Kota tua Jeddah, warisan dunia yang masih dijaga keasliannya
Merdeka.com - Tak jauh dari pusat perdagangan Jeddah, Albalad, sebuah perkampungan berusia ratusan tahun asri berdiri. Rumah-rumah yang dibangun dibiarkan tetap asli sesuai dengan bentuk semula. Meski mengalami renovasi, namun tidak mengubah bentuk desain awal. Orang menyebut kawasan ini dengan sebutan kota tua Jeddah.
Merdeka.com menyempatkan diri mengunjungi kawasan kota tua di Jeddah, Arab Saudi ini. Kota ini telah dibangun ratusan tahun lalu. Karena masih asli, Perserikatan Bangsa Bangsa melalui lembaganya, UNESCO, memberikan predikat kota tua Jeddah sebagai warisan budaya dunia yang harus dilestarikan. Kawasan ini dikenal dengan sebutan Jeddah Historical District, dan sudah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan dunia melalui keputusan World Heritage Committee ke-38 UNESCO di Doha, Qatar.
Untuk mengorek cerita kota tua Jeddah, merdeka.com mampir ke sebuah rumah tua enam lantai yang masih dijaga oleh pemiliknya, Umar Al Amudi. Tidak masuk ke dalam rumah, kami pun mengobrol di sebuah kursi yang berada persis di seberang jalan di depan rumah.
-
Dimana rumah kuno Arab Saudi ditemukan? Delapan dari 345 lingkaran batu yang diidentifikasi melalui survei udara di ladang lava Harrat 'Uwayrid di Arab Saudi telah dianalisis oleh para peneliti dari Universitas Western Australia dan Universitas Sydney, yang menyatakan bahwa struktur tersebut mungkin beratap dan berfungsi sebagai tempat tinggal.
-
Dimana bangunan tua itu berada? Keberadaan bangunan tua itu tersembunyi di balik keriuhan pertokoan di kawasan Kranggan.
-
Dimana masjid tertua ini berada? Tim Arkeolog Israel menemukan sebuah masjid kuno langka di Kota Rahat, Badui Negev, Israel.
-
Bagaimana tempat tinggal itu terjaga sampai sekarang? Pada saat itu, sebuah runtuhan batu menghalangi pintu masuk gua sehingga mengunci isinya seperti kapsul waktu prasejarah.
-
Apa yang unik dari masjid tertua ini? 'Yang unik di masjid ini adalah berkembangnya keramik abad ke-7 di situs tersebut, menjadikannya salah satu masjid paling awal di dunia.'
-
Bagaimana bentuk bangunan tertua di Abu Dhabi? Bangunan yang ditemukan ini berupa ruangan bundar sederhana yang memiliki dinding batu yang masih mempertahankan ketinggian hampir satu meter, kata tim ahli dalam suatu siaran pers.
"Kami sekarang tidak menempatinya. Tapi 45 tahun lalu kami masih menempati rumah ini," kata Umar mengawali pembicaraan. Umar tak sendiri, melainkan ditemani oleh seorang kakek dan dua anak muda yang ikut nimbrung obrolan kami. Saat ini rumah tersebut dikontrakkan kepada para pekerja kasar warga negara asing seperti Pakistan dan Bangladesh.
Rumah milik Umar Al Amudi memiliki enam lantai. Seperti rumah tradisional Arab pada umumnya, rumah berbentuk kubus dan memiliki jendela kayu dan menjorok bagian luar. Fungsi jendela kayuyang menjorok ke luar ini untuk meminimalisir hawa panas yang masuk ke dalam rumah.
Kota tua Jeddah ©2016 Merdeka.com/anwar khumaini
Di depan kediaman Umar dipasang sepasang kursi warna merah. Setiap hari kursi tersebut dipakai nongkrong oleh warga sekitar, termasuk Umar dan keluarganya yang lain.
Seperti siang itu, tampak dua orang anak muda, seorang kakek serta Umar sendiri asyik nongkrong di kursi itu ditemani teh hangat manis khas Arab Saudi.
Sepertinya kursi yang mereka duduki bukan sembarang kursi. Sebab salah satu provider seluler Arab Saudi dalam sebuah iklan di televisi menampilkan orang sedang duduk di kursi tersebut. Artinya tempat itu sudah dikenal oleh publik Saudi lantaran dipakai sebagai lokasi iklan komersial.
"Rumah ini dulu milik bapak saya, dan sekarang menjadi milik keluarga kami," Umar melanjutkan.
Sepanjang kiri kanan jalan yang tak terlalu besar itu berdiri bangunan-bangunan tua yang masih terawat. Tak semua rumah ditempati. Kadang cuma dijaga oleh pemiliknya, tapi banyak juga yang disewakan kepada orang lain.
Kota tua Jeddah ©2016 Merdeka.com/anwar khumaini
Saat ditanya apakah para pemilik rumah kuno ini mendapatkan bantuan dari pemerintah, Umar mengaku pemerintah tidak memberikan bantuan. Sehingga wajar banyak bangunan yang tampak tak terurus dan lapuk dimakan usia. Ada juga bangunan yang separuh direnovasi, tapi tidak dilanjutkan dan dibiarkan begitu saja.
Salah satu pemilik rumah lainnya, Abbas Syeikh, mengaku bangga kediamannya yang telah dia dapatkan secara turun temurun itu menjadi warisan dunia. Saking senangnya, setiap hari kakek yang sudah berusia renta tersebut selalu duduk di sebuah kursi yang dia pasang depan rumahnya, ditemani teh hangat. Bahkan, dia tak jarang meminta orang yang lewat atau pengunjung kota tua untuk berfoto dengan bigron rumahnya yang memiliki 4 lantai dengan warna hijau, yang sangat kontras dengan warna rumah-rumah lain yang rata-rata berwarna putih atau coklat.
"Pata pata pata pata," teriak Abbas, maksudnya menawarkan orang untuk berfoto di depan rumahnya. Dia juga membawa ponsel yang dia pakai untuk memotret orang dengan begron rumahnya.
"Ini, banyak orang foto di depan rumah saya," kata Abbas sambil menunjukkan sebuah ponsel berisi foto para pengunjung kota tua Jeddah dengan bigron rumahnya.
Meski berada di pusat kota Jeddah, kota tua tampak seperti perkampungan. Suasana tampak asri, pintu-pintu rumah terbuka dengan pemilik tampak duduk-duduk di kursi yang dipasang di depan rumah. Sementara anak-anak kecil bergerombol bermain bersama, ada yang lari-lari, dan sebagian jajan kentang goreng yang dijajakan di pinggir jalan.
Kondisi ini sangat berbeda dengan kawasan perniagaan Albalad yang tak jauh dari kota tua tersebut.
Kota Jeddah adalah kota pelabuhan utama di Arab Saudi, didirikan pada tahun 647 M oleh Khalifah Utsman bin Affan yang menyatakan Jeddah sebagai pintu gerbang masuk ke dua Tanah Suci yaitu Makkah dan Madinah.
Dalam catatan sejarah pada tahun 1516 M perkembangan kota Jeddah menarik perhatian armada 'Lopo Soares de Albergaria Portugis' untuk menguasai kota Jeddah. Namun niat itu tidak terlaksana karena pasukan Portugis kalah dengan pasukan Kerajaan Utsmaniyah (Ottoman) dalam pertempuran di Laut Merah.
Kota tua Jeddah ©2016 Merdeka.com/anwar khumaini
Pada masa kepemimpinan Kerajaan Ottoman inilah Jeddah mulai dibangun, termasuk membangun beberapa tembok sebagai benteng perlindungan di beberapa kawasan pintu masuk Jeddah yang masih terkenal hingga sekarang, yaitu: Bab Syarief (tembok gerbang Syarief, kawasan balad) berada disebelah selatan, Bab Makkah (tembok gerbang Makkah, Mecca street) berada disebelah timur, Bab Madinah (tembok gerbang Madinah, Medina street) berada disebelah utara, dan Bab Bahrul Ahmar (tembok gerbang yang langsung menghadap laut) berada di sebelah barat.
Setelah kerajaan Ottoman jatuh pada tahun 1915, tembok-tembok kokoh pun ikut runtuh. Namun sisa-sisa peninggalan masa kejayaan Turki di Jeddah masih terlihat sampai hari ini. Yaitu perkampungan tua di tengah kota Jeddah, berupa rumah dari tanah dan karang dihiasi balkon kayu, merupakan satu-satunya peninggalan arsitektur tradisional Hijaz atau Semenanjung Arab bagian barat.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Arkeolog Gali Kota Bersejarah Berusia 25.000 Tahun Lengkap dengan 11.000 Tulang di Dalamnya
Baca SelengkapnyaSempat viral karena punya pemandangan sangat indah dan ditawar hingga miliaran, begini kondisi terbaru rumah Abah Jajang.
Baca SelengkapnyaDi masa kini, bahkan masyarakatnya masih seringkali menggunakan pakaian adat hingga melestarikan sejumlah kebiasaan kuno.
Baca SelengkapnyaRumah Tuo Rantau Panjang jadi salah satu warisan nenek moyang Jambi 700 tahun silam yang masih bisa disaksikan hingga sekarang.
Baca SelengkapnyaYuk, simak 15 kastil yang paling tua di dunia untuk menambah daftar kunjungan wisata kamu!
Baca SelengkapnyaMasjid ini dulunya dibangun oleh saudagar asal Yaman. Begini kisahnya
Baca SelengkapnyaTotal berat dari seluruh temuan ini mencapai 531 kilogram.
Baca SelengkapnyaSitus sarang lebah kuno ini masuk dalam Daftar Sementara UNESCO.
Baca SelengkapnyaBanyaknya pepohonan dan area hijau membuat kawasan ini jadi wajah lain Ibu Kota Jakarta
Baca SelengkapnyaKonon Desa Kedung Glatik sudah berdiri sejak abad ke-15
Baca SelengkapnyaPermukiman ini dikellingi benteng pertahanan dan di dalamnya juga terdapat pemakaman.
Baca Selengkapnya