Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

KPA sebut setiap hari 4 orang di Sulsel terinfeksi HIV/AIDS

KPA sebut setiap hari 4 orang di Sulsel terinfeksi HIV/AIDS Saleh Radjab. ©2017 Merdeka.com/Salviah Ika Padmasari

Merdeka.com - Sulsel masuk 10 besar penyuplai terbanyak kasus HIV/AIDS di Indonesia. Sulsel terbanyak ke-8 setelah Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Papua dan Papua Barat.

"Sulsel berada di peringkat ke 8 terbanyak se-Indonesia kasus HIV/AIDS. Peningkatan jumlahnya per tahun 1,6 persen hingga 2 persen. Korban atau penderita HIV/AIDS khusus tahun 2016 sebanyak 1.600 orang yang rata-rata per harinya itu bertambah 2 hingga 4 orang," urai Saleh Radjab, sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sulsel saat wawancara usai membawakan materi dalam kegiatan pelatihan pemahaman HIV/AIDS yang digelar KPA Kota Makassar di Hotel Jolin, Kamis (5/10).

Posisi atau peringkat ke 8 Sulsel ini hasil evaluasi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional, Desember 2016 lalu. Karena tiap tahun memang KPA Nasional melakukan evaluasi.

Dijelaskan, untuk pertama kalinya di Indonesia, HIV/AIDS muncul sebagai kasus baru tahun 1987 lalu. Kemudian di Sulsel pertama kalinya ditemukan tahun 1991 lalu.

Dari posisi tahun 1991 hingga Juni 2017, total warga yang terinfeksi HIV/AIDS itu sebanyak 10.133 orang. Di antara 24 kabupaten/kota, terbanyak berasal dari Kota Makassar.

Dari 10.133 orang penderita HIV/AIDS di Sulsel ini, 60 persen laki-laki dan sisanya 40 persen itu perempuan.

"Kasus HIV/AIDS ini fenomena gunung es. Yang angka 10.133 kasus, itu yang sempat terdaftar di layanan kesehatan. Rumusnya WHO, yang teridentifikasi itu baru sekitar 20 persen, yang tidak teridentifikasi 80 persen," jelas Sekretaris KPA Sulsel ini.

Kenapa tidak teridentifikasi, kata Saleh Radjab, karena keluarga korban atau penderita merasa malu. Penderita HIV/AIDS tidak muncul di permukaan karena tinggal di rumah saja, disembunyikan keluarganya.

Apalagi kalau penderita ini meninggal dunia, keluarganya pasti menutupi. Selalu menyampaikan kalau meninggal dunia karena over dosis obat padahal dari ciri-cirinya meninggal dunia karena penyakit HIV/AIDS.

Salah satu cirinya kalau yang meninggal dunia itu, tubuhnya menghitam. Mereka malu mengakui karena menyangkut citra keluarga.

Dalam hal penanganan kasus HIV/AIDS ini, kata Saleh Radjab, KPA Sulsel kaya program tapi tidak bisa terealisasi semua karena tidak punya anggaran. Salah satu kendalanya adalah karena KPA ini adalah lembaga non kementerian. KPA tidak punya nomenclatur dalam APBD, tidak sama dengan dinas-dinas, badan-badan.

"Jadi kita nyantol seperti di Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Tenaga Kerja. Kita selalu coba menggugah bupati-bupati, DPRD supaya ada kepedulian untuk menyisihkan anggaran dalam hal penanganan HIV/AIDS ini," ujarnya.

Meski demikian, tambah Saleh Radjab, pihaknya selalu berusaha memaksimalkan penanganan HIV/AIDS ini untuk menekan penambahan jumlah. Salah satunya adalah membentuk Warga Peduli AIDS (WPA) sebagai katup pengamanan terdepan. Tokoh-tokoh masyarakat yang peduli, direkrut.

Diharapkan setiap desa ada WPA-nya yang berkoordinasi dengan KPA di daerahnya masing-masing melakukan pertemuan reguler, mengindetifikasi warganya yang ditengarai profesinya patut dicurigai tidak jauh dari HIV/AIDS.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jangan Seks Bebas, Ini Cara Jitu Cegah Terpapar Cacar Monyet
Jangan Seks Bebas, Ini Cara Jitu Cegah Terpapar Cacar Monyet

Kemenkes melaporkan kasus cacar monyet di Indonesia bertambah menjadi tujuh.

Baca Selengkapnya
Dinkes Jateng Catat 2.882 Pengidap HIV Triwulan III 2023, Terbanyak di Semarang
Dinkes Jateng Catat 2.882 Pengidap HIV Triwulan III 2023, Terbanyak di Semarang

Selain Kota Semarang, disusul Kabupaten Kendal terdapat temuan 129 kasus HIV dan Kabupaten Jepara 127 kasus HIV

Baca Selengkapnya
Hampir 80.000 Warga di Jakarta Tercatat Idap HIV AIDS
Hampir 80.000 Warga di Jakarta Tercatat Idap HIV AIDS

Meski demikian, hanya 33.590 penyandang HIV atau sekitar 51 persen saja yang rutin mengonsumsi obat hingga saat ini.

Baca Selengkapnya
963 Petugas KPPS dan 98 Bawaslu di Sulsel Dapat Perawatan Medis
963 Petugas KPPS dan 98 Bawaslu di Sulsel Dapat Perawatan Medis

2.384 orang yang terlibat dalam proses Pemilu 2024 mendapatkan perawatan.

Baca Selengkapnya
Tiga Petugas KPPS Meninggal di Sumsel dan 1.202 Sakit usai Rekapitulasi Suara
Tiga Petugas KPPS Meninggal di Sumsel dan 1.202 Sakit usai Rekapitulasi Suara

Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ishaq Iskandar mengungkapkan jumlah petugas KPPS yang sakit jumlahnya terus bertambah.

Baca Selengkapnya
BNPB: Delapan Orang Meninggal Karena Malaria dan DBD di Nias Selatan
BNPB: Delapan Orang Meninggal Karena Malaria dan DBD di Nias Selatan

BNPB mengatakan bahwa jumlah penderita penyakit tersebut terdata pada Januari-Juli 2024 di Nias Selatan.

Baca Selengkapnya
Terbongkar! Grup LGBT di Klaten, Anggotanya Ribuan Orang
Terbongkar! Grup LGBT di Klaten, Anggotanya Ribuan Orang

Orang tua diminta untuk mengawasi handphone anak jika memiliki tiga aplikasi sebagai media komunikasi mereka.

Baca Selengkapnya
Usai Nonton Video Porno, Lima Pelajar SMP Patungan Rp5.000 Sewa Waria
Usai Nonton Video Porno, Lima Pelajar SMP Patungan Rp5.000 Sewa Waria

Mereka meminta untuk onani di lahan kosong pinggir jalan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal

Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.

Baca Selengkapnya
Bareskrim Bongkar Empat Kasus Narkoba, Delapan Tersangka Ditangkap dan Puluhan Kilogram Sabu Disita
Bareskrim Bongkar Empat Kasus Narkoba, Delapan Tersangka Ditangkap dan Puluhan Kilogram Sabu Disita

Puluhan kilogram sabu, ganja, ekstasi dan kokain disita polisi dari pengungkapan kasus tersebut.

Baca Selengkapnya