Kisah inspiratif Raeni anak tukang becak kuliah S3 di Inggris
Merdeka.com - Si Gadis Becak, Raeni (25) asal Langenharjo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal, kembali menorehkan prestasi. Setelah lulus dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,96 dan menamatkan pendidikan master di University of Birmingham Inggris, dia mendapat beasiswa untuk meneruskan pendidikan doktor.
Saat lulus dan menjadi wisudawan terbaik Unnes pada 2014, Raeni diantar ayahnya Mugiyono menggunakan becak. Penghasilan sebagai pengayuh alat transportasi roda tiga tersebut, dijadikan Mugiyono untuk menafkahi keluarga termasuk membiayai kuliah Raeni. Kisahnya itu menarik perhatian Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono hingga memfasilitasi untuk mengambil program Magister of Science, International Accounting and Finance melalui program beasiswa LPDP.
Dia menamatkan studinya di Inggris pada Desember 2016. Sejak saat itu, Raeni mengabdikan dirinya menjadi dosen di almamaternya, Fakultas Ekonomi Unnes. Tak cukup hanya sampai pendidikan master, Raeni mengejar cita-cita untuk meraih doktor. Perjuangannya mulai menampakkan hasil, September tahun ini dia akan berangkat ke Inggris. Direncanakan pada 1 Oktober 2018, Raeni akan mulai kuliah dengan beasiswa lanjutan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Pengumumuman penerimaannya diketahui pada 19 Januari 2018.
-
Apa yang dicapai Rendi? Penyandang Disabilitas Lolos Polisi Sabtu lalu menjadi salah satu momen membahagiakan bagi Rendi Adit Pratama. Bagaimana tidak, dia dinyatakan lolos seleksi penerimaan anggota Polri melalui jalur disabilitas.
-
Siapa yang berprestasi gemilang? Niquita Juan telah menyelesaikan studinya di IFA Paris, Prancis. Ia meraih gelar wisuda pada tanggal 13 Juli 2023, namun kabar bahagia ini baru diumumkan oleh keluarga pada hari ini, Selasa (8/8). Setelah upacara wisuda, Niquita Juan kini memegang gelar Sarjana (S1) dalam bidang Bisnis Fashion dan Manajemen Prancis dan Eropa.
-
Siapa yang diwisuda di UNNES? Periode ini, Unnes mewisuda empat lulusan program doktor, 75 lulusan program magister, 909 sarjana, dan satu diploma.
-
Siapa yang berhasil kuliah? Joko pun mengaku bahwa dirinya dan keluarga sangat mementingkan pendidikan anak, meskipun ia berada dalam kondisi keterbatasan yang menyulitkan. 'Ya suatu kebanggan bagi saya, memang dari dulu sebelum menikah, bahkan saya itu punya cita-cita nanti kalau sudah berkeluarga dan punya anak, yang saya utamakan memang segi pendidikan, walaupun bapaknya kondisinya kayak begini, yang penting anaknya bisa sekolah,' jelas Joko.
-
Siapa yang mendapatkan beasiswa UGM? Muhammad Arifin Ilham (18), punya tekad besar untuk melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Butuh biaya besar untuk mewujudkan tekad Ilham. Padahal ia berasal dari keluarga yang kurang mampu.
-
Siapa yang pertama kali mendapat gelar sarjana di Indonesia? Sosok Sosrokartono menjadi salah satu inpirasi, sehingga dibentuk Hari Sarjana Nasional untuk memberikan penghargaan bagi anak bangsa yang telah berhasil menamatkan pendidikan tingginya.
Ditemui usai memberi motivasi kepada mahasiswa pencari beasiswa di Gedung Prof Satmoko Unnes, Jumat (9/3), Raeni dengan sumringah menceritakan kisahnya. "Tahun ini sebagian cita-cita saya sudah tercapai, tapi tetap harus berjuang dan bersemangat lagi," ujarnya. Cita-cita tersebut adalah mengumrahkan orang tua pada Februari lalu serta mendapat beasiswa untuk doktor.
Untuk pendidikan doktornya, Raeni kembali memilih di University of Birmingham. Alasannya, agar tidak terlalu beradaptasi serta sudah mengenal budaya di Inggris. "Yang pasti kan sudah kenal dengan kampusnya, termasuk komunikasi dengan pengajarnya. Kendala awal itu soal bahasa, nulis susah, culture, jadi tidak perlu lagi language support dari lembaga kampus," ucapnya.
Sebelum diterima, Raeni sudah melalui serangkaian tes dan wawancara dengan calon profesor dan program director S3 hingga akhirnya mendapatkan Unconditional Offer Letter. "Awalnya saya dinominasikan dalam shortlist beasiswa dari kampus, namun untuk international student tidak mengcover semua biaya. Jadi saya menyampaikan ke kampus bahwa saya tidak bisa menerima hanya partically funded," paparnya.
Raeni pun mengatakan sudah menyiapkan diri sehubungan dengan masa depan pendidikannya. Selain mental, dia juga mulai memperbanyak pengetahuan riset, literasi dan jurnal. "Saya juga mencoba membuka jaringan lagi, agar semua dimudahkan saat berada di Inggris nanti. Termasuk jika kangen keluarga," ucapnya sembari tersenyum. Untuk mengobati kangen, Raeni membekali ayahnya dengan gawai dan mengajarinya menggunakan WhatsApp agar bisa video call.
Rektor Unnes Fathur Rokhman mengaku bangga dengan prestasi yang dicapai Raeni. Dia menegaskan siap mendukung Raeni meraih gelar profesor di usia muda. "Bonus demografi Indonesia harus dimanfaatkan untuk meraih prestasi. Raeni ini bagus karena dia ingin memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan," ungkapnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah hidup Raeni mampu menginspirasi banyak orang.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengingat terdapat salah satu momen yang cukup mengharukan saat prosesi wisuda yang dilakukan oleh Raeni.
Baca SelengkapnyaSempat viral karena bekerja sebagai kuli panggul sambil kuliah, wanita ini kini sukses meraih sarjana.
Baca SelengkapnyaBerikut momem wisudawan menjadi sorotan Rektor gara-gara pantun saat diwisuda.
Baca SelengkapnyaIa menolak fotonya diunggah sang ayah ke medsos karena ingin membangun karier dengan kemampuannya sendiri.
Baca SelengkapnyaSaat ia meminta izin pada orang tuanya, mereka mengaku tidak punya uang untuk membiayai kuliah
Baca SelengkapnyaUlfa mampu membuktikan bahwa anak yang lahir dari keluarga ekonomi sederhana bisa bersaing dengan lulusan lainnya.
Baca SelengkapnyaDia lulus dengan IPK 3,98 yang diselesaikan dalam waktu 3 tahun 6 bulan.
Baca SelengkapnyaIa diterima sebagai mahasiswa baru UGM tahun 2024 tanpa tes melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNBP).
Baca SelengkapnyaIseng beri pantun, tak terduga mahasiswa ini dapat beasiswa S2 sampai lulus.
Baca SelengkapnyaSosok mahasiswi teknik Universitas Indonesia ini bikin heboh warganet.
Baca SelengkapnyaMaulana Fatahillah Adzima, siswa SMAN3 Semarang diterima di 21 universitas di luar negeri. Dia menjatuhkan pilihannya pada University of California.
Baca Selengkapnya