Kronologi Anak Bupati Majalengka Tembak Kontraktor Gara-gara Tagih Uang Proyek
Merdeka.com - Panji Pamungkasandi, kontraktor yang menjadi korban penembakan anak Bupati Majalengka mengaku mendapat ancaman dibunuh. Padahal, urusan yang menjadi kepentingannya adalah menagih uang pekerjaan yang sudah diselesaikan.
Peristiwa itu terjadi di Ruko Hana Sakura, Cigasong, Kabupaten Majalengka, Minggu (10/11) malam. Sebelumnya, dia dan 12 karyawan berangkat ke Majalengka karena sisa pembayaran Rp500 juta dari total Rp800 juta belum dirampungkan.
Dia mendapat informasi bahwa uang tersebut segera dibayarkan anak bupati berinisal INA yang juga menjabat sebagai Kabag Ekonomi dan Pembangunan di Pemkab Majalengka. Informasi itu didapatkan dari Andi yang Panji sebut adalah rekan INA.
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Dimana kejadian ini berlangsung? Sebuah video memperlihatkan prajurit TNI yang memberi kejutan di HUT Bhayangkara. Sejumlah TNI tiba-tiba datang ke kantor Polisi Tuban dengan membawa massa yang cukup banyak.
-
Dimana kejadian pembunuhan terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
-
Siapa yang melakukan pemalakan? Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu. 'Dalam proses investigasi, kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-Rp40 juta per bulan,' ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada Minggu (1/9).
Sempat Diancam Dibunuh Sebelum Ditembak
Di lokasi kejadian, Panji dan karyawannya menunggu hingga tertidur di dalam mobil. Lalu, sekira pukul 23.30 WIB terdengar dua kali suara ledakan.
Panji yang masih dalam keadaan setengah sadar dibawa keluar mobil sejumlah orang bawaan INA. Di sana pun ia melihat sekitar 30 orang yang sedang menganiaya para pegawainya.
"Saya dirangkul oleh Irfan (INA) hingga beberapa langkah dari mobil. Dia bilang 'Kamu di sini bikin masalah dan rusuh terus. Mau saya bunuh kamu'. Padahal saya tidak ada niat bikin keributan," ucap dia saat ditemui di Kota Cimahi, Selasa (12/11).
Saat momen itulah, Panji ditodong senjata api hingga ditembakkan ke arahnya. Beruntung, dia berhasil menghindar dan menangkisnya. Meski peluru mengenai bagian telapak tangan kirinya.
Selanjutnya, Panji mengaku dibawa Irfan ke kantornya yang masih berada di sekitar ruko. Di sana, kata dia, hutang diberikan Irfan dengan cara dilempar kemudian diinjak-injak.
Ia kemudian menuju ke rumah sakit mendapat penanganan dan melaporkan kasus itu pada polisi. Dia berharap pihak kepolisian dapat mengusut tuntas perkara yang menimpa dirinya dan pegawainya turut menderita luka lebam.
Bupati Serahkan Kasus Penembakan ke Polisi
Terpisah, Bupati Majalengka, Karna Sobahi mengkonfirmasi bahwa INA adalah anak kandungnya. Ia mengaku akan menyerahkan segala proses hukum kepada pihak kepolisian.
Meski demikian, Karna belum mengetahui penyebab pasti bagaimana peristiwa itu terjadi. Dari informasi yang diterimanya, insiden itu bukan bersumber pencairan uang pengerjaan proyek, karena semuanya sudah dibayar.
"Saya pastikan bukan soal proyek dan yang berkaitan langsung utang bukan dengan Irfan tapi orang yang namanya Andi," ujar dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku melihat korban bermain bersama temannya. Kemudian mendekat dengan modus bertanya alamat. Saat itu korban dibawa pergi.
Baca SelengkapnyaPelaku diamankan tanpa perlawanan dalam pelariannya di Deli Serdang.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat tersangka AA meminta PN datang ke rumahnya untuk meminta bantuan menyelesaikan masalahnya.
Baca SelengkapnyaAdapun aksi penyerangan tersebut mengakibatkan 3 orang meninggal dunia serta 2 orang selamat.
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian tersebut, MA mengalami luka di wajah bagian bawah, pelipis, bibir, dan kepala bagian belakang.
Baca SelengkapnyaKorban dipukul menggunakan gagang cangkul hingga akhirnya terkapar. Kemudian dimasukkan ke dalam karung dan dibuang ke TPA.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap kasus pembegalan yang menimpa calon siswa (casis) Bintara Polri, Satrio Mukti Raharjo.
Baca SelengkapnyaInsiden itu terjadi saat anggota melaksanakan patroli, Senin (11/9) di Ilaga, Puncak, Papua Tengah.
Baca SelengkapnyaMereka nekat menghabisi korban demi menjaga lahan dan uang.
Baca SelengkapnyaPolda Sumatera Barat (Sumbar) masih mengusut kasus polisi tembak polisi yang terjadi di Polres Solok Selatan.
Baca SelengkapnyaJarak rumah dinas Kapolres dengan Mapolres Solok Selatan berkisar 20-25 meter.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap motif penembakan terhadap Muarah, relawan Prabowo-Gibran di Sampang, Madura. Ada dendam terkait Pemilu 2019 pada tindak kriminal itu.
Baca Selengkapnya