Mahasiswa Solo Gelar Demo, Kritisi Jokowi di Tanah Kelahirannya
Merdeka.com - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Solo Raya menggelar demonstrasi di bawah Flyover Purwosari, Selasa (12/4) petang. Aksi yang diikuti sekitar 100 orang tersebut menyampaikan tuntutan yang hampir sama dengan aksi BEM SI, Senin kemarin.
Ketua Umum HMI Cabang Sukoharjo, Fierdha Abdullah Ali mengatakan, aksi unjuk rasa hari ini sebagai lanjutan aksi 11 April 2022 kemarin.
"Ini menjawab rumor bahwa mahasiswa Solo tidak berbuat apa-apa setelah aksi 11 April 2024. Kami katakan, mahasiswa siap mengkritisi Presiden Jokowi meski di tanah kelahirannya," kata Fierdha.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Mengapa mahasiswa demo di tahun 1965? Para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) itu tidak puas dengan kebijakan pemerintahan Orde Lama. Mereka terus melakukan demonstrasi dan meminta Presiden Sukarno bertindak tegas terhadap PKI dan menteri-menteri yang tidak becus bekerja.
HMI, dikatakannya, tetap menolak wacana penundaan Pemilu 2024 dan jabatan presiden tiga periode, meski Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menegaskan bahwa Pemilu akan berlangsung sesuai jadwal. Penolakan tersebut akan terus didengungkan, karena pihaknya mencurigai adanya gerakan dari dalam Istana yang tetap menginginkan penundaan Pemilu dan perpanjangan jabatan presiden.
"Kami bukan tidak mendengar statement dari Istana, tetapi kami melihat adanya potensi dari sejumlah oknum di pemerintahan untuk mengubah isi UU yang sudah ada," katanya lagi.
Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh HMI, lanjut dia, ada beberapa gerakan di dalam Istana yang menginginkan adanya amandemen UUD 1945 tentang pemilu dan jabatan 3 periode.
Menurut dia, usai 11 Maret 2022 isu wacana tiga periode muncul dari salah satu pejabat di jajaran pemerintahan Presiden Jokowi. Kemudian pada 30 Maret 2022, salah satu pejabat memiliki Big Data, namun enggan membukanya.
"Kami mensinyalir ada gerakan di sekitar presiden untuk mengamandemen UUD 1945," tandasnya.
Dalam aksi tersebut, para mahasiswa juga membentangkan sejumlah spanduk dan poster yang berisi tuntutan dimaksud. Puas berorasi dan menyampaikan tuntutan, para mahasiswa membubarkan diri. Meski sejumlah atribut sempat disita polisi, namun aksi yang berakhir sekitar pukul 18.00 WIB tersebut berakhir damai.
Kapolresta Surakarta Kombes Ade Safri Simanjutak yang memantau jalannya aksi, membantah pihaknya menyita atribut HMI. Atribut tersebut diamankan oleh warga yang melintas karena khawatir akan membahayakan pengguna jalan.
"Alhamdulillah aksi dari HMi berlangsung tertib dan aman. Saya ucapkan terima kasih," pungkas mantan Kapolres Karanganyar ini.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka meneriakkan yel-yel meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk mundur dari jabatannya dan segera pulang ke kampung halaman Solo.
Baca SelengkapnyaPuluhan anggota BEM Korwil Jateng DIY berunjuk rasa di depan Kantor Wali Kota Solo sekaligus Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, Senin (18/12) sore.
Baca SelengkapnyaMereka melakukan long march sejak dari Taman Parkir ABA Yogyakarta hingga Kawasan Titik Nol Kilometer.
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid sempat membacakan puisi berjudul 'Sak Karepmu' di depan ribuan massa aksi Jogja Memangg
Baca SelengkapnyaMereka mendesak KPU untuk bekerja secara profesional serta bersikap adil dan netral dalam pelaksanaan Pemilu 2024 pada 14 Februari besok.
Baca SelengkapnyaMahasiswa berangka pukul 11.30 menggunakan 10 kopaja dan 20 angkot. Mereka juga membawa sejumlah spanduk dan poster.
Baca SelengkapnyaAliansi Mahasiswa Bekasi-Karawang menggelar demonstrasi di Jalan Cut Meutia, Kota Bekasi, Selasa (6/2). Mereka membakar foto Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaJokowi menuturkan, setiap masyarakat Indonesia bebas berpendapat.
Baca SelengkapnyaMassa Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) juga melakukan aksi bakar ban di kawasan Patung Kuda.
Baca SelengkapnyaSebanyak 1.929 personel gabungan dikerahkan untuk mengawal jalannya unjuk rasa.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, mahasiswa menentang Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) yang disampaikan Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR.
Baca Selengkapnya