Kisah nenek penjual lontong banting tulang ingin menantunya sembuh
Merdeka.com - Di usianya yang menginjak 70 tahun, Rukiah tampak semangat membuat dan menjual lontong berkulit daun pisang. Setiap hari, Ia harus berkeliling menjajakan dagangannya itu.
Selain untuk menyambung hidup, Ia memiliki tujuan mulia dari hasil jualan dagangannya itu. Rukiah ingin bisa membantu biaya pengobatan menantunya yang divonis dokter alami pembengkakan jantung.
"Saya sudah terbiasa hidup melarat sejak kecil. Tapi saya tetap bersyukur karena selalu diberi rejeki oleh Allah, meskipun hanya cukup untuk makan sehari-hari," ujar Rukiah, Sabtu (7/5).
-
Siapa yang mendukung pengobatan istri Jenderal Sayidiman? Presiden Soeharto berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada keluarga Sayidiman, khususnya dalam hal upaya pengobatan Sri Suharyati. Ia berjanji bahwa pemerintah Indonesia akan membantu untuk memastikan bahwa Sri Suharyati dapat mendapatkan perawatan medis yang lebih baik di Jepang.
-
Siapa yang dibantu JKN? Di atas dipan, lelaki tua itu duduk dengan mata bersinar dan senyum lebar yang menyingkap keriput di wajahnya.
-
Siapa yang bisa mendoakan orang sakit? Bukan hanya bagi yang sedang sakit saja, orang-orang juga bisa turut mendoakan sang pasien.
-
Apa yang dianjurkan untuk memotivasi kesembuhan Ibu? Untuk memberi motivasi agar cepat diberi kesembuhan, kita sebagai anak bisa memanjatkan doa untuk ibu yang sedang sakit.
-
Apa yang membuat biaya pengobatan Hamdan terbantu? 'Kami selalu merasa bersyukur karena alhamdulillah masih mendapatkan bantuan dari BPJS,' ujarnya.
-
Siapa yang bisa membantu pemulihan setelah serangan jantung? Dapatkan Dukungan di Rehabilitasi Jantung Rehabilitasi jantung adalah program yang dirancang khusus untuk membantu pemulihan Anda setelah serangan jantung. Di program ini, Anda akan bekerja dengan fisioterapis, ahli gizi, dan ahli lainnya untuk mempelajari pola makan sehat, latihan yang aman, cara mengurangi stres, dan tips lainnya.
Wanita renta yang tinggal di sebuah gubuk di Banjar Tangi, Desa Tegalbadeng Timur, Kecamatan Negara, Jembrana Bali ini sudah setahun harus beraktivitas dari pagi hingga malam hari.
"Tidurnya ya malam pulang dari jualan lontong. Pagi sudah buat lontong, terus keliling lagi. Sampai sore pulang buat lontong untuk dijual malam," akuinya.
Ia terpaksa menjual lontong dan menjadi tulang punggung keluarga setelah suaminya Bakri (80), tidak bisa bekerja lantaran sakit-sakitan serta matanya sudah rabun. Belum lagi harus merawat Ilhamiah (35), menantunya yang sedang sakit keras karena pembengkakan jantung tersebut.
"Saya begini baru setahun, dulunya jualan lontong juga tetapi hanya sampai sore," ungkapnya.
Kata dia, penghasilannya dari menjual lontong tiap harinya antara Rp 20 ribu sampai Rp 50 ribu. Dengan pendapatan yang minim itu, Ia hanya mampu untuk membeli beras dan lauk sederhana. Tapi terkadang tidak cukup lantaran lontongnya tidak habis terjual.
"Jika lontongnya tidak habis, terpaksa kami semua makan lontong karena tidak bisa beli beras," katanya lirih.
Beberapa bulan lalu, sebelum menantunya sakit pembengkakan jantung, dia berjualan selalu dibantu oleh Ilhamiah. Tapi, sejak Ilhamiah sakit dirinya terpaksa berjualan sendiri.
"Kadang kalau saya dapat jualan lontong lebih, bisa saya belikan obat untuk menantu saya. Kasihan dia umurnya masih muda sudah sakit keras dan ditinggal pergi anak saya (suaminya)," kenangnya. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia memperlihatkan video saat anaknya sedang diperiksa dokter di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaDi usianya yang masih kecil, keduanya terpaksa berjualan entok di jalanan.
Baca SelengkapnyaPerjuangan pak Ahmad yang rela banting tulang jualan agar-agar demi keluarganya.
Baca SelengkapnyaViral kisah haru perjuangan lansia berusia 80 tahun bersama anaknya ODGJ. Ia berjualan dengan membawa sang anak.
Baca SelengkapnyaNenek ini membeli obat maag untuk menahan perutnya dari rasa lapar.
Baca SelengkapnyaNikita Mirzani sebelumnya datang ke tempat kos Fahmi Bo dan menawarkan untuk membawanya ke Rumah Sakit
Baca SelengkapnyaDi tengah rasa duka yang masih menyelimuti, dia kembali dihadapkan dengan situasi pelik.
Baca SelengkapnyaSaat ini, kondisi Ani tergolek lemas di atas rumah panggung yang terbuat dari kayu dan bambu.
Baca SelengkapnyaDatang dari Lamongan ke Surabaya untuk menjual satu tikar, nyatanya dagangannya tak kunjung laku.
Baca SelengkapnyaKisah haru Pak Edi, penjual kerupuk Palembang yang tetap bekerja meski sakit.
Baca SelengkapnyaNikita tak kuasa menahan air matanya. Kakak perempuan dari Renol bocah penjual sistik tersebut banyak membantu ibunya.
Baca SelengkapnyaBegini perjuangan hidup kakek tukang becak yang kini jarang dapat penumpang. Penghasilan tak sampai Rp50 ribu sebulan.
Baca Selengkapnya