Kondisi Terkini Banjir NTB, Seorang Anak Meninggal dan Ribuan Warga Terdampak
Merdeka.com - Banjir menerjang sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (13/2). Di Kabupaten Lombok Barat, seorang anak berusia delapan tahun menjadi korban banjir. Sementara 2.089 kepala keluarga di empat desa terdampak banjir.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Barat Khalid menuturkan, korban meninggal setelah tertimbun tembok halaman rumah yang roboh diterjang banjir. Pada saat kejadian, korban sedang ditemani neneknya tidur di bale-bale.
"Kejadiannya begitu cepat (banjir bandang). Karena anak ini takut dengan petir, kemudian minta tidur di bale-bale depan rumah ditemani nenek. Seketika itu banjir datang dengan cepat menerjang tembok halaman rumah lalu roboh. Si nenek selamat, namun anak ini tidak terselamatkan," tutur Khalid.
-
Siapa yang terdampak banjir dan longsor di Pesisir Selatan? Data sementara hingga Senin (11/3), 21.000 keluarga (KK) terdampak dengan kerusakan rumah, fasilitas umum, lahan pertanian dan peternakan, yang ditimbulkan bencana itu.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
Menurut Khalid, curah hujan di sana sangat tinggi sejak Minggu (12/2) pukul 10.00 WITA hingga Senin (13/2) pagi. Selain itu, beberapa drainase juga mengalami penyempitan oleh sedimentasi maupun sampah dan faktor lain. Oleh sebab itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan lintas instansi untuk mengatasi permasalahan tata kelola lingkungan.
"Hujan awalnya gerimis sejak Minggu malam (12/2). Kemudian deras sampai Senin pagi (13/2). Beberapa sistem drainase juga sepertinya memang banyak sumbatan," jelas Khalid.
Berdasarkan laporan Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir di Kabupaten Lombok Barat telah berdampak pada 2.089 KK yang berada di empat desa. Adapun wilayah desa yang terdampak meliputi Desa Gempol, Desa Persiapan Pengantan, Desa Sekotong Tengah di Kecamatan Sekotong dan Desa Senteluk di Kecamatan Batulayar.
Banjir dengan tinggi muka air antara 30-70 sentimeter itu telah menyebabkan lima rumah rusak ringan.
Adapun situasi dan kondisi saat ini banjir telah surut dan tidak ada genangan lagi. Sementara itu masyarakat bergotong-royong untuk membersihkan puing dan lumpur yang terbawa banjir.
"Banjir sudah surut. Masyarakat sudah membersihkan rumah mereka dari lumpur," jelas Khalid.
Banjir juga menerjang lima desa di Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat.
"Di antaranya Desa Sapugara Bree, Desa Seminar Salit, Desa Beru, Desa Tepas dan Desa tepas sepakat," kata Kasi Humas Polres Sumbawa Barat, Ipda Eddy Soebandi.
Hujan lebat terjadi sejak Senin (13/2) siang hingga malam. Air Sungai Brang Rea lantas meluap dan masuk ke halaman rumah warga. Sehingga anggota melakukan gotong royong mengevakuasi dan membersihkan rumah warga yang terendam air akibat banjir.
"Air sudah mulai surut setelah hujan berhenti," katanya.
Dalam kesempatan itu memberikan imbauan kepada masyarakat supaya mematikan kilometer listrik agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan terjadi, juga untuk antisipasi dan ingatkan kewaspadaan bagi warga yang lokasi tempat tinggal di pinggir sungai.
"Adapun daerah yang terdampak banjir karena luapan air sungai diakibatkan hujan lebat hampir merata seluruh Kecamatan Brang Rea," katanya.
PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTB mencatat sebanyak 19.643 pelanggan di Kabupaten Sumbawa Barat, Pulau Sumbawa, harus mengalami pemadaman listrik karena instalasi kelistrikan terdampak banjir di daerah itu sejak Senin (13/2) hingga Selasa.
Manajer PLN Unit Layanan Pelanggan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Rifki Pradhana menyebutkan sebanyak 19.643 pelanggan yang harus dimatikan suplai listriknya akibat banjir, berada di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Brang Rea, Kecamatan Taliwang dan Kecamatan Brang Ene.
"Untuk alasan keamanan, listrik ke pelanggan harus kami padamkan. Ini untuk menghindari korsleting listrik yang akan sangat berbahaya bagi masyarakat apabila air masuk ke instalasi," kata Rifki.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain korban meninggal, Basarnas Ternate juga berhasil menyelamatkan dua orang warga.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi saat dua mobil melintas di Jalan Lintas Sumatera di Desa Batanghari, Kecamatan Semidang Aji.
Baca SelengkapnyaBencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp157 miliar.
Baca SelengkapnyaTim SAR Gabungan bersama masyarakat di Kota Ternate, Maluku Utara, terus melakukan pencarian korban banjir bandang.
Baca SelengkapnyaBanjir bandang melanda Pekalongan, Jawa Tengah usai hujan deras
Baca SelengkapnyaWarga yang rumahnya terseret arus sungai sampai saat ini masih mengungsi di rumah ibadah di Desa Tayawa.
Baca Selengkapnya13 kecamatan di Luwu terdampak banjir bandang dan tanah longsor.
Baca SelengkapnyaSebanyak 8 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara dikepung banjir, sejak Selasa (5/9) pagi. Akibat bencana ini, seribu lebih warga memilih mengungsi.
Baca SelengkapnyaDilanda hujan dengan intensitas tinggi, bencana banjir dan tanah longsor melanda beberapa daerah di Kota Padang
Baca SelengkapnyaBanjir di Kudus karena hujan lebat yang mengguyur sejak Sabtu (10/3) lalu.
Baca SelengkapnyaSudah satu minggu banjir merendam kawasan itu namun air belum juga surut
Baca SelengkapnyaPihak BPBD Sulawesi Tengah menyatakan banjir bandang telah menerjang dua desa yang menyebabkan satu korban jiwa dan dua lainnya hilang.
Baca Selengkapnya