Manusia tertua di Yogya punya anak 2, 4 cucu dan 6 cicit
Merdeka.com - Mbah Suparni, perempuan berusia 117 tahun warga Padukuhan Sandang, Kelurahan Tegaltirto, Kecamatan Nanggulan, Kulonprogo, DIY merupakan sosok yang mandiri dan tak menggantungkan diri pada anak maupun cucu. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Mbah Suparni masih bekerja menjual jamu dan kain keliling desa. Mbah Suparni juga masih membuat tali tampar dari bahan pandan untuk menyambung hidupnya.
Bahkan, Mbah Suparni yang memiliki dua anak bernama Tukiyem dan Tukino ini tak mau tinggal serumah dengan anak maupun cucunya. Nenek empat cucu dan enam cicit ini lebih memilih tinggal di gubuk kayu berdinding bambu dengan ukuran 3x3 meter sendirian dibandingkan harus merepotkan anak dan cucunya.
Bagi Mbah Suparni, tinggal sendirian di gubuk lebih nyaman di bandingkan harus tinggal menumpang di rumah anak dan cucu. Meskipun hanya ditemani radio tua, tetapi Mbah Suparni merasa lebih tenang tinggal sendirian.
-
Kenapa Pak Suji memilih tinggal di gubuknya? 'Rame sih rame, tapi memang dari dulu sudah tinggal di sini, jadi sudah betah di sini,' kata Pak Suji dengan menggunakan Bahasa Jawa logat ngapaknya.
-
Kenapa Pak Sunandar tinggal di gubuk? 'Enak lah cocok di sini,' kata Pak Sunandar saat ditanya alasan tinggal di gubuk itu oleh pemilik kanal YouTube Hardi ArtVenture.
-
Siapa yang menemani Mbah Soyo di gubuknya? Saat Jejak Richard mengunjungi gubuk itu, kebetulan istrinya juga datang. Sang istri datang dengan membawa nasi beserta makanan yang disimpan di dalam panci.'Ini makanan saya bawa dari bawah. Ada terong dan sayur lodeh. Ini juga ada keripik tempe,' kata Ibu Karsi, istri Mbah Soyo.
-
Di mana anak bisa ditinggal sendirian? Dalam hal ini, definisi 'sendirian' bagi anak di bawah 7 tahun terap mencakup keberadaan orangtua di dekat anak secara fisik dan dalam jangkauan pendengaran. Meninggalkan bayi yang tenang atau anak balita yang suka berpetualang sendirian di ruangan yang aman bagi anak sepenuhnya diperbolehkan selama interval waktu tertentu selama anak merasa nyaman, tetapi ketika kegaduhan atau masalah bisa terdeteksi, orangtua perlu siap untuk bertindak.
-
Kenapa Mbah Subeno memilih tinggal di gubuk pinggir laut? 'Alasan dia memilih hidup seperti itu saya kurang tahu persis, mas. Padahal anak cucu sudah membujuk pulang, sudah juga menyediakan kamar khusus untuk beliau, cuma beliau belum mau,' kata Bapak Radal, penjaga wisata Bukit Pengilon, mengutip YouTube Cerita Desa Indonesia.
-
Kenapa Bu Wahyuti tinggal di kampung terpencil? Bu Wahyuti mengatakan ia terpaksa tinggal di kampung terpencil itu karena belum memiliki rumah sendiri, sehingga ia dan keluarganya harus menumpang di rumah yang disewakan pihak perhutani.
"Lebih nyaman tinggal di gubuk sendirian daripada merepotkan anak cucu. Lha tinggal di gubuk sendirian aku ya tidak pernah sakit kok," ucap Mbah Suparni dalam bahasa Jawa, Kamis (6/7).
Kesendirian bagi Mbah Suparni bukanlah hal yang baru. Mbah Suparni sejak tahun 1965 sudah terbiasa berjuang sendirian untuk membesarkan kedua anaknya paska ditinggal merantau oleh Karto Pawiro ke Metro, Lampung. Sejak merantau ke Metro, akhirnya Karto memilih untuk menikah lagi dan tak pernah kembali ke Kulonprogo.
Saat akan menikah lagi, Karto pernah meminta Mbah Suparni untuk cerai. Tetapi perceraian ini ditolak oleh Mbah Suparni. Meskipun dirinya mengizinkan hubungan pernikahan suaminya dengan perempuan lain.
"Cerai itu hanya untuk orang yang ditinggal mati. Pernah ada orang lain yang mengajak menikah tapi saya tolak. Saya cuma ingin membesarkan anak dan mengurusnya," ucap Mbah Suparni.
Tak mendapatkan nafkah dari suami dan harus membesarkan dua orang anak tak membuat Mbah Suparni putus asa. Mbah Suparni justru bersemangat untuk terus bekerja demi kedua anaknya. Semangat ini hingga saat ini masih terus dipegang oleh Mbah Suparni. Meskipun sudah berusia lanjut, Mbah Suparni tetap bekerja dan menghidupi dirinya sendiri.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Walaupun keluarganya sudah membujuknya untuk tinggal bersama mereka, namun Mbah Subeno tetap memilih tinggal menyendiri di sana.
Baca SelengkapnyaMbah Soyo sudah 35 tahun tinggal menyendiri di puncak bukit. Dia tinggal di sana untuk menjaga lahan pertaniannya dari serangan kera
Baca SelengkapnyaPria paruh baya itu memilih hidup sendirian, jauh dari hiruk-pikuk manusia dan peradaban dunia.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda bernama Jatnika memiliki tempat tinggal yang unik yaitu di gua yang ada di tengah hutan.
Baca SelengkapnyaDi usianya yang tak lagi muda, seorang pria berikut ini diketahui tinggal sebatang kara.
Baca SelengkapnyaBagi Mbah Suparni, menjaga pikiran adalah kunci agar kondisi jiwa raga tetap sehat.
Baca SelengkapnyaIa mengaku lebih suka tinggal di makam karena suka dengan keheningan.
Baca SelengkapnyaIa mengaku sudah tinggal sendirian di gubuk tersebut selama tiga tahun.
Baca SelengkapnyaMeski hidup sederhana dengan keterbatasan yang ada, namunia merasa sangat nyaman menikmati hari-hari tuanya.
Baca SelengkapnyaPotret rumah sederhana milik seorang pria di pinggiran hutan.
Baca SelengkapnyaTak ada pilihan lain bagi Pak Kasimin selain tinggal di tengah hutan. Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya.
Baca SelengkapnyaPotret rumah seorang pensiunan TNI AL yang ada di tengah hutan di Sumedang, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya