Lahan Relokasi Ditambah, Warga Rempang Batam Bebas Pilih Mau Ditempatkan di Mana
Warga terdampak pengembangan proyek strategis nasional Rempang Eco-City.
Warga terdampak pengembangan proyek strategis nasional Rempang Eco-City.
Lahan Relokasi Ditambah, Warga Rempang Batam Bebas Pilih Mau Ditempatkan di Mana
Badan Pengusahaan (BP) Batam berencana akan prioritaskan relokasi warga Rempang yang telah mendaftar, sekaligus menambah lahan relokasi baru bagi warga terdampak pengembangan proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco-City.
Hal itu disampaikan Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait. Ditambahnya satu lokasi untuk relokasi warga itu merupakan hasil permintaan warga saat bertemu dengan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia di Pulau Rempang pada (18/9) lalu.
"Seperti yang Pak Bahlil bilang, ada rencana menambah (lahan relokasi) di Dapur 6 Tanjung Banon," ujar Ariastuty.
Hal senada disampaikan Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, pihaknya melokasikan tempat relokasi baru yang berada di Tanjung Banon, masih berada di wilayah Pulau Rempang, Kota Batam.
"Jadi nanti terserah mereka mau pilih yang mana. Di Dapur 3 Sijantung sedang kami kerjakan, dan mau ke Dapur 6 Tanjung Banon juga silakan," ujar Rudi.
Lebih lanjut, Rudi menyebut akan terus bersosialisasi dengan melakukan pertemuan-pertemuan aktif kepada warga agar rencana percepatan relokasi dan pengembangan proyek bisa berjalan dengan baik.
"Kami akan dekati terus, agar selesai masalahnya. Yang penting kami bekerja semampu kami, sesuai dengan yang diperintahkan kepada kami," ujar Rudi.
Menurut Ariastuty, pihaknya juga akan memperpanjang masa pendaftaran relokasi warga Rempang tahap pertama, yang awal direncanakan berakhir pada 20 September 2023.
"Kami akan memperpanjang masa pendaftaran ini. Kami melihat situasi dulu, jadi sifatnya dinamis," ujar Ariastuty.
Begitu juga rencana awal untuk pengosongan tahap pertama terhadap empat kampung di Kelurahan Sembulang dan Rempang Cate, yang rencana awal pada tanggal 28 September 2023 mendatang.
"Tahap pertama tanggal 28 September, tapi kami masih menyesuaikan dengan melihat kondisi," katanya.
Sedangkan untuk data terakhir warga yang sudah mendaftar, Ariastuty menyebutkan sampai kini telah lebih dari 100 Kepala Keluarga (KK) yang mendaftar bersedia untuk direlokasi.