Khofifah Ingatkan Warga NU Bahaya Hoaks yang Makin Massif di Media Sosial
Merdeka.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengingatkan masyarakat, khususnya warga Nahdlatul Ulama (NU) untuk mewaspadai penyebaran berita bohong di media sosial yang kian massif dan tumbuh subur.
Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini menyinggung fenomena Post-Truth. Di mana dasar kebenaran informasi yang diterima masyarakat hanya dilandaskan pada kepercayaan. Bukan pada fakta yang seharusnya menjadi poin penting dalam menyerap informasi yang beredar di media sosial. Penyebaran berita bohong dan fenomena Post-Truth pun semakin tak terbendung.
"Sehingga kabar tersebut dianggap benar oleh masyarakat, yang pada akhirnya melahirkan semburan-semburan kebohongan (firehose of falsehood) yang sangat membahayakan persatuan dan kesatuan," kata Khofifah saat menghadiri Istigasah dan Doa Bersama untuk Bangsa di Kabupaten Mojokerto, Rabu (3/4).
-
Apa itu fakta? Fakta adalah pernyataan yang berupa situasi riil dari sebuah kajadian yang terjadi. Fakta berisi sesuatu yang benar-benar ada dan pernyataan dari sebuah fakta biasanya sulit untuk disanggah oleh siapapun.
-
Kenapa berita hoaks tentang Kominfo diklaim tidak benar? Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
-
Di mana fakta ditemukan dalam berita? Kehadiran fakta dalam berita tidak hanya untuk membuktikan kebenaran suatu peristiwa, tetapi juga untuk membangun kepercayaan antara media dan audiensnya.
-
Mengapa penghindaran berita meningkat? Para penulis laporan ini memperkirakan kenaikan angka ini disebabkan oleh berita perang di Ukraina dan Timur Tengah. Saat ini, penghindaran berita berada pada tingkat rekor tertinggi.
-
Bagaimana cara membedakan hoaks dengan berita asli? Jika dilihat lebih detail, ada sejumlah kejanggalan yang terlihat pada layout unggahan tersebut dengan tampilan pada situs asli Liputan6.com. Satu di antaranya yaitu perbedaan font tulisan, struktur tanda baca, serta tata letak penulisan, nama penulis, dan tanggal unggahan artikel.
"Waspada dengan selalu berzikir, bersalawat, mudah-mudahan Jawa Timur tetap menjadi provinsi yang aman, nyaman, dan lebih baik," ajak mantan Menteri Sosial ini.
Di acara yang digelar PCNU Kabupaten Mojokerto ini, Khofifah juga mengajak Nahdliyin atau sebutan warga NU, untuk menjadi garda terdepan dalam membela dan menjaga NKRI dari serangan pihak-pihak yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan.
Apalagi saat ini tak sedikit warga, terutama kalangan muda, mulai lepas dari ajaran agama yang dianut. "Kita harus bersaudara dengan umat seagama, dan juga dengan saudara-saudara kita yang bukan seagama," kata Khofifah.
Karena itu, sudah saatnya warga NU membentuk jejaring utamanya di area perguruan tinggi."Hal itu juga telah diperkuat dengan banyaknya perguruan tinggi yang didirikan oleh NU,” ucap Ketum PP Muslimat NU ini.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaSeseorang ketika mencari informasi cenderung sudah punya pemahaman, cara pandang, atau stigma tertentu.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaDisinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaHoaks masih menjadi ancaman nyata jelang pemilu. Masyarakat pun masih banyak yang "terjangkit" hoaks.
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaPenyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, dia mengakui bahwa temuan hoaks Mafindo jumlahnya lebih sedikit dari banyaknya hoaks yang tersebar.
Baca SelengkapnyaKonten negatif berupa berita bohong dan intoleransi dapat merusak keutuhan bangsa.
Baca Selengkapnya