Kritikan ini bikin Fadli Zon berang ancam somasi Imam besar New York
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon berang disebut tak pantas sebagai wakil rakyat menghadiri bakal calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Fadli pun mengancam akan melayangkan somasi terhadap Imam Besar Masjid New York, Imam Shamsi Ali.
Dikutip dari akun Facebooknya, Shamsi mengunggah kritiknya terhadap rombongan DPR tersebut. Selain itu hasil komunkasi via WhatsApp dengan Fadli juga dibeberkan.
Berikut kritikan Shamsi yang membuat Fadli mengancam melayangkan somasi:
-
Siapa yang dikritik Golkar soal maju Pilgub DKI? Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyindir, Anies Baswedan yang tengah mempertimbangkan maju kembali di Pemilihan Gubernur Jakarta.
-
Siapa yang mengatakan tidak ada refleksi khusus karena Jokowi tidak diundang? 'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
-
Siapa anggota Paspampres yang terlibat? Dimana dari ketiga tersangka yang ditetapkan hanya ada Praka RM yang merupakan anggota Paspampres.
-
Bagaimana PDIP menjelaskan tentang tidak diundangnya Jokowi? 'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5). Hasto mengatakan, PDIP didasarkan pada kekuatan kolektif seluruh anggota mulai dari tingkat anak ranting hingga Satgas Partai. Menurutnya, kekuatan itu menyatu dengan akar rumput.'Karena partai ini didasarkan kepada kekuatan kolektif dari seluruh anggota, dari tingkat anak ranting, ranting, PAC, satgas partai. Dan itu adalah sumber kekuatan partai yang menyatu dengan akar rumput,' tuturnya.
-
Siapa yang mangkir? Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri kembali mangkir dari pemeriksaan dalam kasus dugaan pemerasan terhadap eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
-
Siapa saja yang tidak hadir di bukber Kabinet Jokowi? Sangat terbatas, tidak semua menteri hadir termasuk dari PDIP, PKB dan NasDem.
Yth. Bapak Fadhli Zon,
Saya dapat nomornya dari pak Desra Percaya. Maaf kalau malam-malam mengganggu. Pertama saya minta maaf kalau saya lancang menulis di media sosial perihal kehadiran ketua DPR dan rombongan dalam acara kampanye Donald Trump.
Saya merasa perlu menyampaikan ini karena menyangkut langsung kedudukan saya di dua pihak, Indonesia dan AmeriKa Serikat. Kehadiran beliau di acara Donald Trump sangat tidak pantas karena beberapa alasan:
1. Donald Trump itu oleh komunitas immigran secara umum dianggap rasis. Dalam berbagai statemennya Donald Trump sangat anti imigran dan anti Islam khususnya.
2. Walau saat ini Donald Trump masih tinggi dalam poling tapi sangat tipis untuk memenangkan konvensi Republikan. Apalagi memenangkan pemilihan presiden AS. Republikan tidak memiliki kandidat yang kuat. Hingga saat ini belum ada kandidat, baik di Republikan maupun di Demokrat yang menyaingi Hillary Clinton. Maka kehadiran ketua DPR RI dan rombongan tidak menguntungkan.
3. Mungkin secara protokoler seorang ketua DPR hadir dalam acara kampanye seorang kandidat presiden di negera orang salah. Jangankan dalam acara kampanye. Menemui kandidat saja di musim kampanye oleh seorang pejabat negara perlu diwaspadai. Kehadirannya dapat dianggap dukungan kepadanya. Ini jelas tidak etis dan juga merugikan Hubungan kedua negara ke depan karena Indonesia akan dianggap partisan.
4. Ketua DPR sejajar dengan Speaker of the House kalau di sini. Posisinya di urutan ketiga setelah presiden dan wakilnya. Saya melihat cara penerimaan Donald Trump sangat merendahkan ketua DPR kita. Diterima kurang dari 5 menit dan ditinggalkan begitu saja setelah dikenalkan ke pendukungnya. Rasanya terlalu rendah bangsa ini ketika pejabat tinggi diperlakukan seperti itu oleh seorang Donald Trump.
Perihal hal lain, khususnya kunjungan beberapa anggota dan pimpinan Fraksi di DPR dan reses kongres memang saya tidak tujukan untuk ketua dan rombongan. Saya tahu ketua dan rombongan ke sini untuk sidang IPU di PBB. Tetapi beberapa rombongan DPR dari berbagai fraksi juga melakukan kunjungan di saat reses. Ini sudah pasti tidak efektif dan nampak sebagai pemborosan anggaran negara.
Kalau pejabat keluar negeri dengan jadwal seadanya sudah pasti yang dirugikan adalah negara. Karena selain uang jalan, ongkos transportasi dan akomodasi dibayarkan oleh negara. Akibatnya kunjungan itu akan lebih banyak dipakai sebagai jalan-jalan dan belanja.
Maaf kalau saya lancang. Pak Fadhli juga pernah sebagai aktifis sebelum menjadi pejabat. Dan tahu sensitifitas seorang aktifis, khususnya di saat bangsa kita masih menghadapi krisis moneter.
Itu saja yang ingin saya sampaikan. Terima kasih dan mohon maaf sekali lagi. Salam untuk pak ketua!
Wassalam
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PWNU Jakarta telah memberhentikan Zainul Maarif dari kepengurusan
Baca SelengkapnyaKelimanya diundang oleh NGO asal Israel yang memiliki tugas dalam membangun citra negara zionis itu.
Baca SelengkapnyaSelain berprofesi sebagai dosen, Zainul Maarif juga merangkap sebagai salah satu pengurus di PWNU Jakarta.
Baca SelengkapnyaPengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta telah menjatuhkan sanksi berupaya penghentian kepengurusan kadernya, Zainul Maarif
Baca SelengkapnyaSalah satu pemuda NU yang bertemu Isaac Herzog adalah Munawir Aziz. Dia merupakan staf Bupati Kudus.
Baca SelengkapnyaFoto bersama Presiden Israel, Zainul Maarif bersama kader NU lainnya menuai kontroversi
Baca SelengkapnyaGus Yahya juga memastikan, PBNU telah mengonfirmasi anggotanya yang bertemu Presiden Israel melalui pengurus banom
Baca SelengkapnyaSekretaris Jenderal PBNU, Gus Saifullah Yusuf menyayangkan kunjungan lima cendekiawan mereka bertemu Presiden Israel Isaac Herzog.
Baca SelengkapnyaLima warga Nahdliyin bertemu Presiden Israel Isaac Herzog. Foto mereka viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPWNU DKI Jakarta memberikan sanksi berupa pemecatan terhadap kadernya, Zainul Maarif.
Baca SelengkapnyaPertemuan lima warga NU (nahdliyin) itu menuai kontroversi di tengah masyarakat
Baca SelengkapnyaPWNU DKI Jakarta telah menjatuhkan sanksi berupaya penghentian kepengurusan kadernya, Zainul Maarif usai kunjungannya ke Israel
Baca Selengkapnya