Lewat Pengeras Suara, Polisi Minta Demonstran Bubar dan Salat Isya
Merdeka.com - Suasana ricuh di stasiun Palmerah, Jakarta masih berlangsung. Polisi lewat pengeras suara meminta peserta demo pulang.
Pantauan di lokasi, Senin (30/9), massa yang berada di sekitaran Stasiun Palmerah masih bertahan. Polisi melalui pengeras suara stasiun mengancam akan menangkap demonstran bila tidak bubar.
Petugas sempat melepaskan gas air mata dan terdengar pecahan kaca berulang-ulang. Polisi juga mengimbau para anggota Brimob menahan tensi demo.
-
Bagaimana polisi menanggapi demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas. Adapun, exit tol Cikarang dialihkan ke exit tol lain seperti Bekasi Barat maupun Cibitung.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
Polisi kembali mengimbau para demonstran balik kanan saat azan isya berkumandang.
"Adik adik SMK sudah kembali, sudah Salat Isya," ucap polisi melalui pengeras suara.
Sementara, beberapa saat lalu kereta dari stasiun Palmerah sempat melintas. Beberapa pengendara motor juga terlihat melewati jalan Tentara Pelajar.
Kapolres Minta Brimob Selonjoran Dulu
Saat ini situasi di lokasi berangsur kondusif. Massa mulai bubar setelah azan Isya berkumandang.
Mulanya para demonstran tak mau mendengar imbauan polisi untuk bubar. Akhirnya, dengan nada tegas Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Harry Kurniawan bicara lewat pengeras suara.
Harry mengancam peserta bubar dan tidak terprovokasi. Jika tidak, demonstran ditangkap. Pelan pelan aparat yang di dominasi Brimob berhasil membubarkan barisan massa.
Tak lama kemudian, Harry berseloroh meminta kompi Brimob dari istirahat. "Brimob Maluku Utara selonjoran dulu gak papa, selonjoran dulu," kata Harry lewat pengeras suara.
Dirinya kemudian sempat menyinggung anggota polisi yang leha-leha di dalam gedung DPR. Dia meminta para polisi yang bergantian istirahat mengambil air mineral untuk aparat yang selesai mengendalikan massa.
"(tolong) Ambilin Aqua dari dalem, dari pada lihat lihat doang, bantuin kami polisi ambil aqua,," ucapnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaSpontan anggota yang lain langsung melindunginya dengan tameng plastik dan diarahkan menjauh dari lokasi.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaPolisi memukul mundur pendemo karena sesuai aturan batas waktu menyampaikan aspirasi pukul 18.00 Wib.
Baca SelengkapnyaPolri harus membuka diri dengan melakukan evaluasi pelaksanaan operasi pengamanan massa.
Baca SelengkapnyaSaling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaDemonstran kini sudah sampai menutup Tol Dalam Kota tepat di depan gedung DPR, Kamis (22/8) sore.
Baca SelengkapnyaDi sisi kanan, massa membakar ban bekas dan melemparkan botol-botol ke arah barikade petugas yang berada di dalam kawasan Gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaAksi demonstrasi di depan Gedung MPR DPR RI antara yang mendukung hak angket dan menolak ricuh.
Baca SelengkapnyaUsman menyoroti penggunaan water cannon, gas air mata, atau penangkapan dan penahanan secara sewenang-wenang kepada pengunjuk rasa.
Baca SelengkapnyaMassa akhirnya mundur secara perlahan dan membubarkan diri dari sekitar gedung DPR RI
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca Selengkapnya