan yang disampaikan dalam aksi kali ini.
Baca SelengkapnyaBule-bule kaget mendengar gaji pekerja di Indonesua. Ternyata gaji para bule di luar negeri ini fantastis.
Baca SelengkapnyaGaji minimal yang diterima pekerja asing yaitu SGD5.600 atau setara Rp65 juta per bulan.
Baca SelengkapnyaBaru Kerja 5 Pekan di Perkebunan, Pekerja Indonesia di Inggris Dipecat karena Kurang Cepat Memetik Buah
Baca SelengkapnyaDalam buku Sejarah Indonesia Modern, karya M. C. Ricklefs yang diterbitkan tahun 1994, asal mula adanya outsourcing diyakini muncul pada masa kolonial Belanda.
Baca SelengkapnyaPelemahan nilai tukar Ringgit dan perekonomian Malaysia mendorong warganya mencari pekerjaan di Singapura.
Baca Selengkapnya