Mantan Jubir Khofifah dan Politikus PSI Diperkirakan Duet di Pilwali Surabaya 2020
Merdeka.com - Dua politikus muda asal Surabaya, KH Zahrul Azhar Asad alias Gus Hans dan Dhimas Anugrah, bertemu. Spekulasi pertemuan itu disebut-sebut untuk membahas kemungkinan duet keduanya di Pilwali Surabaya 2020.
Gus Hans sendiri, bukan nama baru di panggung politik. Selain mantan Jubir Gubernur dan Wagub Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa-Emil E Dardak di Pilgub Jawa Timur 2018 lalu, Gus Hans juga merupakan Sekjen Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN).
Sementara Dhimas Anugrah yang merupakan politikus muda asal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengatakan, bahwa pertemuan yang dikemas buka puasa bareng itu terjadi Kamis (30/5) malam kemarin di salah satu hotel di Surabaya.
-
Apa itu Politik Identitas? Politik identitas merujuk pada fenomena di mana individu atau kelompok mengidentifikasi diri mereka berdasarkan karakteristik tertentu, seperti etnis, agama, gender, orientasi seksual, atau faktor-faktor lain yang mencirikan identitas sosial mereka.
-
Siapa yang menggunakan Politik Identitas? Sebagai contoh, kelompok etnis atau agama dapat bersatu untuk memperjuangkan hak-hak mereka atau untuk menentang diskriminasi yang mungkin mereka alami.
-
Bagaimana Gus Dur menunjukkan keberagaman? Tak hanya soal kebijakan, bahkan pakaian yang ia kenakan juga menunjukkan keberagaman di mana hal itu menjadi ikonik dari dirinya. Pakaian yang sering ia kenakan adalah baju batik, sarung, dan peci. Hal ini menarik karena beliau adalah santri, kiai, atau ulama, dan pernah menjadi ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Namun, dibanding menggunakan gamis putih panjang yang sering dipakai oleh para habib, ia lebih memilih memakai batik.
-
Bagaimana Politik Identitas digunakan? Dalam masyarakat, politik identitas digunakan sebagai sarana untuk memperjuangkan hak-hak yang seringkali tidak terpenuhi, seperti hak-hak politik, ekonomi, dan kebudayaan.
-
Bagaimana Jenderal Agus mengabdi kepada NKRI? 'Ya kita kan punya sapta marga dan sumpah prajurit ya. Kita ikuti saja itu, ada batasan. Yang jelas ya kepada NKRI, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 itu. Jadi, pegangan saya sapta marga sumpah prajurit,' ungkapnya.
-
Apa falsafah Jenderal Agus Subiyanto? 'Dulu saya pribadi punya falsafah sendiri. Kalau kita bisa beli sepeda, hanya bisa beli sepeda, jangan berpikir kita untuk beli motor,' ujar Agus Subiyanto.
"Sudah lama janjian, tetapi karena beliau (Gus Hans) baru pulang dari luar negeri, jadi baru sore itu kami dapat berbuka bersama," kata Dhimas di Surabaya, Sabtu (1/5).
Dhimas juga tak membantah jika pertemuan tersebut untuk membahas Pilwali Surabaya 2020 dengan komposisi Gus Hans sebagai bakal calon wali kota sedangkan Dhimas sebagai bakal calon wakil wali kotanya.
Bahkan, Gus Hans yang juga dikonfirmasi terkait hal ini mengatakan keyakinannya untuk ikut bertarung menggantikan Wali Kota Tri Rismaharini yang sudah dua periode memimpin Surabaya. "Sejauh jika masuk bursa cawali tetap memberi ruang bagi saya untuk menjadi diri sendiri, maka saya akan bersedia maju," tegasnya.
Gus Hans juga tanpa ragu melontarkan apresiasinya terhadap Dhimas dan partai anak muda besutan Grace Natalie tersebut. "PSI sebagai partai baru yang bisa meraih empat kursi di DPRD Surabaya menunjukkan bahwa partai ini menjadi harapan baru bagi masyarakat," kata kiai muda pengasuh Ponpes Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang tersebut.
Menurut Gus Hans, PSI dan Dhimas memang menjadi fenomena politik tersendiri di Kota Pahlawan. Dengan raihan empat kursi di DPRD Kota Surabaya pada Pileg 2019 lalu, PSI cukup memberi kejutan meski gagal secara nasional memenuhi 4 persen Parliamentary Threshold.
Dhimas sendiri mampu membetot perhatian publik karena mengusulkan konsepnya memajukan pendidikan di Indonesia dengan menerapkan kurikulum berbasis bakat dan minat siswa.
Gus Hans pun mengklaim bahwa dirinya memiliki prinsip dan DNA yang sama dengan Dhimas Anugrah. Yaitu melihat politik sebagai alat untuk melayani masyarakat, bukan untuk mengeruk keuntungan bagi diri sendiri dan golongannya.
"Nilai-nilai yang diperjuangkan PSI tersebut sama dengan yang saya perjuangkan, maka tidak ada yang memberatkan. Saya sangat mendukung perjuangan Bro Dhimas dan teman-teman PSI dengan nilai-nilai idealis yang mereka bawa," sambung Gus Hans.
Di sisi lain, Dhimas dan Gus Hans sama-sama memiliki gagasan memberikan edukasi pada masyarakat akan pentingnya keberagaman. Sehingga isu-isu SARA yang dijadikan 'bahan bakar' oleh pihak tertentu untuk memecah belah bangsa ini, bisa diantisipasi.
Sebagai intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU) dan dikenal sebagai tokoh kerukunan lintas agama, Gus Hans juga mengklaim bahwa dia merasa memiliki kesamaan dengan PSI, "Yang juga berjuang melawan intoleransi," katanya.
Sebatas Saling Menjajaki
Terpisah, Jubir Surabaya Politics and Culture Society (SPCS), Heri Si menilai, bahwa pertemuan antara Gus Hans dan Dhimas itu hanya sebatas saling menjajaki dan itu lumrah dalam politik elektoral.
"Surabaya memang butuh pemimpin muda, jadi pertemuan mereka ini secara politis cocok dengan kebutuhan Surabaya saat ini, yaitu pemimpin yang enerjik, inovatif, dan yang punya keinginan kuat dalam membangun Surabaya sebagai kota modern," papar Heri.
Heri juga menilai, masuknya nama Gus Hans dalam bursa Pilwali Surabaya 2020, itu wajar. Apalagi sukses Gus Hans mengantar Kofifah-Emil menjadi Gubernur dan Wagub Jawa Timur, serta memiliki kepedulian terhadap pendidikan. "Saya rasa dia (Gus Hans tak banyak perbedaan dengan Dhimas," ucap Heri.
Heri melanjutkan, sementara nama Dhimas mulai menarik perhatian publik karena rajin blusukan saat Pileg 2019 kemarin. "Orangnya cerdas, fokusnya ke pendidikan dan revolusi mental generasi muda. Saya rasa dia politisi yang potensial karena semangat anti-korupsi dan perlawanan terhadap intoleransi oleh partainya," tandas Heri.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Said, PDI Perjuangan sadar bahwa Jawa Timur adalah basis Nahdliyin atau kaum santri tradisional, dan kaum nasionalis.
Baca SelengkapnyaKetua DPD Golkar Jatim M Sarmuji mengatakan, partai berlambang pohon beringin tetap berada di barisan Khofifah-Emil.
Baca SelengkapnyaTri Rismaharini mengaku tidak mengenal KH Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans secara pribadi, meski mereka telah ditetapkan sebagai bakal calon gubernur dan Wagub
Baca SelengkapnyaGus Hans menjelaskan proses awal mengapa sampai dirinya terpilih untuk mendampingi Risma dalam kontestasi Pilkada Jatim.
Baca SelengkapnyaPDIP menilai, Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans bisa mewakili anak muda.
Baca SelengkapnyaUsai resmi menjadi cawagub dari PDIP, Gus Hans akan segera memundurkan diri dari partai tempat ia selama ini bernaung, yakni Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaGus Han adalah pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Azhar Darul Ulum, Peterongan, Jombang dan Wakil Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu).
Baca SelengkapnyaSaid menyebut Risma yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Surabaya dan Menteri Sosial memiliki rekam jejak bersih dari korupsi.
Baca SelengkapnyaSedih, kalau Jawa Timur sebagai basis santri, tetapi pemerintahannya di obok-obok KPK.
Baca SelengkapnyaKemiskinan di Jawa Timur mencapai 9,79 persen, sedangkan kemiskinan tingkat nasional 9,03 persen.
Baca SelengkapnyaSaid meminta komitmen semua kader dan pengurus DPC PDIP di Jatim untuk bersungguh-sungguh memenangkan Risma
Baca SelengkapnyaKetua Badan Anggaran DPR RI itu meyakini pasangan Risma-Gus Hans akan mendapat mandat dan kepercayaan dari masyarakat Jatim.
Baca Selengkapnya